AMBON, Siwalimanews – Dewan pimpinan cabang PDIP seluruh Maluku, telah bersepakat meminta DPP segera memberhentikan Murad Ismail dari Ketua PDIP Maluku.

Alasannya sederhana, Murad di­anggap tidak bisa mengkonsoli­dasi­kan mesin partai jelang perhe­latan po­litik setingkat pileg mau­pun pilpres.

Sumber Siwalima me­nye­butkan, seluruh pimpi­nan cabang PDIP sudah berada di Jakarta, sejak Rabu (26/4). Namun bebebrapa juga baru masuk hari ini (27/4).

Menurut sumber yang minta na­manya tak ditulis, seluruh pimpinan PDIP kabupaten dan kota yang su­dah berada di Jakarta, telah membuat pernyataan resmi menolak Murad dan meminta DPP segera member­hentikannya dari jabatan ketua partai.

“Surat sudah mereka teken secara kolektif dengan dibubuhi stempel cabang masing-masing dan sudah juga diantar ke DPP Kamis (27/4) siang,” yakin sumber itu.

Baca Juga: Kapolda Janji Koordinasi Mabes Tambah Kuota Casis

Namun begitu beberapa pimpinan DPC yang dihubungi, enggan mem­berikan informasi terkait hal itu.

Ngadap DPP

Sumber lain di DPP PDIP menye­butkan, hari ini Murad Ismail dipa­nggil menghadap ke Kantor PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta.

Oleh DPP, Murad diharuskan meng­hadap sendiri, untuk didengar ketera­ngannya, perihal pengun­duran diri Widya Pratiwi dari proses penca­legan dan juga dari pengurus partai bergambar banteng gemuk.

Sumber itu menduga, pemanggilan Murad ini terkait dengan pemberian sanksi dan pemberhentian sebagai ketua serta kader PDIP.

“Kemungkinan dijatuhi sanksi berat berupa pemberhentian,” ujar sumber itu.

Sumber Siwalima lain di Bandara Pattimura memastikan, Murad ter­bang kemarin sore, menggunakan maskapai Garuda Indonesia. “Betul tadi beliau pake Garuda,” ujarnya.

Sebagaimana diberitakan, istri Murad, yang juga Wakil Ketua Bi­dang Politik PDIP Maluku, hengkang ke Partai Amanat Nasional.

Padahal, kurun tiga tahun bela­ka­ngan, Widya gencar melakukan so­sialisasi dirinya sebagai salah satu bakal caleg dari PDIP, melalui ber­bagai media kampanye luar ruang.

Di berbagai sudut kota, terpam­pang gambar Widya yang menebar senyum dalam polesan warna merah berbagai versi, tentu saja dipadu de­ngan busana dan kebaya, serta kerudung serba merah, yang identik dengan PDIP.

Namun belakangan, beredar kabar melalui pesan singkat kalau istri Murad itu pindah haluan ke PAN. Penyebabnya belum diketahui pasti, tapi berbagai sumber mengaitkan kepindahan itu dengan isu tidak diakomodirnya nama Widya di daftar bakal caleg PDIP.

Cepat Ditindak

Sementara itu, mantan Ketua DPC PDIP Kota Ambon, MJ Papilaja mendesak DPP segera menindak Murad.

Murad kata Papilaja, tidak memiliki ketulusan hati dalam memimpin par­tai besutan Megawati Soekarno­putri itu dan malah membuat bluder politik yang menambah kehancuran PDIP Maluku.

“DPP tidak harus berlama-lama, turunkan caretaker, karena konnso­lidasi internal parai di DPD tidak baik, masing-masing berjalan menurut pikirannya sendiri dan tidak menurut garis partai, sehingga menurut saya lebih cepat lebih bagus, kalau tidak ingin kerusakan terjadi,” jelas man­tan Walikota Ambon dua periode itu kepada Siwalima melalui telepon selulernya,” Kamis (27/4) sore.

Menurutnya, langkah DPP de­ngan langsung mempersiapkan para petinggil untuk mengantikan Murad sebagai langkah yang tepat, tetapi harus segera dilakukan supaya ke­rusakan internal partai di DPD tidak semakin parah.

“Segera turun caraktaker, terlepas dari siapa yang ditunjuk oleh DPP, dari pada tingkat kerusakan internel semakin parah. Dan ini lebih cepat dan lebih bagus,” tuturnya.

