AMBON, Siwalimanews – Dengan luas lahan pertanian sebesar 28,67 ribu hektar di tahun 2020 membuat produksi padi pada 2020 sebesar 110,45 ribu ton gabah kering giling atau mengalami kenaikan sebanyak 12,19 ribu ton atau naik 12,41 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 98,25 ribu ton.

Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 sebesar 61,53 ribu ton, mengalami kenaikan sebanyak 6,79 ribu ton atau 12,41 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 54,74 ribu ton.

Penegasan ini disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Maluku Asep Riyadi, dalam rilis yang diterima Siwalima, Senin (1/3). Dijelaskan potensi produksi padi pada subround Januari-April 2021 diperkirakan sebesar 43,34 ribu ton atau terjadi mengalami kenaikan sebanyak 13,39 ribu ton atau 44,70 persen dibandingkan subround yang sama pada 2020 yang sebesar 29,95 ribu ton GKG.

Jadi kita sejak 2018, telah bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), Badan Informasi dan Geospasial (BIG), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA).

“KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku awah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi,” jelasnya.

Baca Juga: Langgar Aturan, SPBU Lateri Ditilang

Penyempurnaan dalam berbagai tahapan penghitungan produksi beras telah dilakukan secara komprehensif tidak hanya luas lahan baku sawah saja tetapi juga perbaikan penghitungan konversi gabah kering menjadi beras. Secara garis besar, tahapan dalam penghi­tungan produksi beras.Dijelaskan luas panen dan produksi padi di Provinsi Maluku berdasarkan hasil Survei KSA, realisasi panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2020 sebesar 28,67 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 2,69 ribu hektar (10,36 persen) dibandingkan 2019 yang mencapai 25,98 ribu hektar.

Pada 2020, puncak panen terjadi pada bulan Agustus yaitu mencapai 4,18 ribu hektar, sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada bulan Agustus juga yaitu sebesar 4,88 ribu hektar.

Kemudian luas panen padi pada Januari 2021 mencapai 3,31 ribu hektar, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2021 diperkirakan seluas 8,87 ribu hektar.

“Dengan demikian, total potensi luas panen padi pada subround Januari-April 2021 mencapai 12,18 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 3,87 ribu hektar (46,57 persen) dibandingkan subround Januari-April 2020 yang sebesar 8,31 ribu hektar,” tandasnya.

Dirinya menambahkan produksi padi di Provinsi Maluku sepanjang Januari hingga Desember 2020 sekitar 110,45 ribu ton atau mengalami kenaikan sekitar 12,19 ribu ton (12,41 persen) diban­dingkan 2019 yang sebesar 98,25 ribu ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 16,86 ribu ton sementara produksi teren­-dah terjadi pada bulan. Februari, yaitu sebesar 3,74 ribu ton.  “Sama dengan produksi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Agustus, yaitu sebesar 18,43 ribu ton,” tutupnya. (S-39)