MASOHI, Siwalimanews – Warga Kecamatan Tehoru dan Telutih, Kabupaten Maluku Tengah, hingga kini belum berani kembali ke perkampungan mereka, pasca gempa 6,1 SR dua pekan lalu.

Walaupun status waspada tsunami telah dicabut oleh BMKG, namun mereka lebih memilih tinggal di lokasi pengungsian ketimbang kembali ke rumah.

Tokoh pemuda Tehoru Rifai Hatapayo yang dikonfirmasi Siwalimanews, Selasa (22/6) menyebutkan, mereka belum berani kembali lantaran guncangan gempa susulan masih terus dirasakan, meskipun intensitasnya mulai berkurang.

Selain itu, warga telah mengetahui adanya informasi BMKG yang telah mencabut peringatan bahaya tsunami, namun mereka masih tetap khawatir akan adanya gempa besar seperti sebelumnya. Apalagi banyak anak-anak dan orang tua serta perempuan yang nantinya sulit dievakuasi jika terjadi gempa.

“Sekarang warga sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasanya. Hanya pada pagi hari, namun pada sore hari mereka kembali lagi ke lokasi pengungsian. Hal ini karena warga masih trauma dan khawatir adanya gempa besar. Apalagi sampai sekarang masih terasa adanya guncangan gempa susulan meskipun intensitasnya sudah berkurang,” ucap Hatapayo kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Selasa (22/6).

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Aru Meningkat

Ia juga mengaku, aktivitas yang dilakukan warga saat ini hanya memasak kemudian setalah mereka kembali lagi ke lokasi pengungsian.

“Jadi aktivitas seperti kantor, pasar atau melaut itu belum dilakukan. Mereka hanya kembali ke rumah untuk siapkan makanan. Setalah itu mereka kembali lagi ke lokasi pengungsian dan bermalam di sana,” pungkasnya. (S-36)