Lanjut ke Polda, Ini yang Disuarakan Warga BAHK
Tepis Isu Sara Dikonflik Kariu
AMBON, Siwalimanews – Mencegah pengalihan isu, bahwa konflik antara Negeri Kariu dengan Dusun Ori Desa Pelauw dilatar belakangi konflik Agama, Pemuda Negeri Hualoi yang adalah adalah negeri berpenduduk Muslim, memimpin aksi damai meminta keadilan atas konflik kemanusiaaan yang terjadi di Negeri Kariu.
Aksi damai yang dipimpin Kamarudin Tubaka, selaku warga asli Negeri Hualoi yang masuk dalam persekutuan Gandong Booi, Aboru, Hualoi, Kariuw (BAHK), dari Kantor Gubernur Maluku, dilanjutkan ke Markas Polda Maluku.
Di Polda, massa menuntut keadilan, mereka mengatakan insiden yang terjadi di Kariu adalah penyerangan yang terstruktur terorganisir dan masif.
“Dalam aksi ada saudari yang memakai hijab dan saya Hualoi, kita suarakan ini supaya tidak ada politisir ke SARA, di sini kita menuntut keadilan, Siapa yang membuat kesalahan silahkan tindak, yang jadi pertanyaan, saat kita laporkan soal kejadian ke Kapolda dan Polsek, kami diabaikan. Apakah kita ini bukan asli anak Maluku,” tanya Tubaka.
Dirinya juga menyangkan sikap Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif yang menyampaikan statement bahwa tidak ada gereja yang terbakar, padahal nyatanya ada gereja yang dibakar.
Baca Juga: BLT tak Disalurkan, Warga Serbu Kantor Desa“Di medsos sampai Kapolda menyatakan tidak ada gereja yang dibakar, disini saya mau bilang ada gereja yang di bakar yaitu Gereja Sidang Jemaat Allah, serta Gudung Gereja Eibhenezer lama dan itu nyata bukan hoax,” tegasnya.
Tubaka meminta Polda Maluku menyikapi hal yang terjadi dengan serius, dengan membangun pos-pos permanen di setiap perbatasan dengan Negeri Kariu, serta menangkap para pelaku pembakaran serta yang menggunakan senpi di konflik tersebut.
“Bikin pos permanen di setiap tapal batas supaya kamtibmas yang menurut bapak bapak kalau damai itu indah bisa terpenuhi, lalu berikut tangkap mayarakat yang menggunakan senpi, termasuk yang membakar rumah warga, begitu enak mereka posting di medsos, seakan akan kita sendiri dibalik konflik ini, Polda harus bersikap,” tegasnya.
Sama seperti di Kantor Gubernur, massa aksi yang hendak menemui Kapolda juga gagal, namun dengan tertib massa selanjutnya meninggalkan Mapolda menuju DPRD Maluku. (S-45)
Tinggalkan Balasan