AMBON, Siwalimanews – Guna mencegah sejak dini potensi tertularnya HIV/AIDS lebih luas lagi di daerah ini, maka Yayasan Pelangi Maluku terus mendorong masyarakat untuk beranikan diri menjalani tes.

Kepala Yayasan Pelangi Maluku Rosa Pentury saat sosialisasi dengan tema Meeting Of Service Networking Development yang berlangsung di lantai V Gedung Keuangan Negara, Jumat (16/6) menjelaskan, pihaknya bersama Klinik Komunitas Candela terus melakukan upaya untuk mendeteksi secara dini HIV/AIDS dengan menjangkau semua komunitas.

“Sampai hari ini kita terus menjangkau komunitas, kenapa kita sasaran komunitas, karena memang potensi terjangkit HIV/AIDS cukup besar, apalagi munculnya perilaku man sex man yang terjadi,” ungkap Pentury.

Dari 1.168 capaian yang dijangkau oleh YPM kata Pentury, 750 orang diantaranya adalah laki-laki serta sisanya 417 perempuan dan terus dilakukan jangkauan ulang dalam kaitan dengan perubahan perilaku.

Dari segi usia, dibawah 4 tahun terdapat 2 orang, usia 5-14 terdapat 19 orang, 15-19 ada 20 orang da 20-24 tahun 120 orang, kemudian usia 25-49 ada 865 orang, 50-59 tahun terdapat 102 orang serta usia diatas 60 tahun ada 39 orang.

Baca Juga: Dihantam Ombak, Nelayan Asal Kairatu Hilang

Dari aspek pekerja, sumber terinfeksi HIV/AIDS terdiri dari, wanita pekerja seks langsung (WPSL) sebanyak 12 orang positif, Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung (WPSTL) 17 orang, pelanggan WPSL 82 orang, pelanggan WPSTL 163 orang, Waria 26, LSL 380 laki, Penasun 11 orang, pasangan penasun 2, pasangan risti 440 dan lainya 34 orang.

“Kita terus berupaya untuk memperluas jangkauan terpapar HIV/AIDS guna mendukung upaya pemerintah agar di tahun 2030 tidak ada lagi angka kesakitan dan kematian akibat dari HIV/AIDS,” ucapnya.

Pentury juga menyoroti terkait dengan adanya ketakutan dari masyarakat untuk melakukan tes HIV/AIDS, padahal jika masyarakat terbuka sejak dini, maka pengobatan dapat dilakukan sehingga anggaran kesakitan dan kematian akan ditekan.

Menurutnya, Pemerintah Kota Ambon telah menyediakan begitu banyak fasilitas kesehatan, baik rumah sakit, puskemas maupun klinik komunitas candela untuk memudahkan masyarakat mendapat pelayanan kesehatan.

“Kita berharap masyarakat dapat membuka diri dan berani untuk melakukan screening HIV/AIDS agar bisa diobati sejak dini, tidak perlu takut karena semuanya gratis,” tuturnya.

Sementara itu, Kabid Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Ambon  Rems Tale menambahkan, pihaknya terus berupaya mencari dan menemukan sebanyak mungkin masyarakat yang terinveksi HIV/AIDS untuk diobati.

Bahkan, pemerintah telah menyediakan sejumlah fasilitas kesehatan untuk membantu masyarakat melakukan screening, yakni di Puskesmas Waihaong, RSUD Haulussy, Laboratorium Kesehatan dan 34 Faskes lainnya.

“Kita terus berupaya untuk menambah fasilitas pemeriksaan HIV/AIDS, dan kita telah tambah puskesmas di Poka, Paso, Rijali dan Benteng untuk mempermudah pelayanan, tapi kedepan kita sedang melihat beberapa puskesmas dan diusulkan ke provinsi untuk dilatih tenaganya,” ucapnya.

Tale mengaku, sebagian besar kasus HIV/AIDS di Kota Ambon dari bulan Januari hingga Mei 2023 yang berjumlah 140 kasus, itu didominasi oleh komunitas.

Untuk mendukung capaian bebas HIV/AIDS, maka langkah promotif dan preventif gencar dilakukan oleh seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kota Ambon, termasuk pemeriksaan wajib bagi ibu hamil. Untuk itu masyarakat diminta untuk tidak memandang HIV/AIDS sebagai penyakit yang sulit disembuhkan, sebab faktanya ada juga masyarakat yang terinveksi masih hidup sampai dengan hari ini.

“Kita juga menghimbau untuk semua elemen masyarakat, khususnya pemuda berani melakukan screening HIV/AIDS, sebab semuanya gratis,” himbaunya.(S-20)