AMBON, Siwalimanews – GM Wilayah Telkom Maluku, Haris Setiyawan memastikan penyambungan serat optik program Palapa Ring Timur sudah disambung untuk Kota Dobo dan Kota Saumlaki.

“Kita pastikan akses internet di dua wilayah tertinggal, terdepan dan terluar atau 3T sudah diatasi,” kata Haris dalam keterangan persnya di lantai VI Kantor Gubernur Maluku, Senin (6/4).

Ia menjelaskan tahun 2020 ada tiga wilayah dimaluku yang menjadi prioritas penyambungan sert optik yakni Kota Dobo, Kota Saumlaki dan Kota Tiakur.

“Dua kota ini sudah tersambung sementara untuk Kota Tiakur sudah on progres, namun belum bisa dilanjutkan karena terkendala penyebaran virus corona,” ujar Haris.

Menurutnya pihak telkom dalam melaksanakan tugas tertap memperhatikan keselamatan karyawanya.

Baca Juga: Bupati Buru Mohon Penangguhan Pinjaman ASN di Bank

Seluruh karyawan di lengkapi dengan alat pelindung seperti masker, sarung tangan dan kelengkapan lainnya namun program ini belum bisa diteruskan.

“Kami mengikuti kebijakan pemerintah untuk tidak keluar daerah untuk sementara dan membatasi orang dalam jumlah banyak sehingga proses pekerjaan di Tiakur belum dapat kita lanjutkan,” tegasnya

Sebelumnya diberitakan, Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Petrus Fatlolon mengelukan jaringan internet di wilayahnya sangat lambat.

Hal ini diutarakan oleh Fatlolon ketika pertemuan terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Ambon. Pertemuan terbatas yang ikut dihadiri Gubernur Maluku, Murad Ismail dan sejumlah bupati dan walikota di Maluku yang berlangsung di hotel tempat menginap Presiden ketika melakukan kunjungan kerja di Ambon, Senin (28/10).

“Dalam pertemuan itu saya usulkan kebutuhan didaerah salah satunya jaringan internet yang masih sangat lambat,” terang Fatlolon kepada wartawan di Ambon, Selasa (29/10).

Menurut Fatlolon, karena lambatnya akses internet ia harus mengutarakan langsung kepada kepala negara, karena internet saat ini telah menjadi kebutuhan setiap orang.

Sementara untuk di pusat Kota Saumlaki saja jaringan sangat lambat, bagaimana dengan daerah pedesaan.

“Didalam kota Saumlaki saja jaringan internet lambat dan sulit diakses, bagaimana dengan di pedesaan.  Jadi saya sampaikan masalah itu juga,” terang Fatlolon.

Selain terkait jaringan internet ia juga menyampaikan sejumlah masalah lainnya berupa infrastuktur, pelayanan publik yang sangat dibutuhkan di Kepulauan Tanimbar.

Infrastuktur seperti jalan dan jembatan serta rumah sakit masih sangat minim di kepulauan Tanimbar pada hal kedepan pusat pengelolaan Blok Masela akan dipusatkan di Tanimbar.  “Ketika Blok Masela beroperasi ada 30 sampai 40 ribu orang tenaga kerja yang datang dan kita butuhkan sarana penunjang seperti sarana kesehatan yang memadai dan presiden mendengar itu semua,” tandasnya. (S-39)