Praktisi Media Kecam Sikap Dinas PU
AMBON, Siwalimanews – SIKAP tertutup Dinas Pekerjaan Umum Maluku yan menghindari wartawan terkait proyek Air Bersih di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, dikritik penggiat media.
Wartawan senior, Novi Pinontoan mengatakan, sikap menghindari media yang melakukan konfirmasi, menimbulkan dugaan ada kongkalikong dinas dan pengusaha.
Menurut Novi, ketika media melakukan kegiatan cek dan ricek kepada Dinas PU dengan tujuan agar pemberitaan berimbang, maka sesungguhnya media telah profesional sesuai peran dan fungsi pers.
“Jadi peran dan fungsi pers sebagai fungsi kontrol bukan untuk mencari-cari kesalahan tetapi untuk mendudukkan persoalan agar ada perimbangan antara data dan informasi lapangan akhirnya pers melakukan konfirmasi,” ungkap Pinontoan.
Menurutnya, bila konfirmasi tidak dilayani dengan baik, maka Dinas PU jangan menyalahkan pers atau mengatakan pers tidak profesional termasuk jangan menuding pers melakukan pencemaran nama baik.
Baca Juga: PUPR Tertutup dan Menghindar WartawanDengan kondisi seperti itu katanya, maka harus dipertanyakan ada apa sehingga wartawan yang hendak melakukan konfirmasi sesuai dengan kode etik jurnalistik, malah tak dilayani oleh Dinas PU.
“Ada apa ini kalau tidak ada apa-apa dan semua normal saja maka diberikan datanya, dengan tidak memberikan keterangan berarti dinas telah menghalangi pekerjaan jurnalistik sesuai dengan kode etik dan UU pers,” tegasnya.
Pinontoan menambahkan sikap Dinas PU yang tertutup dan menghindari wartawan maka jangan disalahkan jika dinilai adanya kongkalikong antara dinas sebagai penanggung jawab proyek dengan pengusaha selaku pelaksana proyek.
Sementara itu, wartawan senior Dino Umahuk mengatakan UU Keterbukaan Informasi telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga pemerintah daerah dalam hal ini Dinas PU Maluku mestinya terbuka kepada publik.
“Seng boleh tertutup di zaman sekarang mestinya pengelolaan keuangan mesti terbuka apalagi informasi itu penting,” ujar Dino.
Menurutnya, jika sikap tertutup yang dilakukan oleh Dinas PUPR maka menimbulkan kecurigaan ada apa dibalik sikap tersebut.
Ketika Dinas PUPR tidak terbuka dan menyembunyikan informasi maka ada yang tidak beres artinya kalau tidak ada masalah pasti orang akan terbuka,” tegasnya.
Dino menegaskan, bila tidak ada persoalan maka kenapa Dinas PUPR Maluku tidak terbuka terhadap informasi yang hendak dikonfirmasi oleh media.
Praktisi hukum Rony Samloy mengatakan, jika tidak ada alasan lalu Dinas PU menghindari konfirmasi media, maka patut dipertanyakan.
Menurutnya, maksud wartawan sangat baik yaitu ingin meminta penjelasan terkait dengan proyek pembangunan sarana air bersih yang mangkrak di Pulau Haruku.
Mestinya ketika media meminta klarifikasi, tambahnya maka menjadi tugas dan tanggungjawab dinas menjelaskan sejauh mana pertanggungjawaban dibalik pelaksanaan proyek itu.
“Dengan adanya indikasi bahwa pejabat PU yang selalu berkelit dan mangkir dari media, maka menjadi catatan bagi aparat penegak hukum untuk mengusut perkara ini, karena ada indikasi telah terjadi korupsi dibalik mangkraknya proyek itu,” ujar Samloy.
Jika Dinas PUPR saling lempar tanggung jawab kata Samloy, maka sebenarnya telah ada indikasi keterlibatan Dinas PUPR, sehingga PUPR harus bertanggungjawab terkait dengan mangkraknya proyek air bersih di Pulau Haruku.
“Ada Kongkalikong antara dinas PU dengan kontraktor, karena penunjukan itu terpulang kepada PU yang bertanggungjawab atas proyek itu,” tegas Samloy sebagaimana dilansir Siwalima
Sebagaimana diberitakan, saat dikonfirmasi soal proyek SMI yang mangkrak di Pulau Haruku, Rabu (26/5), Kabid Cipta Karya, Nurlela Sopalauw menyarankan Siwalima untuk datang ke Sekretariat Dinas PUPR. “Untuk konfirmasi ke kantor sekretariat Dinas PUPR,” ujar Nurlela dalam pesan WhatsApp.
Hal yang sama juga diungkapkan PPTK Nur Madras. “Nanti ke kantor saja konfirmasi ke sekretariat,” ujar dia melalui pesan whatsApp, Rabu (26/5) siang.
Siwalima mencoba lagi melakukan konfirmasi pada Kamis (27/5) dengan kedua pejabat ini namun diarahkan langsung ke Sekretaris Dinas PUPR.
“Untuk konfirmasi langsung ke sekretaris dinas,” jawab Nurlela kembali kepada Siwalima.
Nur Madras sebagai penanggung jawab proyek air bersih di Pulau Haruku, Kamis (27/5) siang juga menyarankan Siwalima untuk langsung mengonfirmasi sekretaris dinas.
“Ketemu dengan sekretaris dinas sebagai koordinator media center SKPD,” jawabnya.
Namun begitu, sekitar pukul 12.50 WIT, salah satu pegawai di Sekretaris Dinas PUPR, mengaku kalau Afandy Hasanusi masih melayani beberapa tamu.
Siwalima kemudian berinisitif untuk tetap menunggu dan mencegat di lobi Dinas PUPR untuk meminta klarifikasi tentang proyek air bersih di Pulau Haruku.
Hal ini penting karena publik harus mengetahui mengapa proyek air bersih yang nyaris habiskan anggaran Rp 12,4 miliar itu mangkrak.
Sekitar satu jam menunggu, akhirnya sang sekretaris dinas Afandi Hasanusi keluar ruang kantornya. Namun saat dicegat Siwalima, Afandi menghindar dan berdalih hendak makan dulu. “Saya makan dulu,” ujarnya singkat.
Siwalima meminta waktu untuk menunggunya usai makan di kantornya, namun sayangnya sampai pukul 15.55 WIT sang sekretaris dinas ini belum juga kembali ke kantornya.
Hasanusi juga beberapa kali dihubungi melalui Whatsapp, namun hingga berita ini dikorankan sang sekretaris tidak merespons. (S-50/S-51)
Tinggalkan Balasan