MASOHI, Siwalimanews – Sesama kader Partai Demokrat di Kabupaten Maluku Tengah nyaris baku hantam di Kota Masohi, Kamis (11/5). Keributan sesama kader belambang bintang mercy ini, diduga akibat dari pemberhentian Jailani Tomagola sebagai Ketua DPC Demokrat di kabupaten itu.

Kisruh sesama kader besutan Agus Harimurti Yudhoyono ini berawal disaat Plt Ketua Demokrat Malteng Halimun Saulatu yang menggelar konfrensi pers pada salah satu cafe di Kota Masohi, tiba-tiba sekelompok kader Demokrat yang diduga dari kelompok Jailani Tomagola, tiba-tiba datang dan melabrak Halimun, yang saat itu sementara memberikan keterangan pers kepada awak media.

Kader Demokrat Malteng yang diduga kubu Tomagola ini,  datang langsung melayangkan protes kepada Halimun, sebab tidak memanfaatkan Sekretariat DPC untuk menggelar konferensi pers, namun menggunakan café.

“Ini bukan kantor. Ada kantor DPC kenapa kamu gelar jumpa pers disini. Kalian ini memang perusak partai dan memalukan Ketum AHY,” teriak sejumlah orang yang tiba-tiba datang ke café tersebut.

Situasi semakin panas ketika salah satu kader Ismail Ohorella menghadang sekelompok orang tersebut saat itu. Sontak meja kafe yang berada didepan langsung dipukul sehingga situasi semakin kacau. Tak pelak situasi pun berubah menjadi adu argumen hingga nyaris baku hantam. Beruntung tak sampai terjadi kekacauan berarti.

Baca Juga: PKS Jadi Parpol Pertama Daftar Bacaleg di KPU Maluku

“Kalian siapa. Mau  bentak bentak. Kalian siapa, mau apa ribut-ribut disini. Kita sudah tiga kali ke kantor tapi faktanya kantor digembok,” tegas Ohorella yang kemudian memukul meja didepannya.

Menanggapi permintaan sejumlah orang yang diduga adalah kelompok Tomagola Plt Ketua Demokrat Malteng Halimun Saulatu dan rombongan kemudian bertolak ke Kantor DPC. Namun demikian ketika mereka tiba di DPC situasi pun semakin memanas.

Pasalnya, Hlaimun tidak diterima para kader Demokrat pendukung Tomagola. Alhasil Anggota DPRD Provinsi Maluku itu diusir. Melihat situasi yang tidak kondusif Halimun dan sejumlah kader pun berlalu meninggalkan Kantor DPC.

Meski telah meninggalkan lokasi kantor aksi protes sejumlah kader pendukung Tomagola masih terus berlangsung dengan menyampaikan protes.

Ketua OKK DPC Demokrat Malteng Syariel Silawane yang ada saat itu pun berteriak dengan menyebutkan pemberhentian Tomagola adalah bentuk perampasan.

“Ini perampasan. Kami yang besarkan Demokrat di Malteng pasca muscab. Lalu kemudian datang mau rampas seperti ini. Datang bawa orang mau lempar ini kantor dengan batu. Saya tegaskan legalitas SK pemberhentian masih kita uji di DPP. Jangan seenaknya main datang dan merampas. Jangan begitu kami masih mencari keadilan sampai di Mahkamah Partai jadi mohon maaf jangan seperti ini,” teriaknya.

Meski sempat alot hingga nyaris baku hantam, namun situasi itu kembali kondisif, sebab kedua kubu sama-sama menahan emosi, sebab kubu Halimun Saulatu memilih pergi meninggal lokasi tersebut.

Terpisah Saulatu usai kejadian itu mengaku, telah berupaya untuk datang Kantor DPC Malteng. Namun sejak malam hingga dilakukannya konfrensi pers, kantornya digembok.

“Kami menyesalkan hal ini. Kalau kami disebut melakukan perampasan itu sangat keterlaluan. Kami sudah berupaya kurang lebih  3 kali, namun pintu kantor ditutup, bahkan digembok. Tak hanya itu setelah melakukan keributan dan meminta kami datang ke kantor, malah sebaliknya kami diusir lagi, sesal Halimun.(S-17)