AMBON, Siwalimanews – DPRD Kota Ambon berharap polemik penetapan calon raja di negeri soya harus dihentikan. Sebelumnya Negeri Soya ditetapkan sebagai salah satu roll model negeri adat di Kota Ambon.

Kita harap persoalan internalnya soal penentuan raja baru tanpa polemik yang berkepanjangan,” pinta Ketua Komisi I DPRD, Jafry Taihuttu kepada Siwalima, Kamis (25/1) .

Untuk itu persoalan penetapan calon raja menurutnya selesai secara internal di dalam Negeri Soya.

Lanjutnya sebagai role model negeri adat yang masih mem­pertahankan dan menjaga keles­tarian adat istiadat, mesti ditonjolkan dalam proses pemilihan  raja kali ini.

“Kami harap proses ini dapat berjalan aman dan damai dengan mempertahankan budaya dan adat istiadat yang yang ada di Negeri Soya,” ungkapnya.

Baca Juga: KPU Maluku Ditunjuk Ambil Alih Tugas KPU Aru

Olehnya dalam waktu dekat komisi akan memanggil sejumlah pihak guna membantu menyelesaikan polemik yang terjadi saat ini

“Sehari dua, komisi I akan mengundang seluruh stakeholder yang ada di Negeri  Soya, termasuk asisten I, kabag pemerintahan dan tim percepatan, untuk sama-sama membahas hal ini,” katanya.

DPRD Janji Tuntaskan

Diberitakan sebelumnya, guna mempercepat proses penyelesain pengusulan mata rumah parentah di Negeri Soya, sejumlah pihak bakal di undang oleh DPRD Kota Ambon

Polemik yang terjadi di Negeri Soya sudah berlangsung sejak tahun lalu dimana nama Hervie Rehatta diusulkan untuk menggantikan Raja Soya John Lodewyk Rehatta yang merupakan ayahnya.

Dari hasil rapat badan saniri dan DPRD Kota Ambon, dari 9 saniri negeri, 5 saniri diantaranya mengusulkan Hervie sebagai raja sedangkan 4 saniri mengusulkan nama Reno Rehatta.

Ketua Komisi I DPRD Kota Ambon Jefry Taihuttu kepada wartawan Jumat (19/1) membenarkan semua pihak akan dipanggil.

“Ada surat masuk ke komisi yang menjelaskan proses pengusulan dan penetapan raja oleh mata rumah parentah dinilai tidak representatif dan akomodatif,” terangnya. (S-25)