AMBON, Siwalimanews – Pasca pemilihan umum, harga sejumlah kebutuhan merangkak naik, salah satunya beras termasuk di Kota Ambon.

Pantauan Siwalima, Harga beras premium berbagai merek sudah tidak terkendali karena hampir mencapai 20 ribu per kilonya.

Sementara beras lokal masih di angka 13 ribu/kilo sedangkan beras bulog masih bertahan di angka 11 ribu/kilo di Pasar Mardika.

Sebelum pemilu harga beras premium masih berada di angka 17-18 ribu/kilo.

Hal ini juga kemudian memicu tingginya angka inflasi di Kota Ambon dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: PLN Perkuat Dukungan Ekosistem Kendaraan Listrik

Badan Pusat Statistik Maluku mencatat inflasi di Kota Ambon pada januari sebesar 2,74 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 105,62.

Kepala BPS Maluku Maritje Pattiwaellapia dalam rilisnya kepada siwalima menjelaskan adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 8,35 persen.

Selain itu juga dipengaruhi dari kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 4,85 persen. kelom­pok kesehatan sebesar 4,15 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,59 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,08 persen; kelompok transportasi sebesar 2,25 persen.

“Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga menyumbang naiknya inflasi sebesar 1,71 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,59 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,10 persen,” terangnya.

Sedangkan untuk tingkat inflasi month to month (m-to-m) dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Maluku bulan Januari 2024 masing-masing sebesar 0,19 persen.

Naik di 179 Kabupaten Kota

Seperti yang dikutip dari finance­.detik, Badan Pusat Statistik men­catat kenaikan harga beras terjadi di setidaknya 179 kabupaten/kota. Rata-rata harga beras menyentuh angka mencapai Rp 14.380 alias naik 2,92% dibandingkan Januari lalu.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, kenaikan harga beras terus terjadi pada awal Februari 2024. Pada pekan pertama Februari, harga rata-rata beras naik 0,93% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara dan pekan kedua Februari, harga beras naik 1,65% ketimbang Januari.

“Jadi, kita lihat di minggu ketiga Februari 2024, kenaikan harga beras mencapai 2,92% dibandingkan Januari 2024. Dan harga beras ini di minggu ketiga Februari 2024 secara rata-rata mencapai Rp14.380 per kg dan kenaikan harga beras ini terjadi 179 kabupaten/kota,” ungkap Pudji dalam Rapat Koordinasi Pengen­dalian Inflasi Daerah, dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin (19/2).

Pudji pun mencatat harga beras di sekitar 20% wilayah Indonesia lebih tinggi dari harga rata-rata nasional pada pekan ketiga Februari 2034. Kenaikan harga beras pun cukup drastis pada minggu sebe­lumnya.

“Jadi, kalau kita lihat terlihat bahwa harga beras di Februari minggu ketiga meningkat cukup tinggi dibandingkan minggu kedua Februari 2024, (naik dari Rp14.166 per kg ke Rp14.380 per kg),” jelasnya.

Kendati demikian, Pudji mengata­kan Indonesia akan mengalami fenomena surplus beras pada Maret 2024. Namun, produksi beras disinyalir akan lebih sedikit dari periode yang sama dibanding tahun sebelumnya.

Sebab pada Maret 2023 jumlah panen mencapai sebanyak 5,13 juta ton beras. Adapun pada 2034, diper­kirakan akan ada 3,51 juta ton beras.

Oleh karena itu, Pudji menyaran­kan percepatan tanam dan optimasi lahan pertanian dilakukan.

“Sehingga kalau kita bandingkan antara konsumsi dengan produksi, maka surplus yang akan terjadi pada Maret 2024 ini jauh lebih rendah dibandingkan surplus Maret 2023,” pungkasnya. (S-09)