USIA ke 24 tepat di hari ini, adalah sua­tu berkat dan anu­gerah yang luar bi­asa dari Tu­han yang Ma­ha Kuasa, di te­ngah arus persaingan yang be­gitu ketat dalam in­dustri media. Tentu saja kami bangga dengan hasil kerja keras dalam pro­ses meng­olah, memper­ta­hankan dan me­ning­kat­kan kinerja, atas campur tangan dan perlindungan da­riNYA.

Tanggal 25 Oktober 2023, Si­walima berusia 24 tahun. Itu artinya kami menjadi surat kabar terlama di Maluku yang masih tetap men­jaga kerbersamaan, dengan se­cara rutin menemui pembaca, kala teknologi komunikasi berja­ringan internet, serta berbagai implika­sinya menjadi tantangan bagi media sejenis yang perlahan memu­dar dan akhirnya berhenti terbit.

Tak bisa dihindari memang, per­kemba­ngan media dari cetak ke elektronik lalu ke online, mem­buat persaingan semakin ketat. Inovasi strategi, visi dan misi pun dilaku­kan untuk menghadapi persaing­an dengan media baru ini yang me­ng­usung pembe­ritaan cepat dan berita bergulir.

Untuk mampu bertahan, Siwali­ma dituntut beradaptasi dengan berbagai langkah cerdas terkait teknologi media, serta mengako­modasi kebutuhan, kebiasaan dan selera pembaca yang berubah begitu cepat.

Pada momentum 24 tahun Siwalima yang bertepatan dengan penyelenggaraan pemilu serentak di tahun ini, kami dituntut untuk mengambil peran sebagai pembentuk opini publik, menjadi komunikator antara pemerintah dan rakyat, serta menjalankan fungsi pengawasan, hingga melakukan misi sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat luas tentang pemilu itu sendiri.

Baca Juga: Tim Pesparani Maluku Turun di Semua Nomor Lomba

Peran besar ini harus dijadikan sebagai satu kesempatan untuk menyambut momentum pemilu, baik pemilu presiden maupun pemilu legislatif, agar terlaksana secara luber, jujur dan adil. Memang, media harus mengambil posisi sebagai partner rakyat untuk mengawasi pemilu dan mengarahkan opini publik agar iklim demokrasi tercipta dengan sehat.

Dalam pemilu yang nanti dilaksanakan 14 Februari 2024, ada enam asas yang harus dipenuhi yakni langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilu yang berasaskan luber dan jurdil hanya mampu dicapai dengan integritas para penyelenggara dan peran masyarakat dalam mengawasi kinerja penyelenggara.

Kesemua asas itu adalah satu kesatuan kolektif yang tidak dapat dipisahkan. Sejatinya Pemilu sebagai pesta demokrasi yang harus kita nikmati bersama idealnya harus dilaksanakan sesuai ketentuan Undang Undang dan amanat konstitusi untuk memuaskan hati seluruh rakyat Indonesia. Namun, tidak dapat kita pungkiri bahwa tindakan pelanggaran pemilu baik yang dilakukan oleh oknum penyelenggara, oknum peserta maupun oknum masyarakat pendukung, selalu terbuka lebar.

Peluang pelanggaran pemilu itulah yang menjadi sebuah tantangan yang perlu kita hadapi bersama. Di sinilah peran Siwalima sebagai media pengawas dan pengontrol pemilu dijalankan, agar pemilu dapat dilaksanakan secara sukses seperti yang diharapkan.

Kejujuran dalam memberikan informasi merupakan salah satu kunci keberhasilan pemilu. Bagaimana tidak, ketika menyajikan informasi-informasi faktual dan jujur ke muka publik, hal-hal yang tersembunyi akan terungkap dan menjadi sebuah penilaian bagi publik itu sendiri.

Siwalima dituntut untuk mengambil sikap independen dalam menyajikan berita seputar pemilu, sebab segala jenis berita yang disuguhkan, akan menjadi konsumsi publik yang begitu mudah membentuk opini masyarakat.

Keberanian Siwalima dalam melaporkan pelanggaran-pelanggaran pemilu nanti, akan diuji pada tahun politik seperti ini, sebab proses pemilu sudah mulai dilangsungkan. Wartawan Siwalima harus mengambil sikap objektif dalam melaporkan berita pemilu, sebab akan ada banyak sekali kepentingan oknum pelanggar yang terhalang. Meskipun hal ini menjadi sebuah tantangan yang sulit, namun tetap harus berjalan dengan natural dan apa adanya sebab dengan adanya sajian informasi yang demikian, rakyat dapat mengetahui situasi dan peta perpolitikan terkini.

Faktanya, hingga hari ini begitu besarnya peran media massa dalam menyajikan dan membuka informasi membuat masyarakat lebih berani dalam mengambil sikap kritis melawan kezaliman. Jika dibandingkan dengan era orde baru, keterbukaan informasi yang terbatas membuka corong besar kecurangan dan pelanggaran sehingga oligarki tetap langgeng di panggung kekuasaan.

Di sisi lain, kepercayaan mas­yarakat selalu menjadi sprit bagi kami untuk menjalankan fungsi dan peran media sesuai amanat Pasal 3 ayat 1 UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Konkritnya, setiap pilihan yang ditentukan oleh masyarakat melalui pesta demokrasi 2024 nanti, akan menentukan arah roda pemerintahan dan ke arah mana bangsa ini akan dibangun oleh para pemimpin negeri dan wakil rakyat yang kita pilih. Tujuannya tak lain adalah untuk tetap menjaga kebersamaan antar sesama anak bangsa.

Tak mudah memang, tapi kami harus menjalankan semua ini sebagai sebuah tanggung jawab profesi, demi dan untuk semua kita yang berada di dalamnya.

Pada akhirnya, kami merasa sa­ngat perlu sekali lagi berterima kasih kepada para pembaca dan relasi setia, serta semua pihak yang sedari awal berjuang dan terus ada bersama Siwa­lima hingga titik ini.

Duku­ngan dan doa Anda semua akan menjadikan Siwalima tetap kokoh menatap masa depan, untuk tetap menjaga kebersamaan.(Pemimpin Redaksi Siwalima)