Poliklinik Ditutup, Direktur Haulussy Dikecam
AMBON, Siwalimanews – Ketidakbecusan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Maluku kembali dipertontonkan manajemen Rumah Sakit Haulussy, lantaran menutup pelayanan sejumlah poliklinik yang selama ini digunakan masyarakat untuk mendapatkan layanan.Terhitung sejak pekan lalu poliklinik jantung dan Paru di RS Haulussy menutup pelayanan kepada masyarakat, akibatnya pasien pun terlantar karena tidak dapat dilayani oleh tenaga kesehatan.
Salah satu pasien Jantung kepada Siwalima, mengeluh Poliklinik jantung ditutup, ketika hendak berobat namun ternyata ditutup dan ketika dicek ternyata ditutup Sejak, Selasa (8/11).
Sementara itu, informasi yang diperoleh Siwalima dari pihak rumah sakit berplat merah itu bukan saja poliklinik Jantung tetapi juga Paru sudah ditutup sejak tanggal 1 November 2022 lalu.
Penutupan ini diakibatkan, jasa-jasa para nakes sudah setahun lebih belum diterima yang berimbas pada poliklinik ditutup.
Merepons persoalan ini, anggota DPRD Provinsi Maluku Jantje Wenno menyayangkan sikap manajemen RS Haulussy yang terkesan membiarkan persoalan ini terjadi dan merugikan pasien.
Baca Juga: Tiga Puskesmas di SBT dapat Bantuan AmbulansDijelaskan, RS Haulussy merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang diharapakan menjadi tempat bagi masyarakat Maluku untuk berobat, namun sebaliknya ternyata telah mengakibatkan sejumlah masalah bagi masyarakat khususnya pasien.
“Sangat disayangkan ketika RS Haulussy tidak dapat menjadi rumah sakit yang memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, dan ketika masyarakat dirugikan maka ini bentuk pelanggaran yang dilakukan pemerintah,” ucap Wenno.
Menurutnya, jantung dan paru merupakan penyakit kronis yang membutuhkan pelayanan maksimal, dan jika dibiarkan akan mengancam nyawa pasien.
Jika alasannya karena belum dibayarkan hak tenaga medis maka Direktur Haulussy mestinya bertanggungjawab untuk menyelesaikan, bukan sebaliknya membiarkan masyarakat yang dirugikan karena aksi mogok yang dilakukan tenaga.
Direktur RS, kata Wenno tidak memiliki niat untuk membangun RS Haulussy ketika segudang persoalan tidak terselesaikan padahal masyarakat sangat berharap kehadiran Nazaruddin dapat membenahi pelayanan di RS Haulussy.
Nazaruddin harus segera menyelesaikan pembayaran hak-hak tenaga kesehatan, yang selama ini tidak dibayarakan agar nakes dapat kembali melayani masyarakat kembali sebab, polemik yang terjadi di lingkungan RS Haulussy telah mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat Maluku.
Wenno pun mendorong, Pemerintah Provinsi Maluku untuk dapat menyelesaikan persoalan di RS Haulussy ini secara secepatnya artinya, Gubernur harus memanggil Direktur RS Haulussy untuk meminta pertanggungjawaban atas persoalan ini agar terselesaikan.
“Yang pasti kita berharap masalah ini segera direspon oleh Gubernur Maluku dan melakukan evaluasi terhadap manajemen di RS Haulussy, agar segera masalah ini tuntas sebab jika tidak maka masyarakat yang akan dirugikan “ tegasnya.
Nazaruddin Bantah
Terpisah Direktur RS Haulussy, Nazaruddin membantah jika poliklinik paru dan poliklinik jantung tidak dibuka sejak Selasa (8/11) lalu. Menurutnya pelayanan kepada masyarakat di poliklinik tetap berjalan.
“Tidak boleh kita membilang iya, tapi sejauh ini tidak ada masalah dan kalau memang mereka tutup maka suruh mereka taru keberatan dimeja diruangan saya,” ujar Nasaruddin melalui pesan WhatsApp , Jumat (11/11).
Menurutnya, pembayaran jasa Covid-19 dan perda tetap dilakukan, tetapi masih dalam tahap perhitungan karena juknis baru ditandatangani pada Oktober lalu, sehingga sementara diproses.
“Jasa lagi proses, lagian Juknis itu baru saya tandatangani baru bulan Oktober dan memang prediksi kemarin bulan ini selesai tapi masih diproses, kita pegawai itu harus kerja, sudah ada yang TPP, ada gaji,” cetusnya.(S-20)
Tinggalkan Balasan