AMBON, Siwalimanews – Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah maupun Provinsi Maluku untuk segera menangani korban bencana gempa dengan magnitudo 5,9 SR yang mengguncang kabupaten tersebut Kamis (4/11) lalu.

Gempa tersebut telah menimbulkan kerugian harta benda milik masyarakat Negeri Sawai,belasan rumah rusak dan sejumlah fasilitas umum

Anggota DPRD Provinsi Maluku dapil Kabupaten Maluku Tengah Halimun Saulatu minta, Pemda Maluku maupun Pemda Kabupaten Malteng untuk segera menangani bencana yang terjadi.

Dia mengaku, sangat prihatin terhadap masyarakat Negeri Sawai yang harus kehilangan tempat tinggal, termasuk dengan trauma yang mendalam atas bencana alam ini.

“Ini bencana alam yang sangat memprihatikan, karena masyarakat mengalami kerugian serta trauma yang mendalam dengan peristiwa ini. Karena itu, perlu penanganan yang cepat dari pemerintah” ujar Halimun kepada Siwalima di Ambon, Sabtu (6/11).

Baca Juga: Usul 6 Calon Sekot, Walikota Lecehkan Kerja Pansel

Menurutnya, Pemda Kabupaten Maluku Tengah dan Pemda Maluku harus segera melihat dan membantu penanganan korban, baik kerugian material maupun non material, termasuk memikirkan langkah-langkah edukatif, maupun antisipatif bagi masyarakat terhadap persoalan kedepan.

Apalagi, gempa  yang mengguncang Negeri Sawai bukan saja merusak rumah warga, tetapi juga fasilitas umum seperti tempat ibadah, sekolah, talud penahan ombak dan bangunan lainnya, artinya atas bencana ini telah menimbulkan kerusakan ringan, sedang dan rusak berat.

“Saya yakin, Pemkab Malteng maupun Pemprov Maluku mahir dalam proses penanganan bencana seperti ini, karena sudah terbiasa menanganinya. Untuk itu saya berharap masyarakat dapat tertangani dengan cepat,” harapnya.

Belasan Rumah Rusak

Seperti diberitakan sebelumnya, Gempa Bumi dengan magnitudo 5,9 SR mengguncang wilayah Sawai Kecamatan Seram Utara Kabupaten Malteng Kamis (4/11) sekitar pukul 11.45 WIT. Belasan unit rumah warga dan fasilitas umum rusak.

Selain merusak rumah warga, jalan di perkampungan itu juga retak akibat gempa yang dirasakan sangat kuat di wilayah tersebut. Pantauan Siwalima di Kota Masohi, getaran gempa juga dirasakan cukup kuat di sana yang akibatnya terjadi kepanikan. ASN yang sementara bekerja lari keluar berhamburan meninggalkan kantor termasuk anak sekolah.

Warga berhamburan keluar rumah, jalanan ramai. Sejumlah sekolah di Kota Masohi  menghentikan aktivitas belajar mengajar. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tapi korban materil yakni rumah warga dan fasilitas umum mengalami rusak parah bahkan ada rumah warga yang roboh. Kerusakan tidak hanya di Sawai, tapi juga di Saleman. Raja Negeri Saleman, Ali Makatita kepada Siwalima mengaku kerusakan jalan wisata menuju penginapan di Negeri Saleman mengalami keretakan sepanjang 30 meter.

“Tidak ada kerusakan yang berarti. Hanya jalan wisata menuju aset negeri yakni di daerah Penginapan Saleman mengalami keretakan dengan panjang kurang lebih 30 meter,” katanya.

Menurutnya, kerusakan parah justru terjadi di Sawai, dimana belasan rumah warga dan tempat ibadah serta sekolah rusak parah. Rumah-rumah warga juga bahkan ada yang roboh akibat guncangan hebat dari gempa yang berpusat di 16 Km Barat Wahai dan 27 Km Timur Laut Sawai dengan kedalaman 10 Km Wahai Seram Utara itu.

Tak Berpotensi Tsunami

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengklaim gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,9 SR di Sawai itu tidak berpotensi tsunami. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo Mw=5,7. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,77° LS;129,39°BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 75 Km arah Timur Laut Maluku Tengah, pada kedalaman 12 Km.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam rilisnya menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar naik Seram Utara (North Seram Thrust).

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (Oblique Thrust Fault),” jelasnya.

Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Sawai V MMI, dimana getaran dirasakan hampir semua penduduk. Kemudian Wahai IV MMI, Ambon, Masohi dan Saparua III MMI.

Gempa Susulan

Hasil monitoring BMKG menunjukan, pasca gempa dengan magnitudo 5,9 itu, terdapat 26 kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Kekuatan magnitudo  gempa susulan itu bervariasi, mulai dari M2,5- M4,2. Demikian disampaikan  Kepala BMKG Stasiun Geofisika Ambon, Herlambang Hudha.

BMKG menghimbau kepada masyarakat di Maluku Tengah agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga dihimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali kedalam rumah,” himbaunya.

BPBD Kirim Tim

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah mengirim tim reaksi cepat guna mendata kerusakan dampak gempa 5.9 SR, di Sawai yang menjadi wilayah pusat gempa.

Kepala BPBD Malteng Latief Key yang dikonfirmasi Siwalima menegaskan, pihaknya telah mengirim tim pasca gempa terjadi siang tadi (kemarin Red).

“Kita sudah mngirim tim ke lokasi titik gempa di Sawai dan Wahai untuk melakukan pendataan kerusakan serta kebutuhan darurat bagi warga yang terdampak,” kata Key.

Tim yang diturunkan akan segera bekerja dan mengirim data sementara baik menyangkut kerusakan, korban serta kebutuhan warga akibat gempa.

“Kita belum dapat menghimpun data sebenarnya dari wilayah disana. Data yang beredar di madia sosial tidak dapat kita ambil untuk digunakan sebagai data BPBD. Kami tidak mau berspekulasi soal data, sebab data lapangan yang kita gunakan,” katanya.

Meski demikian Key mengaku dari laporan sementara yang dihimpun BPBD Malteng di wilayah yang terdampak langsung, ada kerusakan, namun jenis kerusakan ringan, berat atau sedang hasilnya akan menunggu assessment tim di lapangan.

“Kalau kerusakan pasti ada. Informasi yang diperoleh ada kerusakan, tetapi itu tidak valid. Kita tunggu saja hasil kerja tim di lapangan,” cetusnya.

Data yang berhasil dihimpun Siwalima di Masohi menyebutkan kerusakan akibat gempa 5,9 SR mengakibatkan 17 unit rumah warga rusak. Jenis kerusakan pun bervariasi. Mulai dari diding rumah retak hingga roboh di wilayah desa Sawai Kecamatan Seram Utara. Tidak ada korban jiwa dalam gempa itu, namun demikian jalan dalam negeri itu dilaporkan mengalami keretakan hingga puluhan meter.

Selain rumah warga, fasilitas umum yakni satu masjid, sekolah dasar dan bangunan kelompok swadaya masyarakat (KSM) sanitasi di Sawai mengalami rusak ringan, sedang dan berat serta talud pembatas pesisir pantai terlepas dan roboh. (S-50)