AMBON, Siwalimanews – Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy memastikan proses pemeriksaan rapid test terhadap beberapa warga Silale yang miliki riwayat kontak dekat dengan pasien positif berinisial A tetap akan dilakukan.

“3 orang yang miliki riwayat kontek dengan pasien A ini sesuai dengan protap, mau atau tidak, rapid test tetap akan dilakukan,” tandas Pelupessy dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Jumat (5/6).

Dijelaskan, RDT merupakan langkah yang tepat untuk mengetahui dengan pasti kemana arah langkah penularan virus ini agar tidak lagi ada penambahan pasien reaktif atau positif di Kota Ambon.

“Ini adalah langkah tepat untuk melacak dan memutus mata rantai penularan Covid-19, sehingga dengan dilakukannya rapid test terhadap ketiga warga tersebut, maka akan diketahui dengan pasti arah penularan virus ini,” tuturnya.

Ia mengaku, penjelasan secara lisan telah dilaksanbakan oleh OPD terkait yang termasuk dalam tim gugus kota dan ditujukan kepada sejumlah warga Silale yang tercatat telah melakukan aksi demonstrasi terkait penolakan RDT pada, Kamis (4/6) kemarin.

Baca Juga: Di Awal Juni, Positif Covid Bertambah 9 Kasus

Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi atau penjelasan dengan formasi tim yang sama di hari ini, sebab mereka ini sudah harus dilakukan proses rapid yang kemudian dilanjutkan dengan swab agar dapat meminimalisir kemungkinan terjadi penambahan pasien terkonfirmasi baru di kota ini.

“Besok, akan dilakukan mediasi oleh Gugus Tugas Kota Ambon, yang pasti secepatnya akan kita lakukan rapid test, karena tidak ada jalan lain, selain rapid yang nantinya bila hasilnya reaktif akan dilanjutkan dengan pemeriksaan swab,” ucapnya.

Ia berharap, masyarakat dapat membantu tenaga medis untuk memutuskan mata rantai penyebaran, sebab hal ini harus dilakukan secara bersama tak hanya pemerintah atau gugus tugas saja, namun butuh bantuan dan partisipasi dari masyarakat.

Ditempat terpisah anggota DPRD Maluku Rovik Afiffudin minta kepada tim gustu kota untuk melakukan sosialisasi sebelum turun melakukan rapid test agar tidak terjadi penolakan dari warga seperti yang terjadi di Kelurahan Sille pada Kamis (4/6) kemarin.

“Seharusnya sebelum tim gustu turun sudah ada tim lain yang lebih dulu turun lakukan observasi dan sosialisasi sehingga saat tiba saatnya untuk RDT tidak ada penolakan,” tandas Afiffudin kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Jumat (5/6).

Atas kejadian penolakan ini, Afiffudin minta agar managemen pencegahan dan penanganan  Covid-19 kota harus diperbaiki, dengan mengambil langkah-langkah yang lebih persuasif, sebab tidak bisa menyalahkan masyarakat ketika terjadi hal seperti itu, akibat adanya faktor phsikologi yang belum selesai.(Mg-6/Mg-4)