AMBON, Siwalimanews – Dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia, khususnya di bidang Ilmu bedah, maka Perhimbunan Ahli Bedah Indonesia Cabang Maluku menggelar simposium tentang Ilmu Bedah.

Kegiatan yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Ambon, Jumat (30/6) diikuti 273 dokter, baik dokter bedah dan juga dokter umum dari seluruh kabupaten/kota di Maluku.

Ketua PABI Maluku Jecky Tuamelly disela-sela kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan ini snagatlah pentingnya mengingat di Maluku, SDM bidang Ilmu bedah dianggap masih kurang, sehingga melalui kegiatan ini, pihaknya ingin meningkatkan SDM bagi para ahli bedah maupun dokter umum di seluruh kabupaten/kota di bumi raja-raja ini.

“Salah satu tujuan utamanya adalah untuk membentuk SDM khusus bagi dokter bedah, dan juga dokter umum yang ada di Maluku. Kita juga sedang mengupayakan untuk bisa buka prodi bedah di Fakultas Kedokteran Unpatti, agar dokter-dokter yang lulus nanti, tidak perlu sekolah di luar lagi, itu tujuan utama kita,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia  Tjahjo Winantyo mengaku, bisa berada di Ambon bersama para guru besar ahli bedah, yang memberikan ilmunya kepada para dokter yang ada di Maluku.

Baca Juga: Polda Maluku Selesaikan 210 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak

Pasalnya, melalui simposium ini diharapkan bisa menambah wawasan para dokter ahli bedah maupun dokter umum yang ada di daerah terpencil, agar bisa melakukan penanganan atau mengambil langkah terhadap pasien yang ada di daerah yang terkendala transportasi.

“Nantinya saya akan mengupayakan seluruh PABI di Indonesia, agar membuka hootline bagi seluruh dokter puskesmas dimanapun, terutama daerah terpencil, dimana mereka ada kesulitan apapun terkait penanganan terhadap pasien, sehingga dari komunikasi yang dilakukan, disitu dapat diberikan jalan bagi mereka dalam kondisi yang berbeda,” ujarnya.

Selain itu kata dia, PABI juga memikirkan terkait distribusi dokter-dokter bedah di seluruh wilayah Indonesia, agar tidak ada lagi kendala seperti yang dialami di daerah-daerah terpencil.

“Nanti kita juga akan berkolaborasi dengan Pemerintah maupun Institusi Pendidikan agar bisa menerima mereka yang dari daerah, namun dengan catatan, bahwa setelah itu harus kembali mengabdi ke daerahnya,” tandasnya.

Untuk diketahui dalam simposium itu menghadirkan 5 Narasumber masing-masing DR dr Suhartono, Prof dr Aryono D Pusponegoro, dr Caesar Khairul Wallad dr I Nengah Kuning dan Prof dr Ahmad Faried.(S-25)