AMBON, Siwalimanews – Pasca masuknya virus corona ke Indonesia, warga ramai-ramai men­datangi apotik, toko dan swalayan untuk memborong masker. Sejumlah apotik di Kota Ambon mulai mem­batasi penjualan masker.

Pembatasan dilakukan menganti­sipasi penyalahgunaan oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan komersial.

Kiki, salah satu karyawan apotik Century di kompleks Ambon City Center Passo, kepada Siwalima, Kamis (5/3) mengaku, setiap hari banyak konsumen yang datang membeli masker, namun jumlah pembelian dibatasi. “Konsumen setiap hari membeli masker, tetapi jumlah pembelian dibatasi,” terang Kiki.

Ia menjelaskan, saat ini masker jenis erlub dijual 1 pcs dengan harga Rp.2.000 sebelumnya hanya 1300 lebih.

Di Apotik Gidion Farma, di Jalan Setia Budi, harga masker meng­alami kenaikan, pasca merebaknya virus mematikan itu.

Baca Juga: DKP Pastikan Masih Segel Cafe Negeri Lama

“Masker jenis anitime dijual dengan harga Rp12.000 per 1 pcs,” jelas Tomy, karyawan Apotik Gidion.

Untuk masker jenis hijab sebe­lumnya dijual Rp.2.500/pcs, seka­rang dijual dengan harga Rp.4000/psc. Sedangkan untuk masker jenis N95 dijual dengan harga Rp 35.000/pcs. Namun stok jenis ini sudah habis.

“Jenis masker karet sebelumnya Rp.15.000/psc sekarang harganya Rp.20.000,” ujarnya, sembari menam­bahkan, jumlah pembelian dibatasi untuk setiap jenis masker.

Hal yang sama disampaikan oleh Meby, karyawan Apotik Beta yang  berlokasi di Mardika Ambon. Untuk pembelian masker jenis hijab di­batasi setiap konsumen sebanyak 5 psc, tidak bisa lebih.

“Jenis hijab sebelumnya kita jual 2000 ribu, sekarang menjadi 4000 ribu, sedangkan jenis lain stok di apotinya kosong,” jelasnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga melakukan pembatasan penjualan sejumlah jenis masker kepada masyarakat atau konsumen.

“Kita batasi penjualan, ditakutkan ada oknum-oknum yang mencari keuntungan dari pembelian masker dalam jumlah banyak sehingga dibatasi,” tuturnya.

Bagi Orang Sakit

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy mene­gas­kan, penggunaan masker hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang sakit.

“Masker bukan digunakan oleh orang yang sehat, tapi dia dipakai untuk melindungi orang sakit se­hingga tidak menularkan cairan yang mengandung kuman kepada orang lain,” kata Wendy, kepada wartawan, Kamis (5/3) di Balai Kota.

Ia menjelaskan, masker memiliki lapisan untuk melindungi agar cairan kuman tidak menular kepada orang yang sehat.

“Karena di dalam masker itu ada lapisan yang memang dipakai untuk melindungi cairan kuman yang keluar supaya dia tidak menyebar kepada orang yang sehat,” jelasnya.

Wendy menerangkan, beberapa cara yang harus dilakukan oleh masyarakat  untuk mencegah penye­baran virus Corona.

“Pencegahan yang paling perta­ma adalah menjaga kebersihan diri dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERNAS) dan Perilaku Hidup Bersih (PHBS). PHBS itu melakukan pencucian tangan sesering mungkin karea apa tangan ini biasanya me­megang kotor sehingga rentan terkena kuman,” tuturnya.

Kemudian meningkatkan daya tahan tubuh, dengan makan maka­nan bergizi, olahraga yang teratur, tidur yang cukup. “Jadi pakai masker hanya untuk orang yang sakit,” ujarnya. (Mg-5/Mg-6)