Transportasi laut menjadi satu-satunya alat yang bisa digunakan untuk kembali berkumpul bersama keluarganya saat hari Yang Fitri.

Kepala Syahbandar Bula, Radak Kelrey kepala Siwalima menjelas­kan sampai saat ini tercatat ada 500 orang pemudik lokal yang kembali ke kampung halamannya.

“Mereka kita berangkatkan dengan menggunakan kapal Sabuk Nusantara 77 dari pelabuhan Sesar Bula tujuan Geser Gorom, Kesuy dan Teor,” terang Kelrey.

Dia mengatakan mengantisipasi lonjakan penumpang jelang Idul Fitri, ada empat kapal yang disedia­kan untuk melayari rute di Kabu­paten SBT.

Empat kapal tersebut katanya, dua unit untuk melayari rute di dalam kabupaten dan dua lagi untuk tol laut.

“Kita gunakan kapal Sabuk Nusantara 61 77, dan 75 untuk me­ng­antisipasi lonjakan pemudik yang diperkirahkan puncaknya terjadi pekan depan,” jelasnya.

Ia mengaku pihak Syabandar juga terus akan memantau pergerakan penumpang sampai dengan H-2 dan H-1 Idul Fitri.

“Kalau masih melonjak di H-2 atau H-1, saya selaku pimpinan Syahban­dar Bula akan melaporkan hal ini kepada Dirjen Perhubungan Laut untuk bagaimana ditindaklanjuti,” ucapnya.

Ia menambahkan untuk saat ini pelayanan transportasi khusus untuk orang dan barang masih relatif normal di SBT.

Namun untuk arus mudik, pun­caknya diprediksi terjadi pada tanggal 17 dan 18 April.

“Kami prediksi puncaknya mudik mulai dari tanggal 17 sampai 18 April, untuk itu kita juga telah berkoor­dinasi untuk mempersiapkan tam­bahan kapal,” urainya.

Ditanya terkait dengan mudik gratis yang disediakan pemerintah, dirinya mengaku belum mendapat­kan penjelaskan dari pemerintah daerah.

“Itu tergantung pemerintah dae­rah. Saya cuma sebagai logislator untuk menjaga pelabuhan itu bagaimana sama sama kita saling kerja sama,” jelasnya.

Dirinya menghimbau kepada penumpang yang sudah berada diatas kapal, nantinya selama perlayaran diharapkan tetap tenang dan tidak bergerak kesana kemari.

“Kondisi cuaca memeng sedikit tidak bersahabat, kami berharap saat mudik ini, cuaca sudah cukup baik,” ucapnya. (Mg-1)