VIRUS corona masih tersebar di Indonesia namun bukan berarti pandemi ini tiada berakhir. Kita wajib berpikiran positif serta mematuhi peraturan pemerintah. Tujuannya agar jumlah pasien covid menurun dan tidak menyebar lagi ke seluruh Indonesia.

Sejak awal pandemi, pemerintah sudah bergerak cepat dan memutuskan aturan untuk stay at home serta mensosialiasikan protokol kesehatan. Masker dan hand sanitizer jadi barang belanjaan wajib, selain sembako. Masyarakat pun menaati aturan ini karena sadar bahaya virus covid-19, apalagi ketika ia bisa menyebar lewat udara yang kotor dan pengap.

Namun sayangnya setelah 7 bulan, masyarakat seolah lupa bahwa sekarang ini masih dalam masa pandemi. Mulai ada protokol kesehatan yang dilanggar dan masker pun dilepaskan begitu saja. Atau masker hanya digantung di dada, lalu dipakai ketika lewat di depan aparat agar tak kena razia. Sungguh miris, karena masih saja ada yang berprinsip bahwa ‘peraturan ada untuk dilanggar’.

Padahal sinergitas alias kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat perlu dilakukan, agar kita bisa menang melawan corona. Menurut Dokter Wiku Adisasmito, juru bicara tim satgas covid, masyarakat perlu mendukung program pemerintah untuk melawan corona. Berupa mematuhi protokol kesehatan seperti pakai masker, rajin cuci tangan, dan jaga jarak.

Pemerintah juga memprogramkan pemberian vaksin corona, dan memprioritaskan para tenaga kesehatan karena mereka yang beresiko tinggi terpapar virus covid. Jika imunisasi diberikan pada masyarakat, maka mereka juga wajib mengikutinya. Jangan sampai ada penolakan dan beralasan sudah ada herd immunity.

Baca Juga: Perempuan dalam Pusaran Rekayasa Sosial

Dokter Wiku menambahkan, kerja sama ini penting demi produktivitas masyarakat di bidang ekonomi dan sosial. Dalam artian jika program pemerintah berhasil, maka pandemi akan segera berakhir. Maka kita bisa beraktivitas kembali dan perekonomian negara membaik, karena ada perputaran uang yang lebih cepat di pasar dan Mall.

Kerja sama masyarakat untuk mendukung program pemerintah jangan hanya di permukaan saja. Misalnya ada yang pakai masker tapi ternyata berjenis scuba atau buff. Ia wajib rela mengganti dengan masker kain atau medis. Juga mengenakannya dengan disiplin. Jangan di perjalanan dipakai tapi di tempat kerja dilepas, karena merasa aman.

Justru di kawasan perkantoran juga bisa membentuk klaster corona baru karena para karyawan berasal dari pemukiman yang berbeda dan kita tidak tahu mana yang berstatus orang tanpa gejala. Di kantor juga ruangannya ber-AC sehingga udaranya lembab, dan jika kotor maka bisa menyebabkan virus covid-19 tersebar (menurut penelitian WHO).

Masyarakat juga wajib mencuci tangan dengan sabun kesehatan, dan lakukan dnegan teliti sampai ke sela jari. Sepintas kebiasaan ini memang terlihat sepele, tapi terbukti jika cuci tangan lebih membersihkan daripada memakai hand sanitizer. Jika ada wadah cuci tangan atau wastafel di tempat umum, lebih baik membasuh di sana daripada memakai hand sanitizer.

Kerja sama masyarakat dalam mendukung program pemerintah juga dilakukan dengan menaati aturan jaga jarak. Jangan bepergian ke tempat ramai jika tidak ada keperluan yang mendesak. Saat hari sabtu dan minggu, hindari kawasan wisata yang terlihat penuh pengunjung. Karena menurut Dokter Wiku, pandemi tidak mengenal hari libur.

Pengelola tempat wisata juga seharusnya menaati protokol kesehatan dengan membatasi jumlah pengunjung, yakni maksimal 50% saja. Jangan hanya mengejar keuntungan berlipat ganda tapi akhirnya ada kerumunan dan menimbulkan klaster corona baru. Para karyawan di sana juga wajib pakai masker, jangan hanya face shield karena tidak efektif menahan droplet.

Jika masyarakat selalu menaati aturan pemerintah dan disiplin memenuhi protokol kesehatan, maka jumlah pasien corona akan menurun drastis. Ketika semua orang sehat, maka masa pandemi bisa lekas berakhir. Indonesia berhasil melawan corona, dan ingatlah untuk selalu jaga imunitas dan higienitas. (Dea Angkasa, Pemerhati masalah social)