NAMLEA, Siwalimanews – SEKDA Kabupaten Buru, Muh Ilyas Bin Hamid SH MH meletakan batu pertama pembangunan Mesjid Al Amin di Kampung Mualaf, Dusun Teratai, Desa Kayeli, Kecamatan Teluk Kayeli, Kamis (9/9).

Sekda Ilyas Bin Hamid dalam sambutan singkatnya usai meletakkan batu pertama Mesjid Al Amin, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada panitia yang telah menginspirasi proses pembangunan mesjid di kampung mualaf ini.

“Saya atas nama pemerintah daerah mengucapkan apresiasi dan penghargaan yang tidak terhingga kepada saudara-saudara panitia yang telah menggagas, sehingga terjadinya proses peletakan batu pertama hari ini yang tadinya sudah dilakukan,” ucap Ilyas.

Menurut Ilyas, keinginan punya mesjid ini seperti tadi diungkapkan oleh salah satu panitia bahwa sudah diimpikan sejak 18 tahun lalu dan baru hari ini Insya Allah terwujud.

Untuk itu, Ilyas berterima kasih khusus kepada semua pemangku kepentingan, baik panitia, unsur desa, unsur adat, unsur tokoh agama, serta tokoh masyarakat yang ada di seputaran wilayah Kayeli ini, maupun aparat keamanan, baik Babinkamtibmas dan Babinsa di Kecamatan Teluk Kayeli.

Baca Juga: Sekda: Target PAD Buru Harus Berbasis Data Potensi

“Saya mengucapkan terima kasih  atas inspirasi maupun ide-ide yang sangat mulia, sehingga proses ini bisa terjadi. Niat baik dari bapak ibu saudara sekalian dapat bernilai ibadah disisi Allah SWT,” sambung Ilyas.

Di hadapan masyarakat dan tamu undangan, Ilyas menegaskan, kalau hari ini tidak hadir sendiri. Ia ada membawa beberapa perwakilan dari Pemerintah antara lain Asisten II, juga dari unsur-unsur yang dapat berkewenangan untuk bisa membantu masyarakat  dalam  proses pembangunan mesjid ini.

Ketua Bappeda, Kadis PUPR juga  dibawa oleh sekda hadir di Kampung Mualaf.

“Mungkin bukan hanya persoalan mesjid yang bisa kita lihat, tapi ada hal-hal lain juga bisa kita lihat untuk membuat suatu perencanaan ke depan,” jelasnya.

Atas nama pemerintah daerah Ilyas juga berharap agar proses pembangunan Mesjid Al Amin  bisa secepatnya dilaksanakan dan ia membuka ruang, waktu dan kesempatan untuk silahkan panitia dapat bersilaturahmi dengannya bersama pimpinan OPD  untuk sama-sama berbagi supaya dapat memberikan amal jariah mereka terhadap proses pembangunan mesjid tersebut.

Ilyas dalam sambutan singkatnya itu turut berharap setelah pembangunan ini selesai, maja Mesjid Al Amin akan menjadi sentral pusat keagamaan yang bisa difungsi­kan untuk kepentingan agama. Bukan saja untuk shalat, tapi juga dalam proses-proses lain.

“Mungkin dapat membantu pemerintah daerah mensukseskan gelora (gerakan Bupolo Magrib mengaji) yang telah dituangkan dalam perda,”harap Ilyas.

Dipesankan pula agar kelak generasi-generasi penerus akan dapat memanfaatkan Mesjid Al Amin ini bukan hanya sebagai tempat sholat tapi juga untuk kegiatan keagamaan lainnya.

“Saya berharap proses pembangunan ini berjalan tidak terlalu lama,” tutup Ilyas.

Kampung mualaf ini terletak di Dusun Teratai dahulu dikenal dengan nama lokasi saat pemerintah membangun pemukiman bagi masyarakat adat yang masih animisme dan selalu hidup berpindah tempat.

Setelah banyak warganya yang tadinya animisme masuk Islam,sehari-harinya warga harus pergi ke masjid terdekat dengan berjalan kaki sejauh 3 km, melewati jalan yang rusak dan menyeberangi sungai.

Ketika musim hujan tiba, akses jalan terputus karena sungai yang meluap sehingga mereka terpaksa beribadah di rumah masing-masing.

Pernah ada mushola yang dibangun belum permanen. Namun pada tahun 1999-2000 masyarakat sempat pindah dan Dusun Lokasi pun terisolir.

Beberapa tahun kemudian hingga sekarang mereka kembali ke dusun, tetapi masjid yang mereka tinggalkan rusak parah dan roboh dimakan rayap.

Sementara itu, Ketua Yayasan DSAS CARE Cabang Maluku, Ustad Mujahid Moto Galela menjelaskan, Mesjid Al Amin ini akan dibangun dalam tempo tiga huan sudah rampung dan saat digunakan. (S-31)