AMBON, Siwalimanews – Koordinator Kerjasama Ambon dan Jepang,  Rohny Maail sangat menyesali diputusnya hubungan kerjasama internasional di bidang pendidikan yang dikemas dalam program study and work in Japan oleh Pemerintah Jepang cq Pemerintah Kota Kyoto.

Maail mengaku, pemutusan disampaikan dalam pertemuannya dengan pihak Pemerintah Kota Kyoto di Kyoto pada tanggal 4-6 Februari dalam upaya aktualisasi kerjasama internasional partnership city antara Kota Kyoto dengan Kota Ambon.

Salah satu Dosen senior Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Unpatti ini juga mempertanyakan alasan pemutusan tersebut.

Sementara diketahui, kerjasama ini masih bisa dilanjutkan untuk tahun-tahun berikutnya tanpa harus menggunakan APBD Kota Ambon.

“Saya sangat menyesali ker­jasama international antar kedua negara ini, antara dua kota yang potensial dalam bingkai pnership city ini, harus dihentikan. Ini karena pemerintah Kota Ambon, didalam­nya Dinas Pen­didikan, tidak serius menangani program ini sampai masa tahun terakhir. Padahal sudah berjalan 10 tahun,” kata Maail dalam rilisnya, kepada Siwalima, Sabtu (17/2).

Baca Juga: Pangdam Hadiahkan Umroh Gratis bagi 15 Prajurit

Dikatakan, dalam rangka monitoring dan evaluasi perkembangan siswa di Jepang yang sementara studi dari tahun 2022 sampai 2023 juga tidak pernah dilakukan oleh Pemkot Ambon, sampai anggaran yang sudah disahkan dalam DIPA Dinas Pendidikan saat itu, justru dikembalikan utuh ke kas negara.

“Saya tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran Pemerintah Kota Ambon ini. Bahkan sampai akhir 2023 kemarin, dimana mahasiswa yang mendapat beasiswa dalam program studi and Work in Japan dari Pemerintah Ambon ini semuanya sudah selesai studi dan telah pulang ke Ambon, yang harusnya diakhir masa kerjasama ini, ada ceremoni yang harus dihadiri secara formal sebagai bagian utama dari kerjasama internasional bersama Pemerintah Kota Kyoto sebagai perwujudan penjajakan 10 tahun, tidak dilaksanakan,”ungkapnya.

Padahal, dibalik pertemuan itu, ada maksud baik dari Pemerintah Kota Kyoto untuk memberi duku­ngan beasiswa penuh dari Pemerin­tah Jepang, namun baik Penjabat Walikota Ambon maupun Kepala Dinas Pendidikan, tidak datang ke Jepang untuk menghadiri pertemuan akhir kerjasama itu.

Akibatnya, kesempatan terbuka bagi calon mahasiswa baru, generasi muda Kota Ambon yang mau melan­jutkan studi ke Jepang di tahun ber­i­kutnya, harus terhenti karena pihak Jepang memutus hubungan kerja­sama ini.

“Sungguh ironi dan 10 tahun kerja­sama yang dibina ternyata diakhiri dengan cara yang tidak sepatutnya. Saya berharap kedepannya, Peme­rintah Kota Ambon harus lebih arif dan bijaksana dalam menjalin hubu­ngan kerjasama internasional antar kedua Negara, sebab pada akhirnya jika dilakukan dengan tidak serius, akan memalukan Negara Indonesia dan kota Ambon khususnya,” tan­dasnya. (S-25)