AMBON, Siwalimanews – Komisi IV DPRD Provinsi Maluku mengecam kinerja Satuan Tugas PON Papua terkait dengan pelayanan makan dan minum kepada para atlet.

Kekecewaan ini diutarakan lang­sung oleh anggota Komisi IV DPRD Provinsi Maluku, Andi Munaswir kepada Siwalima, Rabu (15/9) menanggapi adanya keluhan menu makan atlet PON Maluku.

Dijelaskan, ketika ada atlet PON yang mengeluh terkait dengan pela­yanan makan dan minum maka me­nunjukkan bahwa stagas tidak pro­fesional dalam menjalankan tugas.

“Lagi dan lagi keluhan makanan dari atlet PON. Itu menunjukan ke­tidakprofesionalisme KONI” ujar Munaswir.

Menurutnya, ketika keluhan di­sam­paikan berulang-ulang kali maka menunjukkan betapa tidak adanya keberpihakan Satgas PON Papua kepada atlet yang nantinya berta­rung pada ajang olahraga nasional empat tahunan itu.

Baca Juga: RRI Harus Mampu Berperan Sebagai Media Literasi

“Ini hal yang sama disampaikan atlit nasional di olimpiade ituu sa­ngat memalukan,” tegasnya.

Karena itu, komisi IV akan melihat hasil PON XX Papua Oktober mendatang terlebih dahulu sebelum melakukan evaluasi terhadap kinerja KONI dan satgas selama ini

Manajemen Bobrok

Praktisi olahraga Maluku, Roni Samloy menilai kinerja manajemen pengurus KONI Maluku saat ini sangat bobrok dalam mengelola olahraga di Maluku.

Hal ini diungkapkan Samloy me­nyusul protes yang dilakukan atlet yang akan berlaga di PON XX Papua, mengeluhkan menu makanan yang disajikan.

Samloy mengungkapkan, manaje­men KONI zaman dulu yang ang­garan diberikan pemda sebesar Rp 7 miliar tetapi atlet tidak pernah me­ngeluh soal makanan, minuman dan perlengkapan.

Namun, ketika KONI digelon­torkan anggaran sebesar 16 miliar te­tapi menimbulkan masalah seder­hana, maka tidak salah jika publik menilai manajemen KONI saat ini lebih buruk dari KONI sebelumnya.

“Terhadap anggaran tersebut digunakan untuk apa saja, itu men­jadi pertanyaan. Mestinya anggaran 16 miliar sudah terakomodir di da­lamnya makanan, keberangkatan kon­tingen sampai soal bonus tetapi lucunya makan tidak patut diper­soal­kan di media sosial,” tegas Samloy.

Karena itu tidak berlebihan jika manajemen pengelolaan olahraga di Maluku yang dilakukan oleh KONI Maluku sangat bobrok, tetapi tidak mau disebut bobrok maka KONI Maluku saat ini lebih buruk dari KONI Maluku sebelumnya.

Menurutnya, KONI Maluku tidak dapat bersandar pada alasan jika masing-masing atlet memiliki selera yang berbeda-beda, sebab walaupun keluhan atlet tetapi bukan satu atlet yang memberikan keluhan.

Apalagi, atlet yang mengeluh me­rupakan atlet-atlet yang sudah per­nah membawa pulang emas untuk Maluku berdasarkan pengalaman selama ini, dimana tidak pernah ada keluhan soal makanan karena dila­yani dengan baik.

“KONI Maluku jangan beralibi dan melakukan pembenaran karena ini fakta karena keluhan itu berasal dari atlet yang pernah membawa pulang medali untuk Maluku,” je­lasnya.

Ditambahkan, banyak atlet yang ingin bersuara terkait manajemen KONI tetapi takut terhadap pengu­rus cabang olahraga sehingga tidak bersuara, karena banyak pengurus cabang olahraga di Maluku yang cari aman. “Pengurus cabang olah­raga di Ma­luku ini kan banyak yang cari aman akibatnya atlet tidak berani bersuara,” cetusnya

Protes

Menyikapi postingan atlet Malu­ku yang akan berlaga di PON Papua terkait fasilitas maupun menu ma­kanan di pusat pelatihan daerah (Puslatda), Koni Maluku akhirnya angkat bicara.

Wakil Ketua Koni Maluku Yan Haumasse menjelaskan, pihaknya telah memanggil atlet yang bersang­kutan untuk mengklarifikasi dan semuanya sudah selesai.

“Sebenarnya tidak ada masalah ketua umum KONI sudah berbicara dengan pelatih dan sudah sampai­kan ke bersangkutan dan tidak ada masalah. Atletnya saja yang datang terlambat saat jam makan. Karena di mess itu jamnya sudah diatur,” jelas Haumasse.

Ditanya soal gizi makanan Hau­masse mengaku, menu makanan yang disajikan kepada para atlet layak, karena telah melewati tes kelayakan oleh tim gizi.

“Menu yang disajikan telah disu­sun oleh tim gizi, yang diprotes kata­nya telur dan sayur, telur dan sayur itu berpengaruh untuk menam­bah kalori, sehingga aneh jika menu telur dan sayur dipersoalkan. Apalagi saat ini sudah persiapan bertanding, yang tentunya asupan gizi atlet sangat-sangat diperhatikan,” pung­kasnya.

Haumasse membantah jika menu yang disajikan untuk atlet hanya menu itu saja, sebab disajikan sangat bervariasi.

“Menu makanan atlet disajikan secara bervariasi dan diatur selama satu minggu kemudian, minggu berikutnya diatur lagi. Selain menu untuk atlet tinju, kemaren yang tuai kritikan, belakangan ini tidak ada atlet yang mengeluh soal menu makanan yang disajikan. Baru atlet kempo ter­sebut yang mengeluh soal makanan, memang tidak semua atlet punya selera yang sama, kalau cuma satu saja yang mengeluh, tidak bisa juga kita ikut satu atlet punya mau,” tandasnya.

Sementara itu terkait fasilitas air bersih yang juga dikeluhkan, Hau­masse mengaku akan mengeceknya kembali. Tapi menurutnya selama ini tidak ada kendala soal air. Ke­mungkinan hanya masalah teknis yang terjadi hari itu saja.

“Saya belum cek kalau soal airnya. Mungkin saja pada saat itu air tidak jalan, karena masalah teknis, karena sejauh ini tidak pernah ada kendala masalah air,” kilahnya. (S-50)