Pemuda Bursel Demo Dukung KPK
JAKARTA, Siwalimanews – Puluhan pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda (Garda) Buru Selatan kembali menggelar demo di depan Kantor KPK, Jakarta Kamis (23/7) mendukung lembaga anti rasuah ini menuntaskan kasus dugaan gratifikasi proyek di Kabupaten Buru Selatan Tahun 2011-2016.
Aksi itu dipimpin Hamis Souwakil selaku koordinator lapangan dan turut menghadirkan sejumlah orator, yakni Abdul Karim Souwakil alias Bonu, Istab Booy dan Arman Titawael.
Para pendemo yang tiba di depan Kantor KPK pukul 11.00 WIB membawa sejumlah spanduk diantaranya bertuliskan, Mendukung KPK Usut Tuntas Dugaan Gratifikasi di Buru Selatan dan KPK Harus Independen Dalam Mengusut Dugaan Gratifikasi di Buru Selatan.
Ada juga spanduk yang bertuliskan, Pentas Anak Negeri, Refleksi dan Evaluasi 12 Tahun Perjalanan Pemerintahan Kabupaten Buru Selatan, Menyoal Korupsi dan Pembangunan di Kabupaten Buru Selatan.
Abdul Karim Souwakil alias Bonu dalam orasinya meneriakan kepada KPK agar segera menetapkan Bupati Bursel Tagop Soulissa sebagai tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi.
Baca Juga: Brimob Semprot Disinfektan di Gereja Sumber Kasih“Statusnya harus ditetapkan menjadi tersangka. Tidak ada kata tidak, kecuali tersangka. Alasannya kenapa statusnya harus jadi tersangka, sebab kita sebagai negara hukum, siapa yang melanggar tentunya harus diberi sanksi. Jika sanksi itu ditetapkan, maka akan menjadi efek jera buat yang lain yang sudah berencana untuk korupsi, korupsi dan korupsi di birokrasi,” teriak Bonu.
Ia berharap tuntutan agar KPK segera menetapkan tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi proyek tahun 2011-2016 secepatnya ditindaklanjuti.
“Kami cuma meminta dan meminta tuntutan ini harus diindakan karena bila mana tidak diindakan, sangat naïf,” ujarnya.
Ia mendoakan agar Allah SWT mencatat amal dan pengabdian keluarga besar KPK jika betul-betul menjalankan tugasnya dengan baik. Namun, jika KPK mengecewakan rakyat Buru Selatan dalam penanganan kasus ini, maka akan melahirkan mosi tidak percaya dari rakyat terhadap KPK.
“Akan terjadi mosi tidak percaya luar biasa oleh masyarakat seluruh Indonesia dan Bursel pada khususnya kepada pimpinan yang sudah diamanatkan oleh negara untuk membasmi korupsi di negara ini,” katanya.
Bonu mengatakan, dalam penanganan kasus ini, banyak orang yang diduga terkait sudah diperiksa dan dari keterangan-keterangan dan bukti yang diberikan diharapkan bisa digunakan untuk menetapkan tersangka.
“Sudah ada pemeriksaan terhadap beberapa orang yang diduga terlibat dalam kasus ini, kiranya bukti-bukti yang dikumpulkan dapat secepatnya digunakan untuk dijadikan tersangka,” paparnya.
Terlebih lagi, lanjutnya, dalam beberapakali aksi yang dilakukan oleh Garda Bursel, selalu dianggap sebagai aksi hoax, padahal KPK sudah pernah memanggil dan memeriksa saksi-saksi termasuk bupati.
“Coba bayangkan saja bapak ibu bahwa sempat aksi kita yang kedua dihembuskan isu bahwa aksi yang kita lakukan ini adalah hoax, kalau betul aksi kami adalah hoax, maka KPK juga melakukan pemeriksaan tanggal 12 Maret 2020 adalah hoax,” tandas Bonu sambil diteriaki, kata betul oleh peserta demo lainnya.
Bonu mengatakan, kalau disebut aksi yang dilakukan pihaknya sebagai aksi hoax maka merupakan tamparan juga bagi KPK.
“Kalau apa yang mereka sampaikan ke kami bahwa gerakan ini adalah gerakan hoax, maka ingat bapak-bapak, ibu-ibu yang ada dalam gedung merah putih yang istimewa ini, pemeriksaan yang kalian lakukan pertama tanggal 12 Maret 2020 adalah hoax. Ini tamparan bukan bagi kami saja, tapi tamparan juga buat KPK,” ujarnya.
Sementara Istab Booy dalam orasinya mengatakan, aksi demo yang dilakukan sebagai bentuk dukungan bagi KPK dalam menuntaskan kasus dugaan gratifikasi di Kabupaten Bursel.
“Lagi-lagi kami kembali ke gedung KPK, gedung yag terhormat ini, tidak lain dan tidak bukan adalah mendukung KPK, karena dari aksi kita beberapa hari yang lalu hingga hari ini KPK bergerak cepat, KPK melakukan pemeriksaan dari hari Senin sampai hari Kamis di Provinsi Maluku. Ini menjadi catatan bahwa kita semua, bagi Garda bahwa gerakan kita ini adalah pergerakan murni dari nalar berfikir kita, dari akal sehat kita, kita bukan kumpulan orang-orang dungu. Betul,” kata Booy.
Lanjut Booy, ada pihak-pihak yang tidak menyukai aksi demo yang sering dilakukan oleh Garda Bursel di KPK, sehingga mencoba menakut-nakuti mereka dengan preman. Namun mereka bersyukur aksi demo yang dilakukan turut dibantu oleh organisasi Bipolo Fuka Masi yang merupakan orang Buru di Jakarta, agar tidak diganggu oleh para preman.
“Pemuda Bipolo Fuka Masi turut mengamankan karena beberapa waktu lalu kita mau diancam dan dibubarkan aksi kita. Padahal mereka tidak tahu bahwa aksi yang kita lakukan sampai saat ini berdasarkan kajian-kajian yang intelektual,” ucapnya.
Ia menegaskan, pendemo yang hadir dalam aksi ini merupakan refresentatif dari seluruh rakyat Kabupaten Bursel, meliputi Kecamatan Kepala Madan, Leksula, Namrole, Fena Fafan, Waesama dan Ambalau. “Kami adalah refresentatif dari masyarakat Bursel,” kata Booy.
Ia mengajak seluruh pemuda Bursel tidak diam melihat perilaku korup di Kabupaten Bursel. “Ayo seluruh pemuda Bursel yang ada dimana saja, gunakan naluri dan akal sehat untuk berjuang bagi Bursel,” tandas Booy.
Rekannya, Arman Titawael dalam orasinya mengungkapkan, walaupun ada aksi teror dari para preman, mereka tidak akan bosan datang ke KPK.
“KPK kita tidak pernah bosan untuk datang ke sini menuntut keadilan kita. Kita datang dengan hati,” paparnya.
Ia berharap KPK serius mengusut dugaan gratifikasi di Buru Selatan. “Kita datang ke sini, tidak ada siapapun yang menunggangi kita,” ujar Arman.
Aksi akan terus dilakukan sampai ada kejelasan dari KPK terkait status kasus dugaan gratifikasi di Kabupaten Bursel.
Setelah berorasi kurang lebih tiga jam, mereka kemudian membubarkan diri. Sebelumnya Garda Bursel melakukan demo di Kantor KPK pada, Kamis (2/7), dan kemudian berlanjut Kamis (9/7). Tuntutan yang disampaikan sama, segera menuntaskan dugaan gratifikasi pekerjaan proyek di Kabupaten Bursel. (S-35)
Tinggalkan Balasan