Lagi, Pemkot Umbar Janji Tertibkan PKL Mardika
AMBON, Siwalimanews – ‘Janji tinggal janji parlente jalan terus’, itulah pepatah usang yang patut disandang Pemerintah Kota Ambon dalam upaya penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Mardika.
Berulang kali, Pemkot Ambon mengumbar janjinya untuk menertibkan PKL namun lagi-lagi PKL tak mampu ditertibkan.
Padahal sebelumnya, menjelang proses revitalisasi Pasar Mardika para pedagang diharuskan untuk mengosongkan tempat tersebut. Bahkan tiga lokasi telah disiapkan Pemkot Ambon untuk menjadi tempat relokasi PKL, namun sampai saat ini relokasi pedagang tak kunjung dilaksanakan.
Sekretaris Kota Ambon, A. G Latuheru mengungkapkan, relokasi pedagang semestinya dilakukan dalam minggu ini. Namun, belum terlaksana lantaran pedagang enggan beranjak dari situ.
“Kita sudah atur dan tidak salah itu minggu ini,” kata Latuheru, kepada wartawan, usai mengikuti kegiatan pelantikan Saniri Negeri di Balai Kota Ambon, Jumat (11/6).
Baca Juga: Kemenkumham Koordinasi Pelayanan Komunikasi MasyarakatLatuheru mengungkapkan, pihaknya telah memberikan pemberitahuan kepada pedagang untuk segera mengosongkan lokasi Pasar Mardika Ambon, sampai dengan saat ini mereka enggan untuk berpindah dari lokasi tersebut.
“Pemberitahuan kita kalau tidak salah sudah yang kedua,” katanya.
Dengan tegas dirinya mengungkapkan, apabila tak ada etikat baik dari pedagang maka pihaknya tentu akan bertindak keras untuk mengeluarkan pedagang. “Kalau tidak ada etikat untuk keluar, terpaksa kita mengambil cara-cara untuk minta mereka keluar dari situ,” tegasnya.
Lanjutnya Latuheru, apabila proses relokasi ini diundur terus menerus maka ditakuti hal tersebut akan berimplikasi pada proses pengerjaan yang tentunya mengalami pemunduran.
“Ya mudah-murahan tidak, dalam waktu dekat ini kalau tidak salah nanti akhir bulan Juni ini sudah lelang. Jangan sampai sudah lelang kemudian susah mengeluarkan pedagang, jangan sampai ada langkah lain yang diambil oleh Pempus,” jelasnya.
Disinggung terkait dengan aksi demo yang sempat terjadi pekan lalu, dimana meminta untuk direlokasi ke Passo dengan janji Walikota Ambon Richard Louhenapessy untuk berkoordinasi dengan Pemprov Maluku guna meminta Taman Victoria sebagai lokasi sementara pedagang yang enggan dipindahkan ke Passo. Latuheru mengungkapkan, sementara ini masih dikoordinasikan.
“Kemarin, pak wali sudah sampaikan, sebetulnya awal kita sudah menyurat ke provinsi, nanti Pak Wali mau koordinasi lagi dengan provinsi,” pungkas Latuheru.
Diberitakan sebelumnya, ratusan PKL dan mahasiswa ini meminta untuk bertemu walikota, mereka kemudian melemparkan sayuran busuk yang terdiri dari wortel, kangkung dan sawi ke halaman kantor tersebut.
Hal ini dilakukan sebagai wujud kelewatan mereka lantaran dipaksakan harus menunggalkan lokasi pasar Mardika dan menempati Pasar Transit Passo.
Aksi yang diwarnai dengan pelemparan sayuran busuk ini, dihalau oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Ambkn dan Polisu. Sempat terjadi aksi dorong pagar sebelum para demi stres berhasi memasuki lingkungan kantor Balai Kota Ambon itu.
Setelah melakukan aksi demonstrasi yang cukup sengit, serta mengeluarkan point tuntutan mereka yakni “Penolakan untuk dipindahkan ke pasar Transit Passo”.
Melihat aksi para pendemo, Sekretaris Kota Ambon, A G Latuheru menemui para pendemo dan meminta lima perwakilan tang terdiri dari tiga pedagang pasar, koordinator lapangan, juga ketua IMM Maluku untuk menemui Walikota Ambon, Richard Louhenapessy.
Dalam pertemuan tang dipusatkan di ruang walikota tersebut, Louhenapessy mengapresiasi langkah demonstrasi yang dilakukan PKL dan mahasiswa.
Kata walikota, dirinya akan melakukan koordinasi dengan Gubernur Maluku guna meminjam taman Victoria untuk ditempati para pedagang. “Tapi kalau Pak gubernur keberatan saya tidak dapat melakukan apa-apa karena itu asetnya pemerintah provinsi,” kata Louhenapessy di ruangannya, saat mediasi dengan lima perwakilan tersebut, Senin (7/6).
Walikota mengetahui adanya oknum-oknum pegawai tang sengaja melakukan tindakan tak bertanggung jawab termasuk dengan aksi yang dilakukan tersebut.
Louhenapessy mengakui, dirinya telah menerima data sejumlah oknum pegawai yang berada dibalik kejadian hri ini. Diri ta dengan tegas mengungkapkan, akan segera menindaki para petugas tersebut.
“Ada pegawai-pegawai Indag yang juga berkolaborasi dengan dong, saya akan panggil satu dua hari, saya sudah dapat berita ada yang atur lalu dua juta tiga juta saya sudah punya dara itu,” tegas Walikota Ambon.
Untuk diketahui, yang melakukan mediasi adalah Walikota Ambon Richard Louhenapessy didampingi oleh Sekreearis Kota Ambon, A. G Latuheru dengan beberapa pimpinan SKPD Pemerintah Kota. (S-52)
Tinggalkan Balasan