AMBON, Siwalimanews – Majelis pekerja harian Sinode GPM akhirnya mengambil langka untuk mengatasi persoalan pendidikan anak-anak Negeri Kariu, pasca konflik sosial tahun 2022 kemarin.

Langkah yang diambil ialah dengan menyekolahkan beberapa anak Negeri Kariu di Sekolah Rehobot sebagai bentuk perhatian GPM terhadap jemaatnya.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Sinode GPM Elifas Maspaitella usai pencanangan HUT GPM ke-88 yang berlangsung di Gereja Rehobot Ambon, Minggu (27/8).

“Siswa-siswa dari Kariu ini kita ambil datang ke sekolah, karena mereka tidak bersekolah dalam kondisi yang kondusif di Pulau Haruku, terutama di Negeri Kariu pasca persoalan Januari 2020 yang lalu.

Dikatakan, gereja tidak bisa tinggal diam melihat hak anak-anak untuk belajar menjadi terabaikan, makanya solusi yang ditempuh adalah membawa mereka ke sekolah rehobot dengan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan provinsi, terkait dengan data dapodik dan mutasi ke persekolahan Rehobot.

Baca Juga: Enam Jabatan Strategis di Polresta Ambon Bergeser

“Itu adalah cara untuk menjawab kebutuhan mereka akan pendidikan. Di sisi yang lain, memang ini juga harus dilihat sebagai cara gereja mendorong Pemerin­tah berupaya kan stabilitas sosial di Pulau Haruku supaya apa yang menjadi harapan masyarakat terutama pendidikan dan ekonomi di masyarakat bisa normal kembali,” ungkapnya.

Dia berharap, adanya perhatian peme­rintah untuk menormalkan kondisi pasca konflik dalam rangka mendorong perce­patan stabilitas di Pulau Haruku sehingga anak-anak bisa secara karitatif mena­ngani kebutuhan makan minum dan kebutuhan sekolah.

“Sinode melalui semua jemaat se­menjak kita membawa mereka ke sini setiap waktu kita menyediakan kebutuhan sembako untuk makan hari-hari, tapi juga perlengkapan sekolah dan hari ini dengan adanya pencanangan HUT GPM Ke -88 melalui pelayanan diakonia, ada bantuan kepada mereka oleh PHBG berupa alat tidur dan masak dan nanti Yayasan Ina Ama akan memberikan peralatan sekolah juga untuk merek,” tuturnya.

Pencanangan HUT GPM

Menjelang HUT ke-88 GPM, MPH sinode gelar pencanangan yang dimotori panitia Hari Hari Besar Gerejawi (PHBG). dalam momentum pencanangan tersebut MPH sinode menyerahkan bantuan secara simbolis kepada anak anak Negeri Kariu yang bersekolah di Ambon.

Hal tersebut diungkapkan Ketua PHBG GPM, Bodewin Wattimena usai ibadah pencanangan HUT GPM ke-88 tahun 2023 di Gereja Rehobot Ambon, Minggu (27/8).

“PHBG sebagai kepanjangan tangan MPH sinode bertugas dan berkewajiban untuk mendukung seluruh kerja program kerja dalam rangka hari-hari besar gerejawi di tingkat sinode. karena itu menjelang Hut GPM ini, PHBG melakukan tugas untuk bagaimana kita berbagi dengan saudara-saudara kita yang kekurangan khusus kita fokuskan anak-anak Kariu yang kemarin datang ke Ambon untuk mengikuti pendidikan di persekolahan Rehobot,” ujarnya.

Menjawab itu pihaknya memberikan bantuan berupa peralatan tidur, pera­latan masak dan sebagainya yang semua diakumulasikan dan diserahkan secara simbolis oleh Ketua MPH Sinode. “Kami tentu berharap, sebagai per­panjangan tangan MPH ini kami bisa melakukan tugas dan tanggung jawab untuk hal berkaitan dengan hari-hari besar gerejawi di tingkat sinode”. ungkap Wattimena

Sementara itu, Ketua Sinode GPM Elifas Maspaitella berharap, perayaan HUT GPM dilangsungkan dengan suka cita bersama Jemaat. “Ulang tahun GPM ke-88 kali ini harus dirayakan bersukacita dengan jemaat yang dinyatakan melalui ibadah jemaat secara bersama-sama, sebagai wujud Tuhan ada dengan kita dan tuhan hadir bersama dalam hidup kita,” ujarnya.

Dalam rangka HUT GPM  ke-88 ini juga, dilakukan bersamaan dengan hari ke­luarga GPM pada 30 Agustus dengan tujuan, mempersiapkan seluruh jemaat melalui pekan bina keluarga. Setiap keluarga disetiap hari dalam 1 minggu diharapkan menjalankan Binakel sebagai bentuk mengutuhkan kembali keluarga.

Disatu sisi juga menghidupkan spiri­tualitas gereja agar warga gereja mampu menghadapi tantangan di masyarakat yang serba komplek dewasa ini. Disisi yang lain sudah dua tahun berselang ini melaksanakan HUT GPM dengan berpusat pada ibadah- ibadah jemaat di tanggal 6 September mendatang.

Dikatakan, HUT Ke-88 dibarengi de­ngan beberapa langkah strategis GPM men­jawab 1 Abad GPM di Tahun 2035 nanti. Dalam rangkaian satu abad itu pi­hak­nya akan fokuskan diri pada gereja se­cara kelem­bagaan. Sebab bagaimana­pun juga gereja sebagai lembaga harus men­jalankan fungsi secara efektif dite­ngah masyarakat. GPM memang perlu ber­benah sebagai wujud pembaharuan diri.

Kedua, berusaha untuk bersinergi dengan pemerintah di negara ini dan di daerah terutama Maluku dan Maluku Utara, guna menjawab beberapa hal pokok yakni, pendidikan sebab memang meng­alami persoalan mengenai pendidikan misalnya, terbatasnya tenaga guru tapi juga kualitas pendidikan yang belum terlalu baik, karena itu kita mendorong upaya pendidikan salah satunya melalui YLBK Dr JB Sitanala dengan menyele­nggarakan persekolahan model yang nantinya akan ada di 10 wilayah kabu­paten/kota di Maluku dan Maluku Utara.

Selain itu, aktivitas ekonomi melalui gerakan keluarga menanam dan gerakan keluarga melaut, serta gerakan masya­rakat memasarkan hasil produksi. ini cara gereja berkontribusi untuk mengentaskan pengangguran dan juga mengentaskan kemiskinan daerah, sehingga kita mendo­rong aktivitas ini bersama dengan peme­rintah membawa Maluku dan Maluku Utara keluar dari perangkap kemiskinan di daerah.  “Kita berharap aktivitas eko­nomi itu berlangsung di tiap keluarga setidaknya bila dua hal ini dan tugas gereja lainnya kita lakukan bersama, maka di satu abad GPM pada tahun 2035 kita akan mendapatkan jemaat dan masyara­kat Maluku dan Maluku Utara yang betul-betul kuat, yang stabil dari sisi intelektual, Iman tapi juga ekonomi. Saya kira itu berarti kita bersama-sama dengan bangsa menjalankan apa yang menjadi amanat Tuhan untuk kita di tengah-tengah bangsa ini,” cetusnya. (S-26)