MASOHI, Siwalimanews – Produksi beras di Wilayah Seram Utara Timur Kobi dan Seti, Kabupaten Maluku Tengah, semakin hari semakin merosot. Kondisi ini terjadi dikarenakan, kehadiran perkebunan sawit di Seram Utara pada umumnya.

Jika hal ini tetap dibiarkan dan tak ada perhatian dari pemerintah, maka secara tidak langsung akan membuat kebutuhan beras lokal di masyarakat hingga kesejahteraan para petani pun terancam.

Ketua Kelompok Tani Morokai, Kecamatan Seram Utara Timur Seti Solihin membenarkan hal itu. Menurutnya hama tikus dan belalang sulit diberantas. Akibatnya produktivitas panen tidak lagi maksimal. Alhasil banyak petani merugi.

“Kalau dulu hasil  penen kami melimpah. Dalam satu musim panen per hektar dapat mencapai 7 hingga 8 ton. Namun kini hanya 4 sampai 5 ton saja. Ini terjadi sebagian besar akibat hama yang dihasilkan dari perkebunan sawit,” tandas Solihin kepada Siwalimanews melalui telpon selulernya, Kamis (12/5).

Dampak dari menurunnya produktivitas penen padi di Seram Utara Timur Seti dan Kobi kata Solihin, telah menimbulkan  kerugian bagi para petani. Pasalnya, biaya yang cukup besar yang dikeluarkan petani saat musim tanam, tidak sebanding dengan hasil panen yang diperoleh.

Baca Juga: Belum Tunjukan Kinerja, Wenno Peringati Pengelola PT MEA

“Sudah bertahun tahun petani merugi. Biaya operasional besar tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Kondisi ini jika tidak ditangani akan berdampak buruk, salah satunya mengakibatkan petani gulung tikar,” ucapnya.

Menanggapi hal itu Ketua Komisi II DPRD Malteng Hasan Alkatiri, minta Dinas Pertanian dan Holtikultura untuk menyurati PT Nusa Ina guna membahas masalah ini secara bersama dengan pemerintah maupun petani di wilayah itu.

“Banyak petani di Seram Utara Timur Seti dan Kobi telah mengeluhkan hal ini kepada kami. Karennya saya berharap pemerintah turun tangan. Dinas Pertanian dan hortikultura harus surati PT Nusa Ina untuk duduk bersama bicarakan hal ini agar ada solusi pemecahannya secara baik,” usul Alkatiri.

Anggota DPRD dari Dapil Seram Utara Raya itu menyebutkan merosotnya hasil panen ini tidak hanya mengancam kelangsungan usaha para petani di wilayah itu. Namun juga mengancam pasokan kebutuhan beras bagi masyarakat di Malteng.

“Beras Kobisonta itu salah satu beras lokal yang selama ini menjadi primadona masyarakat Malteng bahkan Maluku secara umum. Namun fakta merosotnya produktivitas panen tentu telah dirasakan oleh masyarakat di daerah ini, terlebih petani. Olehnya pemerintah harus segera merespons hal ini dengan baik dan cepat,” harapnya.

Koordinasi intens dengan PT Nusa Ina menurut Alkatiri harus dilakukan. Minimal mereka menyediakan obat untuk membasmi hama yang dihasilkan dari kelapa sawit bagi petani.

“Saya yakin jika pemerintah menginisiasi masalah ini dengan PT Nusa Ina bukan tidak mungkin mereka akan meresponnya. Minimal menyiapkan obat pembasmi hama yang mengancam hasil panen petani. Sebab hama tikus, belalang serta lain sebagainya yang dihasilkan dari perkebunan sawit itu berperan penting merusak hasil panen padi di wilayah itu,” tukasnya.

Terpisah,Kadis Perkebunan dan Hortikultura Malteng Arsad Slamat yang dikonfirmasi Siwalimanews terkait hal itu membenarkan bahwa hasil panen petani merosot.

Menurutnya petani mengeluh soal hama tikus dan lain sebagainya yang dihasilkan dari Sawit,  karenanya ia pastikan akan segera menyurati PT Nusa Ina untuk dapat berkoordinasi menangani masalah ini secapatnya.

“Benar hasil panen merosot sekali. Banyak petani mengeluh soal hama dari perkebunan sawit ini, sehingga dalam waktu dekat ini kami akan menyurati PT Nusa Ina untuk bicarakan masalah ini,” janjinya. (S-17)