AMBON, Siwalimanews – Universitas Pattimura Ambon kembali menambah dua guru besar, setelah Rektor Unpatti Prof Dr MJ Saptono mengukuhkan Prof Dr Adriana Hiarej sebagai guru besar bidang ilmu biologi konservasi pada Fakultas MIPA dan Prof Dominggus Rumahlatu sebagai guru besar bidang ilmu pendidikan biologi pada Fakultas KIP.

Pengukuhan kedua guru besar ini dilakukan dalam rapat terbuka senat Unpatti yang dipusatkan di aula universitas tersebut, Senin (20/12). Dengan dikukuhkannya kedua guru besar ini, maka total guru besar di Unpatti saat ini sebanyak 70 orang.

Rektor Unpatti Prof Dr MJ Saptenno pada kesempatan itu mengatakan, peristiwa ini wajib disyukuri, sebab dipenghujung tahun 2021, Unpatti kembali menambah dua guru besar yang ahli pada bidangnya.

“Salah satu indikator kinerja utama perguruan tinggi adalah, penilaian tentang jumlah guru besar yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tersebut,” ujar rektor.

Dikatakan, dengan pengukuhan dua guru besar ini, maka diharapakan Unpatti dapat melakukan desiminasi berbagai hasil penelitian dan membangun kerjasama penelitian dengan institusi atau universitas lainnya, guna pengembangan keilmuan.

Baca Juga: Personel Koramil Air Buaya Ajak Warga Galakan Jumat Bersih

“Semuanya harus berjuang dan berlomba dengan waktu yang ada, sebab kedepan, guru besar yang tidak melakukan penelitiaan akan dicopot dan    yang di pakai hanya titel doktornya,”pungkasnya.

Sebelumnya Prof Dr Dra Adriana Hiariej, dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Pisang Tongka langit Biodiversitas dan Inovasi Produk menjelaskan, komoditas buah tropis popular yang digemari seluruh kalangan masyarakat dunia adalah pisang (Musa sp).

Genus musa merupakan salah satu genus dari tiga genus musaceae, dan termasuk ke dalam salah satu jenis tanaman busah dengan prospek cerah, kerena memiliki tingkat konsumsi yang tinggi.

“Oleh karena itu, saya mengajak semua orang untuk mensyukuri nikmat dan berkat Tuhan Yang Maha Esa sambil mengubah cara pandang konsumsi kita terhadap ciri unggul pisang tongka langit sebagai salah satu pangan unik Provinsi Maluku dan secara bersama-sama dengan lembaga, pemda, petani pisang, konsumen, dan pemangku kepentingan lainnya (termasuk kolaborasi lintas disiplin ilmu), untuk terlibat secara aktif dalam pengembangan produk pisang sebagai icon pangan Maluku menjadi pangan yang tak terbilang jumlahnya, mencapai seribu,” ajaknya.

Sementara itu Prof Dr Dominggus Rumahlatu, dalam pidatonya yang berjudul Biota Perairan Sebagai Biomonitoring Pencemaran Logam Berat dan Pemanfaatannya  Sebagai Sumber Belajar mengatakan, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembang pula berbagai industri.

Akibatnya lingkungan menjadi salah satu sasaran pencemaran, terutama lingkungan perairan yang sudah pasti terganggu oleh adanya limbah industri, baik industri rumah tangga, industri pertanian maupun industri pertambangan.

Salah satu penyebab pencemaran di perairan yakni logam berat. Pencemaran logam berat, merupakan permasalahan yang sangat serius untuk ditangani, karena merugikan lingkungan dan ekosistem secara umum. (S-51)