AMBON, Siwalimanews – Tingginya angka kematian, Satgas Covid-19 Kota Ambon gencar melakukan sosialisasi dengan melibatkan camat, raja, kepala desa, lurah sampai ketingkat RT/RW.

“Kita akan tingkatkan sosia­lisasi ke tingkatkan paling bawa guna menekan tingginya angka kematian untuk pasien terkon­firmasi dengan melibatkan mulai cari camat sampai dengan RT/RW,” terang Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Ambon, Joy Adriaansz ketika dikonfirmasi Siwalima, Rabu (17/2).

Dijelaskan tingginya angka kematian akibat covid menu­runkan nilai skoring zonasi Kota Ambon.

Dari hasil rekapan, kata Adria­ansz data beberapa minggu terakhir menunjukkan tiga ke­matian yang disebabkan oleh Covid-19, sehingga itu yang mempengaruhi skoring zonasi Kota Ambon yang saat ini telah menduduki total jumlah 1,76.

“Kematian itu sangat mem­pengaruhi skor kita kita ketahui dalam minggu terakhir ini saja ada 3 kasus kematian nah itu yang sangat berdampak bagi scorsing kita nah itu yang pada akhirnya sekarang kita turun dari 2,07 ke 1,76,” beber Adriaansz.

Baca Juga: Ambon Kembali ke Zona Merah

Oleh sebab itu, satgas dalam hal ini dinas kesehatan melalui puskesmas melakukan rapat bersama camat, lurah, kades, RT/RW untuk mengidentifikasi se­jumlah masyarakat yang kondisi kesehatan tak stabil.

Langkah tersebut dilakukan, guna meminimalizir angka ke­matian yang disebkan oleh covid, lantaran warga yang takut memeriksakan sakitnya ke puskes­mas atau fasilitas kesehatan yang tersedia.

“Kenapa kita lakukan itu karena sebagian pasien yang dirujuk ke rumah sakit, sudah dalam kondisi yang parah. Sehingga, mereka yang ketika dirawat memang sudah tidak sadar begitu. Nah.. memang untuk langkah-langkah penanganan yang dilakukan secara medis itu agak sulit sehingga terjadi peningkatan angka kematian,” jelasnya.

Adriaansz mengakui, meski angka kematian menanjak, namun angka kesembuhan di Kota Ambon semakin tinggi. Oleh sebab itu dirinya me­minta agar masharakat tetap sadar untuk memeriksakan diri ke pus­kesmas agar mengecilkan kemung­kinan buruk yang bisa saja terjadi.

Zona Merah

Tidak mampu memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Kota Ambon kembali masuk zona merah bersama dengan kota kabupaten lainnya di Indonesia.

Padahal Kota Ambon sempat be­rada di zona orange cukup lama, namun kembali masuk zona merah karena mencetak akang skoring de­ngan total 1,76, setelah sebelumnya berhasil menduduki angka 2,07.

Sebelumnya Kota Ambon juta telah ditetapkan masuk dalam zona merah oleh Satgas Covid Nasional di bukan Oktober 2020 kemudian beranjak ke zona orange.

Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Ambon, Joy Adriaansz mengung­kapkan, penurunan drastis terhadap total skoring zonasi terhitung per 7 Februari hingga 14 Februari 2021 yang disebabkan oleh meningkatnya pasien Covid-19.

“Jumlah skoring kita tangga 7 Feb­ruari 2021 itu 2,07 dan masih be­rada di Zona Orange. Namun karena beberapa hari ini sudah lebih dari tiga orang meninggal dunia akibat corona, makanya data skoring per tanggal 14 Februari hingga seka­rang menurun drastis  ke 1,76, atau telah masuk zona merah,” jelas Adriaansz.

Naiknya angka kasus kematian akibat covid dipercaya Adriaansz, yang merupakan pemicu turun kem­bali total skoting zonasi Kota Ambon saat ini.

“Walaupun angka kesembuhan meningkat dan terkonfirmasi menu­run, tapi jumlah kematian bertam­bah, maka itu tetap berpengaruh besar ter­hadap skoring kita saat ini,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Satgas Covid-19 mengambil tindakan, untuk meng­koordinasikan permasalahan terse­but kepada Wakikota Ambon, Richard Louhenapessy untuk menda­patkan arahan lebih lanjut.

“Kita masih kordinasi dengan pak walikota,  semoga saja ada jalan keluar yang bisa kita lakukan, agar Kota Ambon bisa kembali keluar dari zona merah menuju orange lagi,” paparnya.

Joy menghimbau, mengingat Kota Ambon telah beranjak dari resiko sedang (zona orange) menuju resiko tinggi (zona Merah), maka seluruh masyarakat diharapkan untuk tetap taat protokol Kesehatan.

“Posisi kita saat ini telah berada pada situasi yang paling sulit di masa pandemi, yakni Zona Merah. Mas­yarakat jangan sampai menganggap remeh persoalan ini, makanya kita himbau untuk jangan pernah abai­kan protokol kesehatan,”  tutupnya.

Ke Zona Merah

Sebelumnya diberitakan, baru saja masuk ke zona orange, Kota Ambon kembali ke zona merah penyebaran Virus Corona.

Masyarakat yang disalahkan oleh  Pemkot Ambon dan gugus tugas sebagai pihak yang tak taat protokol kesehatan. Padahal gugus tugas sendiri tak transparan. Banyak warga divonis positif Covid-19, tetapi tidak pernah diberikan bukti hasil uji swab dari laboratorium.

Belum lagi temuan dugaan penye­lewengan oleh tim unit Tipikor Satreskrimsus Polresta Ambon saat melakukan asistensi. Ketidakbe­resan yang terjadi membuat masya­rakat tak percaya terhadap gugus tugas. Kondisi ini turut mempe­ngaruhi tingkat kesadaran masyara­kat terhadap protokol kesehatan.

“Penyebab Ambon kembali ma­suk zona merah, karena peningkatan kasus korban meninggal dunia aki­bat corona. Pada saat zona orange, tercatat dua warga Kota Ambon meninggal. Nah, ini sangat berpe­ngaruh terhadap perubahan zonasi­nya,” kata Wakil Walikota Ambon, Syarif Hadler kepada wartawan di Ambon, Kamis (1/10).

Meskipun angka kesembuhan pasien Covid-19 semakin mening­kat, namun ada pasien yang meninggal, se­hingga mempengaruhi peta zonasi.

Ditanya penilaian berbagai kala­ngan, kalau gugus tugas tak becus bekerja, padahal anggaran puluhan miliar sudah dihabiskan untuk me­nangani Covid-19, Hadler meng­klaim, gugus tugas sudah bekerja maksimal.

“Kalau dibilang kurang becus ya penilaian masyarakat, saya tidak tahu, tapi dari kita gugus rasa-rasanya sudah semua kita lakukan saya kira itu,” tandasnya.

Hadler menghimbau masyarakat agar jangan takut atau ragu untuk pergi ke rumah sakit guna memeriksa kondisi kesehatan.

Jangan tunggu sudah kritis baru pergi. Jangan takut dengan isu tidak benar, lebih baik segera ke rumah sakit untuk diperiksa. Mati itu Tuhan punya kuasa, tetapi, upaya manusia untuk menyelamatkan nyawa seseorang orang itu adalah ikhtiar,” ujarnya.

Walikota Ambon, Richard Louhe­napessy mengaku sangat menya­yang­kan Ambon kembali ke zona merah. “Sampai dengan tanggal 26 September lalu, zona kita itu masih orange. Namun tanggal 27 September dia mengalami perubahan dan naik lagi ke Merah,” ujarnya. (S-52)