AMBON, Siwalimanews – Pemerintah Provinsi Maluku, saat ini terus menjaga ketahanan ekonomi meskipun penyebaran virus corona masih bisa meluas ke sejumlah wilayah.

Pasalnya, virus ini, diketahui memiliki dampak terhadap perekonomian di setiap daerah bahkan global.

“Dengan adanya kasus virus corona, juga berdampak terhadap perekonomian daerah bahkan global, sehingga yang bisa dikerjakan pemprov adalah menjaga ketahanan ekonomi seperti mempercepat pencairan atau penyerapan anggaran APBD,” ujar Sekda Maluku Kasrul Selang, usai memimpin rapat kerja bersama BI Perwakilan Maluku, Disperindag dan Bulog, di lantai II Kantor Gubernur, kemarin.

Disamping itu, kata sekda, pemprov saat ini juga memiliki tim pengendali inflasi daerah 9TPID). Meski demikian, di tahun 2019 pemprov telah melakukan evaluasi termasuk perkembangan inflasi di tahun ini, mengingat, Maluku termasuk salah satu provinsi di Indonesia yang menjaga inflasi di bawah rata-rata nasional.

“Jadi kalau cepat penganggaran, lelang, kontrak kemudian percepat pekerjaan di lapangan, maka akan banyak uang yang beredar di masyarakat, sebab ekonomi agak melambat, maka secara otomatis investasi dari pihak swasta juga jadi lamban. Disinilah pemerintah hadir supaya kestabilan ekonomi masyarakat dapat terjaga,” imbuhnya.

Baca Juga: Polres SBT Akui Kewalahan Temukan Bukti

Ditempat yang sama Kepala Kantor Perwakilan BI Maluku Noviarsano Manullang menjelaskan, pada tahun 2019, pihaknya mempunyai capaian target inflasi yang sangat baik yakni 2,87 persen.

Sementara perkembangan tahun 2020 di bulan Januari sekitar 0,65 persen. Di Februari turun menjadi 0,18 persen dalam artian, tingkat inflasi masih bisa dijaga dalam kondisi yang rendah. Jika diakumulasi baru sekitar 0,83 persen.

“Kita berharap, kondisi inflasi seperti ini terus terjaga. Konteksnya seperti apa agar tetap terjaga. Seperti diketahui, kondisi ekonomi sedang melambat, ketika melambat berdampak terhadap aktifitas persediaan barang-barang juga,” kata Manullang.

Menurutnya, bila ada kaitan dengan virus corona, maka ada hubungannya dengan sejumlah barang yang di impor dari negara-negara yang mempunyai dampak dari virus tersebut.

Atas dasar itu, yang bisa dilakukan pihaknya adalah memastikan ketersediaan barang di Maluku tetap tercukupi.

“Bila hal ini tetap dipertahankan, maka harapannya inflasi di Maluku kedepannya masih dapat terjaga secara baik,” ujarnya.

Dalam konteks ini, tambah Manullang, agar daya beli masyarakat tetap terjaga, selain inflasi, pemerintah dari sisi fiskalnya ingin percepat proyek-proyek agar uang yang beredar di masyarakat dapat bertambah, sebab masyarakat juga memiliki penghasilan.

“Sementara dari sisi kinerja BI adalah berkoordinasi dengan dinas terkait agar barang-barang bisa tersedia,” ucapnya. (S-39)