Dia takutkan jika DPP berlarut maka daya internal PDIP di Maluku semakin parah, karena MI dalam memimpin partai berlambang ben­teng kekar itu tidak memahami roh partai dan tidak memahami bagai­mana mengelola partai akibatnya terkesan asal-asalan.

“Memang sejak semula pak MI ditunjuk Ketua DPD dan bagi beta yang turut berjuang di PDIP merasa tidak pas, karena MI tidak memiliki roh PDIP dan karena ditunjuk lang­sung oleh DPP ya oke jalan saja,” tuturnya.

Menurutnya, MI tidak mampu mengelola partai yang lahir karena sebuah perjuangan sehingga ter­kesan asal-asalan.  Karena spirit dna ketulusannya dalam memimpin par­tai itu tidak ada.

Dia juga menyentil pernyataan MI beberapa waktu lalu yang target 2 kursi di DPR, dinilai sebagai sesuatu yang hanya sekedar omong semata, tanpa memiliki dasar dan strategi-strategi politik.

“Target 2 kursi itu bukan hanya omong kosong saja, tetapi harus mi­liki strategi, misalnya katong-kan­tong PDIP itu dimana, miliki peta ke­kuatan politik dan kekuatan di lapa­ngan. Walaupumn 2 kursi itu relatif karena ini diperebutkan juga oleh par­tai lain, Gerindra, Nasdem, PKS, Golkar dan sebagainya, sehing­ga ti­dak sekedar omong saja,” tuturnya.

Tantang DPC

Papilaja juga menantang Ketua dan Sekretaris DPC PDIP se-Maluku untuk berani mengungkapkan sebenarnya sepak terjang MI di Maluku, sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi DPP untuk secepatnya mengambil langkah.

“Sudah cukup bagi MI, supaya konsolidasi partai bisa jalan karena memimpin partai ini dinamikanya berbeda, dinamika lapangan, sosial, politik itu diperlukan serta keikhla­san berjuang bukan memerintah. Dan kalau mau berjuang harus iklas ha­rus tulus. Dan ini  tidak ada,” tuturnya.

Menurutnya, selama ini DPC-DPC tiarap dan tidak ada keberanian untuk mengkritik.

“DPC tidak boleh diam, apakah partai ini harus hancur. Ini yang ha­rus dijaga dan jangan satu orang yang menghancurkan. Karena itu saya mengharapkan lebih cepat lebih baik DPP ambil alih kepemimpinan di Maluku,” tegasnya.

Bahas Murad

Seperti diberitakan, guna menda­patkan informasi jelas terkait sepak terjang Ketua DPD PDIP Maluku, Mahkamah PDIP memanggil Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpin Ca­bang se-Provinsi Maluku.

DPC-DPC PDI Perjuangan se-Provinsi Maluku ini, akan melakukan pertemuan langsung dengan DPP pada Kamis (27/4) siang.

“Betul besok siang ketua dan sekretaris DPC-DPC se-Provinsi Maluku melakukan pertemuan lang­sung dengan mahkamah partai be­sok siang,” ujar sumber yang meminta namanya tak dikorankan kepada Siwalima di Ambon, Rabu (26/4).

Sumber ini bahkan memastikan MI, sapaan akrab Murad Ismail akan diganti DPP dan DPP dalam waktu dekat akan menurunkan caretaker.

“Jadi selain bahas masalah di DPD Maluku, mungkin juga masalah-masalah lainnya,” ujar sumber ini.

Sementara itu, Ketua Bidang Ko­perasi dan Peningkatan Kesejahte­raan Rakyat: Mindo Sianipar ketika dikonfirmasi terkait dengan pemang­gilan Ketua dan Sekretaris DPC PDI Perjuangan Provinsi Maluku itu mengaku tidak mengetahuinya.

“Saya diluar daerah, saya belum tahu,” ujarnya singkat melalui pesan whatsappnya, Rabu (26/4).

Ketika ditanyakan lagi soal hasil pertemuan DPP PDI Perjuangkan, ia mengaku tidak mengetahui karena masih berada di luar daerah.

Ketika ditanyakan soal carateker Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Maluku menggantikan Murad Ismail, Mindo meminta sabar karena PDI Perjuangan selalu solid dan tidak gantungkan diri pada figur orang per orang.

“Sabar lah, suara partai tidak kalah banyaklah nanti. Banyak masya­rakat cinta PDI perjuangan. Kita bergerak solid bersama rakyat, tidak gantungkan diri pada figur orang per orang,” tuturnya. (S-05)