AMBON, Siwalimanews – Kapolda Maluku Irjen  Lo­tharia Latif menginstruksikan jajarannya untuk mengejar dan menangkap RM alias Baret, warga negeri Wakal, Ke­camatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.

Baret diduga seorang pro­vokator yang terlihat menem­bak aparat menggunakan senjata api organic, saat men­coba menghalau massa yang nyaris terlibat bentrok pada Senin (27/2) sore.

Baret juga merupakan pela­ku yang diduga menganiaya seorang anggota polisi di Desa Wakal pada Minggu (28/2).

“Kami minta yang ber­sangkutan dapat menye­rahkan diri secara baik-baik, kalau melawan, kita akan tangkap baik hidup atau mati,” tegas Kapolda Lotharia Latif, Selasa (28/2).

Kapolda mengaku, Baret merupakan salah satu orang yang selama ini menjadi pemicu bentrok. Ia bahkan diketahui menyimpan dua pucuk senjata api organik jenis SS1 V2 dan Revolver.

Baca Juga: Bentrok Wakal-Hitu Kembali Pecah

“Kemarin pada saat konflik terjadi yang bersangkutan sempat me­nembakan senpinya ke anggota Brimob kita,” kata Kapolda.

Polda Maluku, lanjut Kapolda, tidak akan mentolerir masyarakat yang menyimpan senjata-senjata api baik organik maupun rakitan. Sebab, benda itu sangat membahayakan masyarakat sendiri maupun aparat keamanan.

“Kita akan tangkap dan proses hukum orang-orang yang masih pegang senjata api tersebut, karena itu kejahatan berat di negara ini,” tegasnya.

Mantan Kapolda NTT ini juga meminta masyarakat tidak menutupi atau menyembunyikan para pelaku provokatif dan pidana yang sangat membahayakan.

“Terlalu mahal harga sebuah kerukunan dan kedamaian yang dipertaruhkan. Sehingga para pelaku provokatif ini jangan disembunyikan,” pintanya.

Jaga Perdamaian

Kendati bulan suci Ramadhan masih beberapa pekan lagi, namun masyarakat di Maluku diminta untuk tetap menjaga perdamaian dan keamanan.

Hal ini diungkapkan Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Maluku, Michael Tasane kepada wartawan di Baileo Rakyat Karang Panjang, Selasa (28/2) merespon gangguan kamtibmas yang kembali terjadi di Pulau Ambon.

Dikatakan, keamanan dan perdamaian yang telah dibangun selama ini oleh pemerintah dan aparat keamanan mestinya dijaga oleh seluruh lapisan masyarakat.

Ketika persoalan yang terjadi dan memicu bentrok maka masyarakat harus dapat menahan diri, dan berusaha untuk mengedepankan upaya persuasif dengan melibatkan aparat keamanan, sebab bentrok akan berdampak terhadap kehi­dupan masyarakat.

“Belajar dari bentrok yang terjadi dibeberapa lokasi belakang, kami meminta masyarakat untuk dapat menahan diri apabila tinggal beberapa pekan umat muslim akan memasuki bulan suci Ramadhan,” ujar Tasane.

Tasane juga meminta aparat penegak hukum khususnya kepo­lisian untuk lebih responsif ketika terjadi bentrokan, agar tidak meluas dan berdampak panjang.

“Dua kejadian bentrokan di Pulau Ambon yang terjadi harus menjadi evaluasi bagi aparat kepolisian untuk lebih bersikap responsif guna mencegah terjadi peristiwa bentrok, sebab ketika sudah terjadi justru sulit untuk dilerai,” tegasnya.

Politisi Golkar Maluku ini juga mengharapakan seluruh tokoh masyarakat dan agama untuk mengutamakan upaya perdamaian guna membantu pemerintah menjaga kondusifitas di daerah ini. (S-10/S-20)