AMBON, Siwalimanews – Hampir sepekan warga Kota Ambon dibuat pusing. Bagaimana tidak, stok minyak tanah di pe­dagang eceran habis, alhasil warga panik.

Puncak kepanikan warga terjadi Rabu (3/8), dimana warga berbon­dong-bondong mendatangi peda­gang eceran untuk membeli mitan.

Pantauan Siwalima, di sepan­jang jalan, warga dengan meng­gu­nakan sepeda motor maupun jalan kaki nampak meneteng jerigen.

Nyonya Ester yang ditemui di Jalan Setia Budi mengaku hampir sepekan dirinya dan suami ber­keliling Kota Ambon mencari mitan di pedagang eceran.

Ia baru bisa membeli jenis BBM yang masih dimintasi masyarakat Kota Ambon itu setelah menda­patkannya di kawasan Belakang Kota, itu hanya mampu satu jerigen saja.

Baca Juga: Pendidikan Bintara Infanteri Abituren Dibuka

Salah satu pedagang Eceran di Jalan Setia Budi yakni Ko Eng mengaku hanya mnedapatkan enam drem. Jumlah itu dalam waktu 30 menit diborong ibu-ibu rumah tangga dan habis terjual.

Kondisi yang sama juga Nam­pak di sejumlah pedagang eceran di Kota Ambon. Kuota terbatas, sehingga mereka hanya mampu menjual ke pembeli satu jerigen tidak bisa lebih.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdaga­ngan Kota Ambon, John Slarmanat kepada Wartawan, di Balai Kota, Rabu (3/8/) mengatakan sudah berkoordinasi dengan pihak SKK Migas.

Bahkan Disperindag Kota Ambon sudah mengambil langkah de­ngan menyurati pihak Perta­mina. “Sebetulnya belum terlalu langka, tapi permintaan mening­kat, salah satunya mungkin karena distribusi pasokann juga terganggu cuaca ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini.

“Mengantisipasi itu, dari SKK Migas arahkan kita berkoordinasi dengan Pertamina untuk kuota minyak tanah, dan surat itu sudah disiapkan,” ungkapnya.

Minyak tanah, lanjutnya, adalah salah satu jenis BBM yang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga yang setiap harinya diharapkan akan selalu tersedia.

“Namun disisi lain, sulitnya minyak tanah, bisa jadi soal perhitungan kuotanya. Artinya dinamika pertumbuhan masyarakat itu terjadi, yang mestinya juga diimbangi dengan kuota ke suatu daerah,”kata Slarmanat.

Pertimbangan lain tambahnya, seperti perayaan hari-hari besar keagamaan maupun disaat kondisi ekstrim, pihak Pertamina harus menentukan kuota bagi satu daerah.

“Kita siapkan surat kepada Pertamina, untuk penambahan  kouta minyak tanah, demi  mengantisipasi terjadinya kelangkaan,” ujarnya. (S-25)