AMBON, Siwalimanews – Penghargaan Satya Lencana Wirakarya atas keberhasilan Pemerintah Provinsi Maluku pembangunan sumber daya di bidang pertanian yang diterima Gubernur Murad Ismail beberapa waktu lalu, menjadi pembanding.

Dimana Hasil Sensus Pertanian Tahap I yang dilakukan oleh BPS Maluku mencatat jumlah perusahan pertanian yang berbadan hukum di Maluku terus menurun dalam 12 tahun terakhir.

Tidak hanya itu jumlah petani milenial yang berumur 19–39 tahun sebanyak 59.014 orang, atau sekitar 30,72 persen dari jumlah petani di Maluku.

Termasuk Jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) di Maluku tahun 2023 sebanyak 149 unit atau turun 35,22 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 230 unit.

Rilis Badan Pusat Statistik Maluku yang diterima Siwalima, Selasa (5/12) menyebutkan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) di Maluku tahun 2023 sebanyak 33 unit, turun 35,29 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 51 unit.

Baca Juga: Bau Tinja di Terminal, Walikota Instruksi Sedot

“UPB paling banyak terdapat di Kota Ambon 11 unit atau 33,33 persen Terbanyak kedua di Kabupaten Malteng sebanyak 8 unit (9,09 persen). Sedangkan yang tidak terdapat UPB di Kabupaten Aru dan Maluku Barat Daya,” terang Kepala BPS Maluku Maritje Pattiwaellapia.

Sementara itu UTL di Maluku tahun 2023 sebanyak 149 unit, berkurang 81 unit (35,22 persen) dari tahun 2013 yang sebanyak 230 unit.

“UTL paling banyak terdapat di Kabupaten SBB sejumlah 65 unit atau 43,62, selanjutnya terbanyak kedua dan ketiga yaitu Kota Ambon dan Kabupaten Malteng masing-masing sebanyak 24 unit (16,11 persen) dan 22 unit (14,77 persen),” terangnya.

Kemudian UTL paling sedikit terdapat di Kabupaten Kepulauan Aru yakni hanya 1 unit atau 0,67 persen dari UTL di Maluku.

Dirincikan jumlah petani milenial di maluku terbanyak ada di Kabupaten Malteng sebanyak 13.321 orang, SBB 10.807 orang, Buru 5.915 orang, KKT 5.206 orang, SBT 5041 orang, MBD 4996 orang, Kepulauan Aru 4575 orang, Bursel 4104 orang, Maluku Tenggara 3162 orang dan Ambon 1023 orang dan Kota Tual 864 orang.

Ia menyebutkan, data petani milenial dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang diharapkan dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan.

Petani, dalam hal ini, adalah UTP yang hanya berusaha pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan,” jelasnya.

Berdasarkan hasil ST2023, petani milenial yang berumur 19–39 tahun, baik menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi digital, sebanyak 59.014 orang atau 30,72 persen dari total petani di Provinsi Maluku yang sebanyak 192.078 orang (lihat Tabel 10).

Sementara itu, petani yang berumur lebih dari 39 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 8.788 orang (4,58 persen) dan petani yang berumur kurang dari 19 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 10 orang (0,01 persen). (S-09)