AMBON, Siwalimanews – Musda DPD Partai Golkar Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) IX resmi telah sele­sai digelar dengan menetapkan Rudolf Lailossa sebagai Ketua DPD Golkar Malteng periode 2020-2025.

Terpilihnya Lailossa sebagai Ketua DPD Golkar Malteng da­lam Musda IX yang bertempat di Sekretariat DPD Golkar Ma­luku, Karang Panjang ini setelah mendapatkan 15 suara dari jum­lah pemilik suara sebanyak 18 suara.

Setelah mengantongi 15 suara dan memenuhi persyaratan sesuai dengan Juklak  Nomor 02 tahun 2020, maka Lailossa kemudia dite­tap­kan sebagai Ketua DPD  Golkar Ma­luku Tengah dengan surat keputu­san Nomor: KEP-08/MUSDA-IX/GOLKAR-MALTENG/2020 Tentang Pengesahan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Maluku Tengah masa bhakti 2020-2025.

Kendati Lailossa telah terpilih sebagai ketua DPD Golkar Malteng, namun dalam pelaksanaan musda sempat terjadi kericuhan yang dila­kukan oleh beberapa kader yang me­rasa aspirasi mereka tidak diper­timbangkan pimpinan sidang.

Akibatnya kader yang menolak tersebut keluar dari ruang musda untuk melakukan koordinasi dengan ketua DPD Golkar Maluku, Ramli Umasugi.

Baca Juga: Jumat, Noach-Kilikily Daftar di KPU MBD

Ketua DPC Partai Golkar Kecama­tan Pulau Haruku, Morits Tualeka kepada wartawan mengatakan, aksi protes yang dilakukan berkaitan de­ngan adanya surat keputusan DPD Golkar Maluku tengah tentang kara­teker pada beberapa kecamatan yang oleh pimpinan sidang harus dila­kukan verifikasi lebih dahulu.

“Jadi, kami tidak mempermasa­lahkan SK Pak Rudi karena SK itu telah sah dan tidak dapat diganggu gugat, namun soal SK karateker yang dikeluarkan Lailossa lima hari sebelum pelaksanaan musda, ini ada apa,” ungkapnya.

Menurutnya, jika pimpinan si­dang lebih dahulu melakukan verifi­kasi untuk menentukan siapa yang dapat memberikan hak suara dalam musda ke IX ini, maka tidak ada persoalan.

Terkait dengan penilaian ini, Ketua DPD Golkar Maluku Tengah terpilih, Rudolf Lailossa membantah hal itu. Lailossa menegaskan jika tidak benar apa yang disampaikan.

“Tidak ada, tidak mungkin saya melakukan begitu, tapi ya sudah itu biasa terjadi,” tegasnya.

Lailossa mengakui jika kejadian yang terjadi bukan merupakan pemi­kiran kader sebab dirinya menge­tahui pribadi kader yang protes, tetapi  ada pihak lain dibalik aksi yang dilakukan.

“Yang terjadi itu bukan pikiran mereka dan saya kenal mereka, tapi saya sudah tahu siapa yang bermain dibalik ini,” ungkapnya.

Pasca terpilih sebagai ketua DPD Golkar, Lailossa menjelaskan jika dirinya akan membesarkan partai Golkar secara khusus di Kabupaten Maluku Tengah dengan melakukan konsolidasi sampai ketingkat desa sebagai upaya menyambut perhela­tan politik mendatang.

Selain itu, pada musda ke IX ini telah disepakati rekomendasi untuk mengusung Lailossa maju sebagai kepala daerah dan karena itu Golkar Maluku Tengah akan patuh terhadap keputusan musda.

Menanggapi kisruh yang terjadi, Ketua DPD Golkar Maluku, Ramly Umasugi menegaskan, jika kisruh yang terjadi menunjukan Golkar akan semakin kuat di Maluku Tengah, karena begitu banyak kader yang ingin menjadi ketua DPD Golkar Maluku Tengah. “Kalau menurut saya kisruh itu menunjukan jika Golkar semakin kuat karena kader memperebutkan ketua Golkar,” ujarnya.

Karena itu, Umasugi meminta ke­pada kader yang tidak puas dengan keputusan musda DPD Golkar Ma­luku Tengah untuk dapat mengambil langkah-langkah sesuai dengan aturan partai yang berlaku.(Cr-2)