Klaim Kosong Murad Ismail, Sebut Dirinya Berhasil Turunkan Kemiskinan, Tidak dengan BPS
AMBON, Siwalimanews – Klaim kosong Gubernur Murad Ismail yang menyebut dirinya berhasil menurunkan angka kemiskinan di Provinsi Maluku namun hal tersebut berbanding terbalik dengan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) berbeda.
Data BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Maluku pada September 2022 mencapai 296,66 ribu orang. Jika Dibandingkan Maret 2022, jumlah penduduk miskin naik 6,09 ribu orang. Sementara jika dibandingkan dengan September 2021, jumlah penduduk miskin naik sebanyak 1,69 ribu orang.
Persentase penduduk miskin pada September 2022 tercatat sebesar 16,23 persen, naik 0,26 persen poin terhadap Maret 2022.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2022- September 2022, jumlah penduduk miskin perkotaan naik sebesar 2,96 ribu orang, sedangkan di perdesaan naik sebesar 3,12 ribu orang.
Data BPS Maluku ini kemudian dibantah Gubernur Murad melalui Kepala Bapedda dan Litbang Maluku Anton Lailossa dalam rilis yang dibagikan Dinas Komunikasi dan Persandian Maluku, tadi malam.
Baca Juga: Digusur, Puluhan Warga Batu Merah Datangi DPRDIa menjelaskan Provinsi Maluku dibawah kepemimpinan Murad Ismail, mengalami penurunan kemiskinan menjadi 1,46%, dan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 5 tahun sebelumnya yakni Maret 2014–September 2017 penurunan kemiskinan hanya terjadi sebesar 0,8%, maka pada kepemimpinan Murad-Orno kali ini perbandingan sekitar 170% lebih tinggi.
“Bisa dilihat pada masa pemerintahan saat ini penurunan jumlah orang miskin juga terjadi, dari diatas 300 ribu jiwa menjadi hanya sekitar 290 ribuan. Nah pada periode yang sama 5 tahun yang lalu walaupun terjadi penurunan 0,8%, orang miskin tidak mengalami penurunan, tetap mengalami kenaikan. Dari referensi ini kita harus berbesar hati, karena pada masa ini terjadi percepatan penurunan kemiskinan.” ungkapnya.
Menutup keterangannya, Lailossa menyampaikan sebagai masyarakat Maluku harus berbangga dengan pencapaian yang sudah dicapai sampai saat ini atas percepatan penurunan kemiskinan yang terjadi.
“Kedepannya kita tetap harus optimis menghadapi berbagai fenomena global, karena kita juga berhasil melewati krisis-krisis sebelumnya dengan cukup baik, karena itu kita juga harus tetap bekerja keras, sesuai arahan gubernur kepada seluruh OPD, agar tetap berkoordinasi untuk menjaga stabilitas sosial dan juga mendorong ekonomi serta berbagai dampak-dampak positif yang dapat ditimbulkannya,” tutupnya.
Rakyat Tambah Susah
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Murad Ismail dan Wakil Gubernur Barnabas Nathaniel Orno dinilai tak serius dalam membangun Maluku lantaran hingga akhir pemerintahan justru kemiskinan sulit ditekan.
Koordinator LSM Lembaga Pemantau Penyelenggaraan Negara Minggus Talabessy menyayangkan jika selama 5 tahun pemerintahan ini, angka kemiskinan tidak dapat diturunkan, justru bertambah sebanyak 299,66 ribu orang.
Dikatanan, jika kemiskinan di Maluku sulit ditekan maka Murad Ismail dan Barnabas Orno tidak mampu menjalankan tugas untuk menuntaskan kemiskinan selama periode kepemimpinan, sebab tujuan utama dari kepemimpinan daerah adalah menurunkan angka kemiskinan.
“Kalau kemiskinan meningkat, maka pemerintah saat ini tidak berhasil menurunkan kemiskinan. Padahal inti dan tujuan utama dari pemerintahan harus menurunkan kemiskinan masyarakat,” ujar Talabessy.
Menurutnya kesejahteraan masyarakat merupakan tugas utama yang harus dicapai gubernur dan wakil gubernur, walaupun tidak signifikan, tetapi yang terjadi saat ini masyarakat lebih sengsara dengan kebijakan yang dilakukan.
Talabessy menegaskan sejak awal 16 poin janji kampanye Murad Ismail dan Barnabas Orno jika dilakukan dengan baik, maka angka kemiskinan dapat ditekan sedikit demi sedikit sebab harus diakui juga bahwa pandemi Covid-19 turun berdampak luas.
Selain itu kebijakan Murad dan jajarannya dalam melakukan peminjaman SMI senilai 683 miliar rupiah juga tidak tepat sasaran, karena lebih banyak dialokasikan kepada program-program infrastruktur yang terfokus pada Kota Ambon dan Maluku Tengah.
“Sebagian besar dana itu digunakan untuk belanja infrastruktur, tetapi mengesampingkan pemberdayaan, itu salah satu kesalahan Murad dan Orno. Ini digunakan untuk jalan dan trotoar yang bikin susah orang, karena licin, akibatnya masyarakat lebih sengsara bukan senang, karena salah satu sasaran dana itu dipakai,” ujar Talabessy.
Orang Miskin Bertambah
Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku mencatat angka kemiskinan di Maluku mengalami peningkatan yang cukup dramatis pada September 2022.
Data BPS yang dirilis pada pertengahan Januari menyebutkan jumlah orang miskin mencapai 299,66 ribu orang atau bertambah 6,09 ribu, jika dibandingkan bulan Maret 2022 sebesar 290,57 ribu orang.
Adapun persentase penduduk miskin di Maluku per September 2022 tercatat 16,23 persen lebih tinggi dibandingkan Maret 2022 yang hanya 15,97 persen.
Jumlah tersebut naik 3,12 ribu orang dibandingkan bulan Maret 2022 tertatat sebesar 245,45 ribu orang jika dilihat dari sisi persentase, tingkat kemiskinan di pedesaan pada Septembmer 2022 (23,54 persen) juga mengalami kenaikan dibandingkan Maret 2022 sebesar 23,50 persen.
Sebaliknya jumlah penduduk miskin di perkotaan pada September 2022 tercatat sebanyak 48,08 ribu orang. Jumlah ini bertambah 2,96 ribu orang dibandingkan periode Maret 2022 yang menunjukan kemiskinan di perkotaan pada September 2022 (5,90 persen), juga mengalami kenaikan dibandingkan Maret 2022 yang sebesar 5,82 persen. (S-09)
Tinggalkan Balasan