AMBON, Siwalimanews – Tenaga medis dan karyawan RS GPM, mengeluhkan hak me­reka yang belum terbayar­kan. Pasalnya, sejak Juni 2020 lalu, gaji pegawai dan tenaga me­dis baru dibayar 70 persen saja.

Sumber Siwalima di rumah sakit yang sekarang bernama Sumber Hidup mengaku, sudah berbagai cara mereka tempuh untuk memperoleh hak-haknya, namun tetap menemui jalan buntu.

“Bayak cara sudah katong lakukan, tapi hanya diberi janji saja,” kata sumber yang tak mau namanya ditulis itu, Jumat (3/9) lalu.

Menurut sumber itu, pihak yayasan dan rumah sakit sejak 2020 berulang kali berjanji akan menyelesaikan kekuarangan hak yang harusnya diterima, tapi sampai sekarang janji tinggal janji.

Bukan hanya kekuarangan gaji saja, tapi jasa medis BPJS perawat dan bidan pun tidak dibayarkan sejak Januari 2020. Termasuk jasa medis BPJS dokter spesialis juga tidak dibayarkan sejak akhir 2020 sampai sekarang. Alhasil, konsisi itu ber­imbas terhadap kinerja penata anas­tesi, perawat kamar operasi, perawat di ruangan dan bidan.

Baca Juga: Gelombang Tinggi Ancam Sejumlah Perairan di Maluku

Termasuk pelayanan pasien terutama pasien operasi baik emergensi maupun pasien reguler tidak berjalan baik. Sebelumnya, masalah amburadul manajemen rumah sakit kebanggaan GPM itu sudah tercium sejak 2019-2020.

Kala itu Direktur Rumah Sakit Sumber Hidup masih dipegang oleh dr Henny Tipka. Kepemimpinan Tipka ini berimbas kepada mogoknya para pegawai pada Desember 2020 lantaran hak-hak mereka tidak dibayarkan.

Saat pegawai mogok, Tipka berjanji akan membayar hak-hak mereka berupa THR, jasa medis selama 1 tahun, serta kekurangan gaji 30 persen seluruh karyawan. Disisi lain, Sinode GPM tak tinggal diam. Pihak Sinode GPM lalu mengambil kebijakan, untuk mengucurkan dana sebesar Rp 1,5 miliar, agar hak-hak pegawai dapat tertangani.

Rupanya dana yang digelon­torkan Sinode GPM itu tidak mampu mengatasi amburadulnya manajemen rumah sakit.

Karena dinilai tak mampu menyelesaikan kemelut yang terjadi di rumah sakit tersebut, Sinode GPM lalu menggantikan posisi Tipka dengan Anggota DPRD Maluku Elviana Pattiasina.

Anggota Fraksi Partai Demokrat itu saat ini menjabat Plt Direktur, merangkap Ketua Yayasan Kesehatan GPM.

“Ibu pelaksana tugas direktur su janji mau menyelesaikan masalah ini sejak Februari 2021 lalu, ter­-nyata sampai skarang masalahnya masih tetap sama. Kasihan perawat, bidan dan keluarganya. Gaji 70 persen dan jasa tidak jelas,” ungkap sumber itu.

Plt Direktur Rumah Sakit Sumber Hidup, Elviana Pattiasina yang dikonfirmasi perihal masalah ini berjanji baru bisa menjelaskan kepada Siwalima hari ini, Senin (6/9).

“Maaf beta seng bisa bicara melalui telepon, nanti besok baru beta menjelaskan ya,” janji Elviana kepada Siwalima, Minggu (5/9).

Sementara itu, Ketua Sinode GPM, Pendeta Elifas Maspaitella sejak Sabtu (4/9) tidak merespons panggilan telepon. Begitu pula pesan WhatsApp yang dikirim juga tak dibalas.

Aksi Mogok 2020

Untuk diketahui akibat belum dibayarnya semua hak pegawai RS Sumber Hidup, maka seluruh pegawai baik tenaga medis, maupun pegawai non medis, melakukan aksi demo dan mogok kerja, Kamis, 24 Desember 2020 lalu. Mereka menuntut hak mereka berupa jasa medis selama 1 tahun yang belum dibayarkan, serta kekurangan gaji 30 persen, sebab sejak Agustus 2019 yang diterima hanya sebesar 70 persen.

Selain itu, aksi protes itu dilakukan untuk meminta perhatian dari kepada Pimpinan Yayasan RS Sumber Hidup, dikerenakan mereka belum menerima THR, padahal tinggal menghitung jam umat Kristiani sudah memasuki perayaan Natal.

Aksi kedua dilakukan Senin, 28 Desember 2020. Masih dengan tuntutan serupa, karyawan dan nakes meminta hak mereka berupa jasa medis selama 1 tahun dibayarkan serta kekurangan gaji 30 persen sejak Agustus 2019 yang belum diterima.

Koordinator aksi Carlos Manuhuttu saat ditemui Siwalima di RS Sumber Hidup Senin (28/12) mengaku, Direktur RS Sumber Hidup dr Heny Tipka berjanji akan membayar seluruh hak karyawan hari ini. Untuk itu semua karyawan masih menanti janji direktur.

“Direktur janjinya mau bayar 160 lebih karyawan RS Sumber Hidup yang terdiri dari tenaga medis dan non medis hari ini,” ucap Manuhuttu.

Ia berharap, dr Heny Tipka bisa menjawab kebutuhan semua karyawan, karena tugas dan tanggungjawab mereka sudah dilaksanakan, untuk itu secepatnya pihak RS bisa memberikan hak semua karyawan yang tertunda termasuk THR.

Sementara itu Direktur RS Sumber Hidup dr Heny Tipka saat dikonfirmasi Siwalima melalui telepon selulernya, Senin (28/12) kala itu, memastikan proses pembayaran hak setiap karyawan mulai dilakukan hari ini.

“Untuk jumlahnya serta apa saja yang dibayarkan ini urusan internal, sehingga tak bisa dipublikasikan,” ucap Tipka singkat.

Para tenaga medis dan pegawai ini mengancam, jika tuntutan mereka tidak dihiraukan, maka mereka akan menempuh jalur hukum.

Menurut Carlos Manuhuttu menegaskan, seluruh pegawai RS Sumber Hidup belum menerima THR serta kekuarangan gaji mereka, bahkan sampai dengan hari ini juga, para tenaga medis belum menerima jasa medis mereka selama 1 tahun.

“Inisiatif teman-teman untuk menutup segala aktivitas di Rumah Sakit Sumber Hidup. Untuk sekarang ini, kita layani pasien yang ada dulu,” ujarnya.

Menurutnya, berdasarkan penjelasan dari pihak yayasan yaitu ibu Senda Titaley, bahwa saat ini tidak ada uang, sehingga mereka menemui Ketua Sinode GPM untuk mencari solusi.

“Ketua Sinode jelaskan kepada pihak yayasan bahwa pada tanggal  24 Desember kantor sudah libur, jadi tidak bisa untuk proses pencairan uang,” tutupnya. (S-32)