AMBON, Siwalimanews – Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku mencatat, per­tumbuhan ekonomi Maluku triwulan II-2020 dibanding tri­wulan II-2019 (y-on-y) tumbuh sebesar -0,92 persen.  Perekonomian Maluku ber­da­sarkan besaran Produk Do­mestik  Regional Bruto (PD­RB) atas dasar harga  ber­laku triwulan II-2020 mencapai RP.11,45 triliun dan atas harga konstan 2010 mencapai Rp. 7,63 triliun.

“Kontraksi  pertumbuhan ekonomi -0,92 persen dipicu  oleh sebagian  besar lapa­ngan usaha,” jelas Kepala BPS Provinsi Maluku, Asep Ri­yadi, dalam rilis yang dite­rima Siwalima Rabu (5/8).

Dikatakan, kontraksi per­tum­buhan tertinggi adalah lapangan usaha transportasi dan pergudangan yaitu sebesar 17,97 persen.

“Kontraksi terbesar selanjutnya diikuti oleh lapangan usaha penyediaan  akomodasi dan makan minum yang megalami kontraksi  pertumbuhan sebesar 11,88 persen dan kategori perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 4,23 persen,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan perekono­mian Maluku berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2020 mencapai 11,45 triliun rupiah dan atas harga konstan 2010 mencapai 7,63 triliun rupiah.

Baca Juga: Bulan Juli, Inflasi Maluku 0,04 Persen

Struktur PDRB Provinsi Maluku menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2020 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan  dan jaminan sosial wajib, dan lapangan usaha perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil sepeda-motor masih mendominasi PDRB Provinsi Maluku di triwulan II-2020.

“Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Maluku triwulan II-2020 (y-on-y), lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki sumber pertumbuhan  tertinggi yaitu sebesar 0,51 persen dan diikuti lapangan usaha konstruksi sebesar 0,12 persen,” katanya.

Riyadi menambahkan pertumbuhan ekonomi Maluku triwulan II-2020 terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,61 persen dan kontraksi Pertumbuhan Ekonomi Maluku terjadi pada sebagian besar lapangan usaha. Kontraksi pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan yaitu sebesar 18,51 persen. (S-39)