AMBON, Siwalimanews – Gubernur Maluku Murad Ismail dinilai gagal dalam menjalankan roda pemerintahan di provinsi ini, sebab angka kemiskinan terus mengalami kenaikan.

Penilaian ini disampaikan puluhan mahasiswa Unpatti saat menggelar aksi demosnterasi di depan kampus tersebut, Senin (19/7),

Puluhan mahasiswa yang diperkirakan berjumlah 60 orang ini mulai menggelar aksi mereka sekitar pukul 12.30 WIT, bahkan mereka  memblokade jalan di depan kampus dengan membakar ban bekas.

Selain Gubernur, puluhan mahasiswa ini juga menilai, Walikota Ambon telah menindas warganya. Bahkan mereka juga minta Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan Presiden RI Joko Widodo diturunkan.

“Gubernur Maluku Murad Ismail gagal jalankan roda pemerintahan. Angka kemiskinan masih tetap naik, apalagi dalam situasi pandemi seperti ini,” teriak mahasiswa.

Baca Juga: Gubernur Tunjuk Sadli Ie Jadi Plh Sekda

Presiden juga dinilai gagal dalam menjalankan roda pemerintahan di republik ini, sebab menyetujui TKI China untuk datang ke Indonesia.

“Kita tahu Covid-19 dari China, tetapi kenapa Jokowi mau mereka datang ke Indonesia,” tanya mahasiswa.

Novan dalam oratornya mengaku, kebijakan yang dilakukan Walikota Ambon Ricahrd Louhenapessy telah menindas masyarakat di Kota Ambon, bahkan membuat ekonomi di kota ini terpuruk.

“Walikota Richard Louhenapessy yang buat ekonomi terpuruk dan telah menindas rakyatnya, jadi kita nilai gagal,” tandas Novan.

Orator lainnya Risman Solissa dalam orasinya menegaskan, mahasiswa bukan hanya menginginkan Jokowi turun dari jabatannya sebagai Presiden RI, namun Gubernur dan Walikota juga harus tutun dari jabatannya.

“Turunkan juga Kapolri dan Kapolda Maluku dari jabatan mereka. Hari ini dengan kebijakan yang membuat resah masyarakat, sehingga kami turun kejalan dan kami tidak peracya adanya Covid-19 hingga saat ini,” teriak Solissa.

Solissa juga minta kepada aparat kepolisian yang dianggap bermuka premanisme, harus keluar dari lokasi aksi sebelum diusir.

“Kenapa tidak tutup bandara dan pelabuhan, sementara Aktivitas perekonomian tertutup akibat PPKM,” cetusnya.

Sampai dengan berita ini dipublikasikan, puluhan mahasiswa masih terus melakukan demonstrasi di depan kampus. (S-51)