AMBON, Siwalimanews – Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun sebanyak 8 embung di Kepulauan Tanimbar.

Pembangunan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan tampungan air sekaligus guna mengatasi kekeringan akibat kemarau ekstrem yang kerap melanda wilayah tersebut.

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan infrastruktur PUPR tidak hanya dibangun di pulau besar dan kota-kota utama, tetapi juga menjangkau pulau-pulau terisolir serta kota-kota kecil bahkan perdesaan secara merata.

Salah satunya di Kepulauan Tanimbar, Endra menambahkan, penyediaan sarana dan prasarana jalan, jembatan, rumah, sekolah, air baku dan air bersih sangat penting.

“Di beberapa pulau terpencil dan terluar, masih banyak masyarakat yang kesulitan memperoleh air bersih. Realitas seperti ini menjadi perhatian Kementerian PUPR untuk terus berupaya menyediakan infrastruktur, antara lain pembangunan embung,” kata Endra seperti dikutip dari laman kementerian PUPR, Kamis (1/9).

Baca Juga: Satgas Kostrad Bersama Warga Meriahkan HUT GPM

Sementara itu Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Marva Rania Ibnu mengatakan, dari total delapan embung tersebut sebanyak dua embung yang baru selesai dibangun pada 2020 tersebut utamanya ditujukan untuk konservasi air serta pengendalian banjir.

“Dua embung yang dibangun pada 2020 tersebut yakni Embung Desa Arma dengan kapasitas tampungan 2.156 m3 dan Embung Sofyanin dengan kapasitas 2.850 m3. Saat ini keduanya sudah selesai dan sudah dirasakan manfaatnya oleh penduduk sekitar,” kata Marva.

Pembangunan Embung Arma di Pulau Yamdena dengan luas genangan 1.078 m2 dilaksanakan dengan APBN Tahun 2020 sebesar Rp5,43 miliar dan Embung Sofyanin  di Pulau Fordata dengan APBN Tahun 2020 sebesar Rp3 miliar.

Sisanya sebanyak enam embung lainnya yakni Embung Sangliat Krawain berkapasitas 1.896 m3 dibangun tahun 2019, Embung Alusi Kelaan berkapasitas 2.121 m3 dibangun tahun 2019, Embung Batu Putih berkapasitas 3.100 m3 dibangun tahun 2017, Embung Lorwembun berkapasitas 1.980 m3 dibangun tahun 2017. Embung Kelaan berkapasitas 3.500 m3 dibangun pada 2017, dan Embung Aruibab berkapasitas 1.542 m3 dibangun pada 2014.

Dikatakan Marva, untuk pemeliharaan dan pengembangan embung ke depannya, BWS Maluku telah berkoordinasi dengan pemda setempat. “Rencana selanjutnya untuk embung-embung yang telah dibangun tersebut kami akan lakukan pengembangan pemanfaatannya sebagai ruang publik seperti ekowisata untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap konservasi air dan lingkungan,” ujarnya.

Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air yang sangat sesuai di daerah yang sering mengalami kekeringan. Embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan air untuk berbagai kebutuhan masyarakat, yaitu menyimpan air pada saat musim penghujan untuk dapat dimanfaatkan pada waktu diperlu­kan. Selain itu, embung juga berfungsi untuk mengisi kembali air tanah sebagai upaya konser­vasi sumber daya air. (S-09)