AMBON, Siwalimanews – DPRD Provinsi Maluku meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah provinsi untuk memperhatikan kondisi masyarakat korban gempa bumi 6,1 SR yang menghantam di Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah.

Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury menjelaskan, gempa bumi dengan kekuatan telah menjadi keprihatinan bersama sejak diinformasikan oleh BMKG kemarin. Salah satu persoalan yang dihadapi masyarakat saat ini, yakni adanya keraguan untuk kembali berada di rumah masing-masing sejak peristiwa tersebut.

Hal ini dikarenakan tempat tinggal masyarakat yang berdekatan dengan laut, sehingga ketakutan akan gempa susulan itu terjadi termasuk tsunami yang mungkin saja mengancam, sehingga ada yang mengambil langkah untuk mengungsi ke daerah-daerah yang lebih tinggi.

“Terhadap kondisi ini, saya minta supaya BPBD Maluku bisa berkoordinasi dengan pemkab disana supaya memberikan perhatian terhadap masyarakat yang sementara tinggal ditempat-tempat pengungsian,” ujar Wattimury.

Menurutnya, walaupun masyarakat mengungsikan diri hanya sementara, tetapi paling tidak kebutuhan mereka mesti diperhatikan, sebab tidak ada satupun masyarakat setempat yang berencana untuk tinggal di pegunungan, jika tidak ada kejadian alam yang tidak bisa dipungkiri ini.

Baca Juga: DPRD Desak Pemprov Pacu Peningkatan PAD

7.227 Warga Mengungsi

Data sementara yang berhasil dihimpun BPBD Kabupaten Maluku Tengah hingga Kamis (17/6) mencatat sedikitnya ada 7.227 jiwa warga di Kecamatan Tehoru yang mengungsi ke pengunungan akibat gempa yang terjadi pada Rabu (16/6) siang.

Sementara bangunan dan rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa tersebut sebanyak 103 unit rumah.

“Data sementara jumlah kerusakan rumah itu, di Negeri Yaputih sebanyak 15 unit, Saunolu 70 unit, Tehoru 40 unit dan Haya 18 unit.  Jumlah yang mengungsi di 4 negeri ini sebanyak 7.227 jiwa,” ungkap Kepala BPBD Malteng, Abdul Latif Key saat dikonfirmasi Siwalima melalui telepon selulernya, Kamis (17/6).

Menurutnya, data yang dihimpun BPBD ini belum rampung seluruhnya, sehingga data ini masih bersifat sementara dan akan segera dirampungkan.

“Jadi ini masih data sementara. Saya saat ini bersama tim berada di Tehoru untuk kita mempercepat rampungkan seluruh data yang diperlukan,” ungkapnya.

BPBD kuga kata Latief, telah menyalurkan sejumlah bantuan, terutama tenda, tikar dan selimut yang diperuntukkan bagi warga yang sedang mengungsi. Bantuan ini dimaksud tiba di Tehoru Rabu malam.

Untuk bantuan lain seperti obat-obatan dan makanan, saat ini sementara diproses dan akan segera disiapkan untuk disalurkan kepada warga yang mengungsi.

“Kita akan berupaya terus memenuhi kebutuhan masyarakat. Kami berdoa semoga musibah ini dijauhkan dari kita semua sehingga situasi di Tehoru dan seluruh pesisir Telutih dapat segera berakhir,” harapnya.

Diperhatikan Kesehatan Pengungsi 

Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku, Melkianus Sairdekut mendesak Dinas Kesehatan untuk memperhatikan dengan serius kondisi kesehatan pengungsi gempa yang melanda Kabupaten Maluku Tengah.

“Kami sangat prihatin dengan kondisi masyarakat yang ada di tenda-tenda pengungsian, karena itu kita dorong Dinas Kesehatan Maluku untuk memantau terus kondisi kesehatan semua pengungsi,” ujar Sairdekut kepada Siwalima, melalui telepon selulernya, Sabtu (19/6).

Menurutnya, di tengah kondisi curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini, menjadi suatu keprihatinan bersama ketika masyarakat harus tinggal ditempat pengungsian.

Apalagi, adanya kekhawatiran dari masyarakat setempat akan adanya gempa susulan, walaupun BMKG telah menyatakan potensi tsunami telah berakhir.

Untuk itu Dinkes diingatkan untuk memprioritaskan pelayanan kepada anak-anak dan balita yang memiliki kerentanan cukup tinggi, jika berlama-lama di tenda-tenda pengungsian.

“Banyak sekali anak-anak dan balita yang tinggal ditenda pengungsian. Ini yang harus menjadi perhatian dan fokus dari pelayanan pemerintah kepada masyarakat,” tandasnya. (S-50)