SEBAGIAN besar masyarakat Indonesia, terlebih khusus Provinsi Maluku mengaku khawatir dengan vaksin Covid-19, karena belum ada informasi terkait dengan keamanannya. Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia justru akan mendorong tenaga kesehatan, termasuk para dokter menjadi contoh dari program vaksinasi Covid-19. Di sisi lain, ketika produsen vaksin asal China, Sinovac, belum mengkonfirmasi tingkat efikasi vaksin (manfaat bagi individu yang menerima imunisasi), pemerintah meyakinkan bahwa tahapan vaksin sudah sesuai rencana termasuk melibatkan para ahli.

Di Kabupaten Buru, Bupati Ramly Ibrahim Umasugi mengatakan bahwa Vaksin Sinovac halal dan aman. Hal itu, menyusul banyaknya informasi yang berkembang soal halal tidaknya vaksin yang disalurkan. Umasugi juga menyatakan kesiapannya sebagai orang pertama yang akan divaksin di Kabupaten Buru.

Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah, menilai pemerintah perlu memberikan jaminan keamanan kepada nakes yang akan menerima vaksin. Harif juga meyakini pemerintah tak akan gegabah memberikan vaksin terhadap tenaga kesehatan yang ia sebut sebagai kelompok vital dalam penanganan Covid-19.

Keragu-raguan tenaga kesehatan untuk mendapat vaksin Covid-19 ini muncul di tengah kisruh pemberitaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menolak disuntik vaksin Sinovac asal China.Sebelumnya vaksin ini sudah didatangkan ke Indonesia pada 6 Desember 2020 lalu sebanyak 1,2 juta dosis, meskipun hasil uji klinis fase ketiga belum selesai dievaluasi.

Pemerintah memprioritaskan penyuntikan vaksin ini kepada tenaga kesehatan, aparat TNI-Polri, hingga aparatur sipil Negara (ASN) dan mereka yang bekerja sebagai pelayan publik. Halik juga mengatakan, IDI justru akan mendorong para dokter untuk menjadi model ideal atau contoh dari penerapan vaksin Covid- 19. “Jadi, tenaga kesehatan diharapkan bisa menjadi role model untuk pelayanan vaksinasi ke depan, karena mereka yang pertama divaksinasi, kemudian mereka yang memiliki keilmuan terkait vaksin dan pentingnya vaksinasi ini, mereka diharapkan bisa jadi komunikator yang handal di masyarakat,” kata Halik.

Baca Juga: Kelola BOS, Kepsek Jangan Bikin Diri Bos

Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pihaknya masih menunggu lampu hijau dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mensosialisasi kemanjuran vaksin.

Sejauh ini, kata dia, rencana vaksinasi covid-19 masih sesuai tahapan yang diperkirakan.

Sementara itu, Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo mengatakan keragu-raguan sejumlah tenaga kesehatan

merupakan hal yang wajar. Sebab, kata dia, uji klinis masih berlangsung dan belum ada pernyataan resmi dari BPOM. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk terbuka setiap kali ada informasi terkait perkembangan vaksin ini.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah menetapkan enam jenis vaksin yang akan digunakan dalam program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Enam jenis vaksin itu diproduksi oleh enam lembaga berbeda, yaitu PT Biofarma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer- BioNtech, dan Sinovac Biotech. Penetapan itu tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/ 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 ( Covid-19). (*)