AMBON, Siwalimanews – Kepala Dinas Perhubungan Pro­vinsi Maluku, Ismail Usemahu me­ngatakan perbaikan Dermaga Fery Hunimua segera dilakukan. “Jadi be­sok kita akan lakukan rapat dengan pihak PT ASDP Ferry Indonesia Maluku dengan para kontraktor lokal untuk membicarakan perbaikan segera,” ujar Usemahu ketika dikon­firmasi Siwalima di Kantor Guber­nur Maluku, Minggu (28/3).

Ia menjelaskan saat ini masya­rakat kesulitan turun dari kapal ferry, apabila air pasang, karena jembatan patah saat gempa bumi tektonik  26 Septemer lalu. “Memang harus dilakukan perbaikan segera karena sangat dibutuhkan masyarakat,” ungkap Usemahu.

Terkait dengan teknisnya ia me­ngaku akan dibicarakan dalam rapat nanti dengan pihak ASDP.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Perhubungan Maluku memastikan kalau proses perbaikan dermaga Hunimua, Desa Liang, Kecamatan Sa­lahutu, Kabupaten Maluku Te­ngah be­lum bisa dilakukan karena masih me­nunggu koordinasi dengan PT. ASDP

Pasca gempa 26 September lalu hingga kini belum ada perbaikan terhadap kerusakan dermaga, ketika air pasang sebagian dermaga tertu­tup air.

Baca Juga: Batasi Orang Keluar dan Masuk Maluku

Kepala Dinas Perhubungan Ma­luku, Ismail Usemahu ketika dikon­fir­masi wartawan di Kantor Guber­nur Maluku, Senin (24/2) mengaku masalah ini sudah disampaikan ke Kementerian Perhubungan.

“Pelabuhan ferry kewenangan ada PT. ASDP, olehnya nanti akan diko­ordinasikan dengan mereka soal perbaikan nanti,” ujar Usemahu.

Saat ini ia mengaku, kalau kondisi demaga itu sendiri saat air pasang sangat memprihatikan dan membuat masyarakat resah, sehingga per­baikan harus  cepat dilakukan setelah melakukan koordinasi.

“Memang rencananya untuk se­mentara struktur akan  dikasih naik agar air pasang air tidak tergenang diatas pelabuhan,” kata Usemahu.

Untuk diketahui, gempa berkeku­atan 6,9 SR, Kamis (26/) pagi merusak sejumlah sarana dan prasarana di wilayah Kota Ambon, Kabupaten Malteng dan SBB.

Di wilayah Kota Ambon, kerusa­kan terjadi di pusat perbelanjaan Maluku City Mall (MCM), Tantui. Seluruh plafon pada gedung terse­but runtuh, serta sebagian besar kaca pecah. Kerusakan terparah ter­jadi pada lantai 2.

Sementara di pusat perbelanjaan Ambon Plaza (Amplaz) juga terjadi keretakan pada dinding belakang gedung, sehingga aktivitas di pusat perbelanjaan ditutup total.

Kerusakan juga terjadi di sejum­lah gedung pemerintah. Plafon gedung rektorat Unpatti runtuh. Sementara sebagian besar kacanya juga pecah, dan tembok gedung mengalami keretakan.

Gedung Fakultas Perikanan Unpatti jurusan Kehutanan mengalami keru­sakan cukup para pada lantai 2 dan 3. Sejumlah plafon dan gedung meng­alami kerusakan, termasuk auditorium.

Kerusakan parah juga terjadi di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku. Gedung yang baru d resmikan awal tahun 2019 sudah tidak dapat digunakan lagi. Mulai dari depan sampai belakang gedung tiga lantai ini retak.

Kantor Gubernur Maluku juga mengalami keretakan di lantai 2 sampai lantai 7. Plafon di lantai 7 pun berguguran, tangga darurat pun re­tak termasuk dinding gedung. Gedung Kantor Badan Ketahanan Pangan Maluku juga ikut retak, sama halnya dengan gedung Kantor Di­nas Sosial Provinsi Maluku. Kemu­dian Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, se­luruh plafon juga runtuh.

Sementara itu, keretakan bangu­nan juga terjadi di lantai 4 dan 5 Rumah Sakit Siloam yang baru sele­sai diba­ngun. Sesua irencana, rumah sakit ini akan dioperasikan pada akhir tahun 2019. Gedung Kantor PT. PELNI Indonesia juga mengalami kerusakan pada dinding atap bangunan.

Sejumlah tempat ibadah pun me­ngalami rusak, yakni Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jemaat VOC yang terletak di Jalan Sisingamangaraja Desa Passo depan jembatan tim­bang. 80 persen gedung gereja ini hancur. Sedangkan plafon juga berja­tuhan di Gedung Gereja Rehoboth, termasuk simbol ayam di atap Gereja Silo pun patah dan jatuh.

Kerusakan juga terjadi pada masjid yang berlokasi di Gunung Malintang Kota Ambon. Kerusakan jembatan terjadi pada Jembatan MerahPutih (JMP) yang menjadi icon masyarakat Kota Ambon.

Kepala BPBD Maluku Farida Salampessy ketika dikonfirmasi Siwalima kala itudi kantor Gubernur Maluku mengaku tim nya sementara mengambil data di lapangan.

“Benar sejumlah fasilitas umum hancur mulai dari kantor, pusat perbelanjahan, jalan, jembatan, rumah warga, rumah ibadah dan lain seba­gainya sementara didata oleh petugas di lapangan,” ujar Salampessy.

Dirinya mengaku, data selalu berubah karena proses pendataan masih terus dilakukan khususnya di Kota Ambon sementara untuk di kabupaten/kota yang mengalami keru­sakan belum dilaporkan ke provinsi.

Kesulitan BPBD Maluku untuk mengupdate dati dari Kabupaten SBB, karena terkendala jaringan sementara di Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Buru petugas BPBD juga masih melakukan pendataan. “Kita masih terus mendata olehnya belum bisa dipastikan jumlah fasilitas umum maupun rumah miliki warga yang rusak termasuk Dermaga Hunimua,” ujarnya. (S-39)