AMBON, Siwalimanews – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah persulit bantuan bagi warga Kawasan Dok dan Kolam Bom Kecamatan Pulau-pulau  Aru yang terdampak angin puting beliung sejak Selasa 21 Juni.

Sedikitnya 18 kepala keluarga harus mengungsi akibat rumah mereka rusat. Belum ada bantuan yang diterima oleh masyarakat dari BPBD termasuk dari Pemda Aru.

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kepulauan Aru, Jacob Ubyaan yang dikonfirmasi terkait belum adanya penanganan dari pemda terkait dengan bantuan mengaku dalam proses.

“Dananya ada, namun tidak begitu saja langsung di cairkan, ada prosesnya, terang jacob kepada Siwalima, Kamis (23/6).

Prosesnya itu kata Jacob pihak BPBD harus lengkapi administrasi dan ajukan permintaan dulu, barulah bisa dicairkan.

Baca Juga: Eksploitasi Penambang Emas Ilegal di GB tak Terkendali

“Kita tidak bisa cairkan begitu saja, karena masalah kemudian nantinya waktu pertanggungja­wa­ban anggaran tersebut,” tegas Jacob.

Sementara itu Kepala Pelak­sana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aru Berthy imuly saat ini berada di di luar daerah.

Siwalima coba menemui Berthy  di kantor namun yang bersangkut tidak ada, bahkan nomor telepon miliknya selalu tidak dapat terhubung ketika di telepn.

Josef Welerubun warga yang rumahnya rusak akibat dihantam angin putting beliung mengaku ketika kejadian pemda hanya turun dan mendata para korban

“Menang petugas dari pemda ada datang usai kejadian itu dan hanya menanyakan kerusakan saja dan ambil data keluarga,” terang Josef.

Ia mengaku setelah itu tidak ada tindak lanjut yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Aru maupun dari BPBD setempat.

“Dong datang, foto, minta KTP dan KK saja setelah kejadian itu, kami butuh bantuan,” ungkapnya.

Sementara, kondisi rumah Yohanis Welerubun yang dilihat, hanya bisa gunakan terpal untuk tutup rumah yang senknya sudah terbawa angin.

Berbeda lagi dengan rumah milik Dominggus Kabeto, hingga saat ini kondisi rumahnya tidak bisa di tempati, karena seluruh atapnya tidak ada, bahkan rangka kapnya pun tidak ada.

Olehnya, kami sangat mengha­rapkan adanya bantuan dari Pemda untuk rehab rumah dan bantuan sosial lainnya, karena bukan saja rumah, tapi barang di dalamnya pun rusak. (S-11)