AMBON, Siwalimanews – Universitas Pattimura ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan lokakarya nasional energi dan perubahan iklim UI GreenMetric 2023.

Lokakarya yang berlangsung di aula lantai II Universitas Pattimura Ambon selama dua hari itu, digelar secara hybrid dengan mengusung tema Arah dan Kebijakan Kampus Tentang Energi dan Perubahan Iklim Menuju Kampus Berkelanjutan.

Ketua Panitia Lokakarya Petrus Lapu dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Jumat (16/6) mengatakan, lokakarya yang berlangsung 7 hingga 8 Juni kemarin merupakan program kerja UI GreenMetric Nasional tahun 2023 dari Tim Energi dan Perubahan Iklim, dengan tujuan untuk memberikan kontribusi dalam wacana berkelanjutan dibidang pendidikan dan penghijauan kampus.

Selain itu juga untuk mempromosikan universitas sebagai agen perubahan sosial, berkaitan dengan tujuan-tujuan berkelanjutan, serta menjadi alat penilaian diri tentang keberlanjutan kampus, untuk institusi pendidikan tinggi di seluruh dunia dan menginformasikan kepada pemerintah, badan lingkungan setempat dan international serta masyarakat, tentang program-program berkelanjutan di kampus.

“Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah melakukan kegiatan lokakarya berbasis pemanfaatan energi dan perubahan iklim serta meningkatkan silahturahmi dan jejaring dalam peningkatan perubahan lingkungan,” ujarnya.

Baca Juga: Bawaslu: 3715 Pemilih dalam DPSHP tak Memenuhi Syarat

Sementara output yang diharapkan kata Petrus yakni, terciptanya blue print dalam pembangunan energi terbarukan pada tiap-tiap perguruan tinggi, perumusan kebijakan dalam pemanfaatan energi yang dapat mengatasi dampak negatif perubahan iklim dan terciptanya jejaring (networking) dalam anggota Ul GreenMetric.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Fredik Leiwakabessy, saat membuka kegiatan itu mengatakan, perguruan tinggi harus dapat menjadi motor penggerak untuk meningkatkan kesadaran terhadap kepentingan lingkungan hidup dan juga pemanfaatan energy.

Unpatti diberi kesempatan untuk menjadi tuan rumah lokakarya nasional ini yang tujuan dan arahnya menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat untuk melakukan riset, pengabdian, pendidikan dan pelatihan dalam merumuskan berbagai kebijakan-kebijakan terkait energi dan perubahan iklim yang harus disiapkan, diantisipasi serta  diadaptasi.

Berbicara tentang energi dan perubahan iklim, maka ada 2 hal penting yang harus di perhatikan,  yakni mitigasi dan adaptasi. Untuk itu dalam diskusi yang terbangun dalam lokakarya ini harus memperhatikan konsep mitigasi dan konsep adaptasi untuk bagaimana peran perguruan tinggi di tengah-tengah perubahan ini.

“Perubahan iklim saat ini terjadi begitu drastis, kita tidak bisa lagi memprediksi musim hujan dan musim kemarau sehingga dalam diskusi yang terbangun pada lokakarya ini apa yang dipicu oleh UI GreenMetric, diharapakan Universitas Pattimura dapat menjadi penggerak  dalam mengembangkan lingkungan hidup dan juga pemanfaatan Energy untuk Maluku dan Indonesia” ujarnya.

Ia berharap, dengan adanya narasumber yang hadir, dapat merumuskan  indikator yang nantinya dapat diimplementasikan sesuai dengan tri daharma perguruan tinggi, sehingga menghasilkan sistem terkait dengan energi dan perubahan iklim pada mitigasi dan adaptasi.

Wakil Ketua UI GreenMetric World University Rankings Junaidi, mengaku, lokakarya ini merupakan pertemuan pertama 17 perguruan tinggi yang menjadi bagian dari tim energi dan perubahan iklim UI GreenMetric dan juga tim lainnya yang ada di UI GreenMetric.

“UI GreenMetric memiliki prinsip bergotongroyong untuk memberikan kontribusi pemikiran bagaimana peran perguruan tinggi dalam mengatasi masalah pandemi, sosial, lingkungan hidup dan lainnya,” ujarnya.

Dunia kampus kata Junaidi, merupakan tempat untuk mendidik calon-calon pemimpin, itu sebabnya para mahasiswa ditunjukan contoh bahwa kampus sebagai sebuah ekosistem harus dapat menjaga lingkungannya dengan hemat energi serta mengelola alam, karena apa yang dilakukan hari ini, merupakan tanggung jawab  yang akan berdampak besar bagi generasi yang akan datang.

Ia berharap, pertemuan hari ini dapat memberikan sumbangsih  pemikiran kepada perguruan tinggi terkait dengan Energi dan perubahan iklim.

Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena, M.Si pada kesempatan itu mengatakan, pertumbuhan suatu kota atau suatu wilayah tentu dipengaruhi oleh aktivitas yang dibuat, sehingga kota itu terus berkembang dari berbagai sisi yang juga dapat membawa dampak pada lingkungan hidup dan sebagainya.

Perkembangan kota didukung juga dari aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek sosial yang menjadi bagian dari pada faktor-faktor pendukung, oleh karena itu keseimbangan antara ketiga aspek ini diharapkan dapat terus dijaga sehingga generasi mendatang dapat minikmati sumber daya alam yang dimiliki.

“Arah pembangunan kota saat ini difokuskan untuk dapat memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang menjadi indikator penilaian disetiap kota yang ada. Konsep dan tujuan pembangunan berkelanjutan itulah yang kemudian terimplementasi dalam visi dan misi pembangunan yang dibuat provinsi maupun kota-kota yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Secara fundamental kata walikota, pembangunan yang berkelanjutan telah diintegrasikan dalam rencana pembangunan Kota Ambon tahun 2023-2026 sesuai dengan visi dan misi mewujudkan tata kehidupan masyarakat Ambon yang mandiri secara berkelanjutan, dengan tujuan, terwujudnya infrastruktur dan penataan ruang kota yang berkualitas dan berwawasan lingkungan dalam 11 kebijakan pemerintah.

“Pada 11 kebijakan pemerintah yang dibuat oleh saya, pada kebijakan kesembilan kita berupaya untuk mewujudkan lingkungan Kota Ambon yang bersih, ini merupakan  usaha untuk membuat kota ini dalam sebuah proses pembangunan yang berkelanjutan,” tandasnya.(S-06)