NAMLEA, Siwalimanews – Pasangan suami isteri (Pasutri) YTA dan suaminya JS, anak dan menantu dari pasien AS, salah pedagang sate di Kabupaten Buru rapid test reaktif positif.

Pasutri  ini ditracking dan langsung dirapid test, Sabtu (9/5),   pasca ayah mereka yang menderita sakit berstatus PDP dan rapid test reaktif positif.

Jubir Satgas Covid 19 Kabupaten Buru, Nani Rahim yang dihubungi Sabtu malam, menjelaskan, kendati suami-istri ini rapid test reaktif, keduanya sehat sehingga hanya masuk  kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) dan keduanya kini  masuk Orang Dalam Pengawasan (ODP).

“Mereka tidak bergejala,”jelas Nani Rahim.

Setelah rapid test reaktif, JS sejak Sabtu siang telah menjalani karantina di Penginapan Silta. Sedangkan istrinya sementara masih di RSU Lala, dan akan karantina mandiri di rumah saja.

Baca Juga: Gustu Masih Slow Saja

Satgas Covid 19 Kabupaten Buru dan pihak rumah sakit juga bertindak sigap dan terukur dengan melakukan rapid test pada rekan-rekan YTA, yang bertugas bersama di ruang HCU.Telah selesai dirapid test pada sabtu sore dan hasilnya semua negatif.

Sementara itu, informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, sebelum SA dibawa ke rumah sakit dengan keluhan deman, batuk, dan sesak nafas, satu keluarga di dalam rumah ini dikabarkan sempat sakit batuk pilek dan deman. Yang lain sembuh dan hanya AS saja yang masih sakit.

Seminggu dirawat di rumah, sakit SA tidak kunjung sembuh , sehingga anaknya yang juga seorang perawat di ruang HCU beserta keluarga memutuskan membawa bapaknya ke RSU Lala tanggal 6 Mei siang dengan keluhan demam, sesak napas dan batuk.

Saat masuk di UGD dan jalani perawatan di bangsal kelas, pasien AS hipertensi dan suhu badan 36,4 C, Pernapasan  24 x permenit, Saturasi Oksigen Dalam Darah (SPO2 73 X Permenit).

Dokter Ahli Penyakit yang merawatnya mencatat kondisi pasien selama perawatan di ruang kelas, menggunakan Oksigen (02) 7-9 liter permenit, tensi darah 160 /100 dan nadinya 114 permenit.

Karena sakit AS tidak kunjung membaik, ada kecurigaan yang bersangkutan terinfeksi, sehingga pemeriksaan dilakukan dengan rapid test.Hasilnya reaktif positif.

SA di Rawat dengan kondisi SP02 (Saturasi Oksigen dalam Darah) rendah, sehingga dokter yang merawatnya memberikan pertimbangan agar segera dirujuk ke Ambon sebelum kondisinya semakin lemah.

Menurut Nani Rahim, tracking terhadap seluruh keluarga SA didalam rumah akan berlanjut. Istri SA bersama dua orang cucu dan satu pembantu juga akan dirapid test guna memastikan mereka dalam keadaan sehat atau imun tubuh lagi reaktif melawan virus yang mulai bersarang di badan.

Dikarantina

Sementara itu, sebanyak 13 warga yang baru datang dari Pulau Ambon, sedang dikarantina di Desa, Waemorat Kecamatan Batabual, Kabupaten Buru.

13 warga ini datang dari Kota Ambon lewat Desa Asilulu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, baru melanjutkan perjalanan laut dengan longboat menuju Warmorat dan tiba di desa tersebut Minggu siang (10/5).

Ke-13 warga yang tiba dengan longboat dari Asilulu ini terdiri dari enam warga Warmorat antara lain, WB (22), F (24), bayi tujuh bulan, NB (20), SB (20) , dan CB (19).

Sisanya , tiga orang berasal dari Desa Lamahang, A (20) dan MT (20), HW (19).

Kemudian ada RB (18) dari Unit 15, dan I (22) asal Airbuaya.

Dua warga dari Pulau Pasir putih, Kecamatan Kepala Madan, Kabupaten Buru Selatan, juga ikut dalam rombongan ini,  CT (17) dan P (17).

Jubir Satgas Covid 19 Kabupaten Buru Nini Rahim yang dihubungi Minggu malam, membenarkan kedatangan 13 warga dari Kota Ambon ini.

“Saat ini sementara ditampung di rumah isolasi Desa Waemorat,”jelas Nani Rahim.

Menurut Nani, satgas akan melakukan langkah terukur terhadap mereka yang datang dari zona merah, yakni wajib karantina dan dirapid test.

“Apalagi mereka yang baru datang ini tidak dibekali surat keterangan sehat dari gugus tugas setempat. Kita suruh tahan di Waemorat untuk periksa rapid test,”  katanya. (S-31)