AMBON, Siwalimanews – Satu pasien positif versi rapid test berinisial MCA (32), meninggal dunia di RSUD dr M Haulussy, Kudamati, Jumat (1/5).

Salah satu dokter yang bertugas di ruang isolasi RSUD Haulussy menjelaskan, pasien MCA masuk RSUD dengan gejala sesak napas dan disertai batuk serta lendir di paru-paru.

Melihat gejala seperti Covid-19, maka dua  dokter yang menangani pasien ini langsung menggunakan alat rapit test untuk mengecek apakah pasien ini terinfeksi Covid-19 atau tidak dan sesuai hasil rapit test ternyata bereaksi positif.

“Karena hasil rapid test-nya positif, maka sesuai standar kesehatan Covid -19 pasien harus masuk ke ruang isolasi,” ungkap dokter yang tak mau namanya ditulis, di RSUD Haulussy, Jumat (1/5).

Dijelaskan, pasien ini meninggal dunia pada pukul 05.00 WIT di ruang isolasi RSUD Haulussy dan langsung ditangani proses pemakamannya dengan protokol Covid-19 di Pemakaman Umum di Dusun Taeno, Desa Rumatiga, Kecamatan Teluk Ambon, pada pukul 10.00 WIT dengan mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian dari Polresta Ambon.

Baca Juga: Masuk Kategori Klaster III, Pemkot Minta PSBB

Hadir dalam pemakaman tersebut, Kapolresta Ambon Kombes Pol Leo Nugraha Simatupang, Dandim 1504 Pulau Ambon, Kol, Kav, Cecep Tendy Sutandi,  Tim Kesehatan Gugus Tugas, Kasat Sabhara Polresta Pulau Ambon, Kasat Intel Polresta Ambon, serta satu regu PRC Polresta Ambon.

Sedangkan tim kesehatan yang dibantu oleh anggota kepolisian yang melakukan pemakaman seluruhnya menggunakan alat pelindung diri (APD) sementara beberapa keluarga korban yang menghadiri pemakaman itu hanya melihat proses pemakamannya dari kejauhuan.

Informasi yang berhasil dihimpun Siwalimanews di RSUD M Haulussy menyebutkan, swab milik almarhum ini akan dikirim hari ini untuk dilakukan tes PCR di Balitbangkes Jakarta.

Almarhum sendiri menderita sakit asma, asam lambung dan paru paru dua tahun lamanya, namun karena sakitnya makin parah maka almarhum dibawah ke rumah sakit RSUD Dr Haulussy pada Kamis (30/4) Pukul 18.15 untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.

Ketua Harian Gugus Tugas Kota Syarif Hadler yang dikonfirmasi Siwalimanews, Jumat (1/5) enggan berkomentar terkait hal tersebut.
“Nanti langsung aja ke Gugus Tugas Provinsi Maluku, sebab mereka yang menanganinya,” ungkap Hadler.

Sedangkan Ketua Harian Gugus Tugas Provinsi Maluku Kasrul Selang yang dikonfirmasi Siwalimanews melalui telepon selulernya tak merespon panggilan telepon yang masuk.

Pihak Keluarga korban sendiri menyatakan bahwa saudari mereka meninggal bukan karena Covid-19, namun karena riwayat sakit TBCnya.

Untuk itu Kapolda Maluku Irjen Pol Baharudin Djafar memerintahkan pihak Polresta Ambon untuk turun ke TKP dan memberikan informasi yang benar kepada semua masyarakat agar jangan terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar alias hoax.

“Kami dari pihak keluarga sangat merasakan kehilangan yang mendalam untuk itu kami mohon agar seluruh masyarakat tidak menyebarkan hoax tanpa mengetahui berita yang sesungguhnya,” ungkap salah satu keluarga pasien Martha Christie Noya di laman facebooknya.(S-21/Mg-7)