DARI masa ke masa susah dibantah, perjuangan politik pemuda bangsa Indonesia punya andil besar dalam sejarah politik bangsa. Kisah perjalanan Indonesia dulu tertera bagaimana peran pemuda menjadi faktor penting mewujudkan Indonesia merdeka. Sekarang pun mereka menjadi penentu arah kemajuan bangsa.

Semangat pemuda Indonesia beserta idealisme dan patriotisme mereka, dalam berbagai momen sejarah, dari zaman penjajahan hingga era reformasi. Kita ingat pada masa Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan RI 1945, lahirnya Orde Baru 1966, dan lahirnya era reformasi 1998, para pemuda selalu menjadi motor penggerak dan penentu arah perjalanan bangsa.

Ya, peran pemuda sangat besar dalam mengubah keadaan zaman. Terbukti, para tokoh bangsa dahulu berjuang untuk kebangkitan pemuda dan kemerdekaan Indonesia pada masa mudanya. Lihat Ir. Soekarno, pada usia 26 tahun sudah merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) tepatnya pada 4 Juli 1927. Tujuan berdirinya partai ini adalah untuk menuju Indonesia merdeka. Pergerakan Soekarno yang berani ini, membuat Belanda geram. Akibatnya, Sukarno dijebloskan ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929.

Kemudian, Mohammad Hatta dipilih menjadi Ketua Perhimpunan Indonesia (PI) pada tahun 1926 atau saat usianya masih 24 tahun. Di bawah kepemimpinannya yang masih belia itu, PI berkembang dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia. Sejak tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut Hatta dipilih menjadi Ketua Perhimpunan Indonesia (PI).

Tak hanya itu, dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI, golongan muda mempunyai andil besar, termasuk di dalamnya adalah Soetan Sjahrir. Pada tahun 1927 di umurnya yang ke-18 tahun, Sutan Syahrir diamanahi menjadi bagian dari pendiri Jong Indonesien atau yang kelak disebut Pemuda Indonesia. Sutan Syahrir juga merupakan Perdana Menteri Indonesia pertama dan termuda di dunia, usia 36 tahun, ia menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947.

Baca Juga: Koalisi Sekufu, Koalisi Setara, Koalisi Persatuan

Selain itu, ada Tan Malaka merupakan sosok yang memiliki sifat sosialis dan politis. Dia mulai menerjuni pergerakan politik pada 1921 di Semarang. Kiprahnya di pergerakan politik sangat kuat dan berpengaruh. Pemikiran-pemikiran besar Tan Malaka berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Kesungguhan Tan Malaka di dunia politik telah mengantarkannya ke berbagai posisi penting di organisasi dan partai. Tan Malaka juga mendirikan partai PARI pada 1927 dan Partai Murba pada 1948.

Ada hal yang sangat penting dalam kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, di mana peran Tan Malaka dalam mendorong para pemuda yang bekerja di bawah tanah pada masa pendudukan Jepang agar mencetuskan revolusi yang tepatnya pada 17 Agustus.

Kemerdekaan Indonesia juga tak terlepas dari Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, adalah seorang pahlawan nasional dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang dihormati oleh masyarakat Indonesia. Kontribusinya dan jasa besarnya terhadap bangsa patut diteladani oleh generasi masa kini. Hasyim Asy’ari adalah pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU), pada 1926. Ia mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru) sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama. Pada masa penjajahan, organisasi NU turut membantu berjuang demi Indonesia merdeka. NU berdiri untuk kebangkitan kesadaran bernegara dan beragama untuk menjawab kepentingan nasionalisme dan Islam

Berikutnya ada KH Ahmad Dahlan yang merupakan salah satu tokoh Islam dan pahlawan nasional. KH Ahmad Dahlan memiliki banyak jasa dalam perkembangan organisasi Islam di Indonesia. KH Ahmad Dahlan adalah pendiri organisasi Muhammadiyah pada 18 November 1912. Ketika mendeklarasikan berdirinya Muhammadiyah, usia Ahmad Dahlan genap 44 tahun. Bilangan usia yang sangat muda dan  produktif untuk mewujudkan cita-cita besarnya agar umat Islam terbebas dari kebodohan dan kemiskinan.

Pascakemerdekaan, kepedulian pemuda terhadap negara juga terus bergulir. Salah satu yang bersejarah ialah Reformasi 1998, adalah gerakan pemuda yang menggulingkan rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Gerakan ini dipicu oleh krisis ekonomi, politik, dan sosial yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998. Salah satu faktor pemicu gerakan ini adalah kematian empat mahasiswa Universitas Trisakti yang ditembak oleh aparat keamanan saat melakukan aksi unjuk rasa pada tanggal 12 Mei 1998. Kematian para mahasiswa ini memicu kemarahan dan solidaritas dari berbagai elemen masyarakat, terutama para mahasiswa dan pemuda.

Layar politik pemuda

Sekali lagi, perjuangan pemuda sungguh nyata dan berharga dalam perjalanan republik ini. Kini mereka kembali menjadi kekuatan penting bagi kemajuan Indonesia. Hal ini karena generasi muda memiliki fisik yang  kuat, pengetahuan yang baru, inovatif  dan juga memiliki  tingkat kreatifitas  yang tinggi. Tanpa peran pemuda, sebuah bangsa akan sulit  mengalami perubahan dan menuju kemajuan. Begitu pula dalam kehidupan politik kebangsaaan, di tengah banyaknya tantangan dalam menjaga kestabilan politik, pemuda sebagai generasi penerus bangsa, memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kestabilan politik dan juga jadi penentu masa depan negara.

Peran aktif pemuda dalam politik bukan hanya sebatas menjadi pemilih dalam setiap pemilihan umum saja. Pemuda juga dapat terlibat dalam berbagai organisasi politik, menjadi aktivis sosial politik, mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, bahkan memegang jabatan politik tertinggi dalam partai politik. Sehingga, pemuda dapat berkontribusi dalam mengusulkan kebijakan atau program-program yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Mereka juga memiliki kesadaran dan pengetahuan politik yang  cukup baik terhadap persoalan-persoalan masyarakat. Termasuk  etika politik yang bijak dan santun dalam setiap tindakan politiknya. Diketahui bersama, saat ini jumlah penduduk Indonesia menurut data adalah mayoritas pemuda. Oleh karena itu, penting bagi pemuda Indonesia untuk terlibat dalam politik dan memperjuangkan kepentingan masyarakat. Nah, dengan hadirnya tokoh politik muda yang telah mencatat sejarah sebagai ketua umum partai politik termuda, yaitu Kaesang Pangarep, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Harapan pun tumbuh kembali, kebangkitan politik kaum muda bersemi lagi. Ya, gerakan politik progresif kaum muda sudah di depan mata.

Kaesang, menggugah kesadaran politik anak-anak muda supaya tidak apatis, tidak pesimis, dan tak malu-malu lagi terlibat dan berjuang dalam ranah politik praktis. Alhasil, generasi muda kini, jangan lagi menjadi pengikut saja, tapi juga dapat menjadi pemimpin politik untuk menuju Indonesia maju dan jaya. Karena Kaesang, layar dan spirit perjuangan politik pemuda Indonesia kini telah terkembang. Bahkan, kiprah politik muda Sang Kaesang, menggetarkan para politisi lama yang tampak bimbang karena usia sudah dimakan zaman. Wallahualam. oLEH: Endang Tirtana Peneliti Senior Maarif Institute Jakarta.(*)