AMBON, Siwalimanews – Alokasi dana yang disiapkan oleh Dinas Per­hubungan Maluku un­tuk untuk mem­bangun sarana trans­portasi per­ke­re­taapian, alang­kah baiknya diberikan kepa­da DPRD Maluku, untuk kepen­tingan study banding.

Demikian dikatakan tokoh Pu­lau Seram, Evert Kermite, menyi­kapi sikap pembiaran DPRD Ma­luku, ter­hadap kerja eksekutif yang terkesan asal-asalan.

Kepada Siwalima, Senin (14/6), Kermite mengata­kan, alang­kah baiknya uang hampir setengah miliar rupiah itu digunakan untuk study banding DPRD ke Maluku Utara.

“Di Maluku Utara, mereka bisa belajar bagaimana caranya pro­vinsi hasil pemekaran itu kini bi­sa jadi daerah yang paling tinggi tingkat pertumbuhan ekono­minya di Indonesia,” kata mantan Anggota DPRD Maluku itu.

Sebagai wakil rakyat, Kermite berharap DPRD dapat menja­lankan fungsinya dengan baik, bukan sebaliknya menjadi co­rong pemerintah.

Baca Juga: Kemenkumham Koordinasi Pelayanan Komunikasi Masyarakat

“Mereka itu wakil rakyat yang harus menyuarakan kepentingan rakyat, bukan kepentingan peme­rin­tah, apalagi jadi tukang stem­pelnya pemeritah,” kesal­nya.

Dinas Perhubu­ngan melalui Anggaran Penda­pa­tan dan Belanja Daerah Tahun 2021, tekah meng­anggarkan proyek Stu­dy Kelayakan Rencana Induk Perkeretaapian.

Proyek itu bahkan sudah dile­lang, seperti dilansir laman lpse.malu­kuprov.go.id, dengan kode tender 1559­4288 dengan alokasi angga­ran hampir sete­ngah miliar rupiah.

Adapun lokasi proyek tersebut meliputi Pulau Seram, dimulai dari Kabupaten Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat dan Kabu­paten Maluku Tengah.

Wakil Ketua Konsorsium Pe­mekaran Seram Utara Raya, Yopy Soakalune juga menyay­angkan rencana studi kelayakan pemba­ngunan kereta api di Pulau Seram.

“Kalau untuk kereta api di Seram itu bukan tahun ini atau 10 tahun dan seterusnya belum dibutuh­kan. Karena wilayah-wilayah di Seram sejak Indonesia merdeka sampai sekarang ini saja belum dijangkau peme­rintah. Baik itu jalan rakyat, se­tapak, maupun jalan provinsi dan nasional. Kampung-kampung di pegu­nungan itu belum pernah dise­ntuh oleh pembangunan sampai sekarang,” ujarnya.

Jadi sarannya, Pemprov se­baiknya jangan bermimpi yang aneh-aneh, karena kereta api belum dibutuhkan saat ini kare­na tidak akan memberikan kon­tribusi bagi Seram. “Jangan Pemprov bermimpi yang tidak bagus. Tidur malam bangun pagi lalu bikin porogram yang sebe­-tulnya belum dibutuh­kan masyarakat,” tandas Yopy. (S-50/S-32)