AMBON, Siwalimanews – Berdasarkan hasil swab tes yang dirilis Gustu Provinsi Maluku, jumlah pegawai Bank Maluku yang terpapar Covid-19 bertambah dari sebelumnya dua, menjadi tujuh orang.Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Maluku, Kasrul Se­lang memastikan ada penam­bahan pasien Covid-19, dari klaster Bank Maluku-Malut.

Sebelumnya hanya dua pe­jabat Bank Maluku-Malut yang dinyatakan terpapar Covid-19, yakni Kepala Divisi Sumber Daya Manusia, Ridha Hasa­nusi, serta Dayat, satu pejabat pada Divisi Umum.

“Ada penambahan pasien Covid dari Bank Maluku-Malut, kalau tidak salah itu lima orang,” ujar Kasrul kepada wartawan di Kantor Gubernur Maluku, Kamis (6/8), siang.

Kendati demikian, dia tidak me­rinci, siapa nama kelima pegawai yang terpapar.

Kasrul sendiri mengaku sudah sangat sulit untuk melihat klaster penyebaran virus corona di Maluku dan Kota Ambon pada khususnya, karena virus ini sudah menyebar di komunitas.

Baca Juga: Bayi Dua Bulan  Asal Ambon Sembuh dari Covid

”Sekarang kita tidak bisa lihat klasternya, sulit kita lihat dari kantor, bisa saja yang terpapar dari rumah makan atau dari luar, kita tidak tahu. Kita tidak bisa bilang lain,” ucap Kasrul.

Ditanya penambahan kasus ter­papar pada Bank Maluku-Malut ini, apakah itu pejabat atau pegawai, Kasrul mengaku penambahan itu semuanya pegawai.“Yang tambah itu pegawai bukan pejabat,” tandas­nya.

Dikatakan, penambahan jumlah yang terpapar di Bank Maluku-Malut tidak secara otomatis meng­hentikan operasional dan pelayanan bank kepada nasabahnya. Namun begitu, dia menyarankan wartawan untuk menanyakan hal tersebut ke pihak Bank Maluku-Malut.

”Musti tanya di direktur bank boleh, karena itu kewenangan me­reka,” ujarnya singkat.

Sudah Delapan Orang

Terpisah, sumber Siwalima di Gus­tu Provinsi Maluku mengaku sudah delapan orang pegawai di bank milik daerah itu yang terpapar Covid-19.

“Sekarang sudah delapan. Awal­nya dua, kemudian ditambah tiga dan yang terbaru tiga (orang) lagi,” ujar sumber yang minta namanya tidak ditulis itu, Kamis (6/8) siang.

Menurut sumber tadi, ada ke­mung­kinan jumlah tersebut bisa bertambah, mengingat ada sekitar 200 pegawai yang akan diswab tes oleh Gustu Maluku.

“Bisa saja bertambah, karena ma­sih ada pegawai yang belum di­swab,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Maluku-Malut, Burhan Wa­leulu tak berhasil dikonfirmasi me­lalui telepon selulernya. Dihubungi beberapa kali, ponsel Burhan tak aktif.

Diberitakan sebelumnya, dua pe­jabat pada Bank Maluku-Malut ter­konfirmasi positif terpapar Covid-19.

Keduanya, Ridha Hasanusi dan Dayat, yang diketahui positif terpa­par Covid-19, saat bersama 8 pega­wai lainnya mengurusi surat ijin un­tuk keluar Ambon mengikuti RUPS Bank Maluku-Malut di Jakarta.

Dikatakan sumber itu, untuk men­dapatkan surat ijin tersebut, maka 10 pegawai ini harus melampirkan hasil rapid test. Karenanya, mereka semua mengikuti rapid test dan hasilnya dari 4 pegawai reaktif, sementara 6 lainnya non reaktif.

“Setelah diketahui hasil rapid test reaktif, kemudian 4 pegawai diswab PCR, termasuk Direktur Utama Burhan Waleulu dan hasilnya Hasa­nussy dan Dayat dinyatakan positif Covid-19, sementara Waleulu dan satu lainnya negatif,” ujar salah sumber itu.

Setelah pihak bank mengetahui keduanya positif Covid-19, maka keduanya langsung diistirahatkan di rumah, sejak Selasa (28/7).

Untuk memutus mata rantai pe­nyebaran Covid-19, lanjut sumber tersebut, maka manajemen bank mengambil kebijakan bekerjasama dengan Dinkes Maluku, untuk mengambil sempel swab dengan metode PCR.

Klaster DPRD Maluku

Kasrul juga mengatakan, pasca diketahuinya ada satu anggota dan dua pegawai sekretariat di DPRD Maluku yang terpapar Covid-19, pihaknya sudah melakukan swab tes kepada lima orang pegawai yang diduga kuat berkaitan erat dengan rekannya yang sudah dinyatakan positif.

Namun, Sekda Maluku itu menga­ku belum mengetahui hasil swab tes dimaksud. “Ada lima orang pegawai DPRD yang di ambil swab mereka kemarin, namun hasilnya belum keluar,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam satu bulan terakhir, jumlah klaster baru Covid-19 di Kota Ambon, terus bermunculan.

Menurut data yang dihimpun dari Gustu Provinsi Maluku, sebelumnya ada beberapa pejabat dan ASN Pemkot, kemudian 131 orang ASN Pem­prov terpapar dan yang paling ter­baru adalah di kantor BPOM Ambon sebanyak 36 orang, di DPRD Ma­luku 3 orang, Bank Maluku 7 orang.

Ironisnya, klaster baru ini terjadi pada masa pemberlakuan PSBB, maupun PSBB transisi yang dite­tapkan Pemkot Ambon. (S-39)