MASOHI, Siwalimanews – Jamaah haji asal Maluku Tengah sebanyak 161 orang dan Seram Bagian Barat disambut meriah ketika tiba di kabupaten masing-masing, Senin (31/1).

Kedatangan jamaah haji sebanyak 161 orang disambut Penjabat Bupati Malteng Muhamat Marasabessy di Masjid Ibnu Abdullah, sedangkan kedatangan 122 orang jamaah haji asal SBB disambut Penjabat Bupati Andi Chandra Asaduddin di Masjid Raya Gemba.

Kedatangan ratusan jamaah haji Malteng disambut tangis bahagia keluarga yang menjemputnya.

Penjabat Bupati Malteng Marasabessy mengucapkan selamat datang kepada para jamaah di bumi Pamahanu-Nusa

Saya atas nama pribadi dan keluarga, atas nama masyarakat dan pemerintah mengucapkan selamat datang kepada seluruh jamaah sekalian. Insya Allah, predikat haji mabrur dapat diraih demi menyempurnakan ibadah yang telah dilakukan,” ujar Marasabessy.

Baca Juga: Kapasitas Penumpang Harus Dibatasi

Bupati pun mengaku turut berbela rasa dengan  keluarga Hj Hayya Binti Sakka yang wafat saat jalankan rukun Islam kelima itu.

“Saya juga mengucapkan turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya almarhumah Hj. Hayya Binti Sakka yang meninggal dan telah dimakamkan di Makkah. Semoga beliau dimuliakan oleh Allah SWT dan kepada keluarga diberikan ketabahan atas peristiwa kematian ini,” ujarnya.

Di Tempat terpisah Penjabat Bupati SBB Andi Chandra Asaduddin juga menyambut kepulangan 122 orang jamaah haji dengan penuh haru.

Penyambutan dilakukan dengan penyerahan Bendera Merah Putih dan pataka oleh ketua rombongan La Ode Samsudin kepada bupati di Masjid Raya Gemba, Kecamatan Kairatu, Senin (31/7).

Pejabat Bupati mengaku secara spiritual haji merupakan salah satu rukun Islam yang diyakini oleh seluruh umat muslim. “Haji adalah perjalanan hamba Allah subhanahu wata’ala memerlukan kesiapan fisik dan mental, kematangan lahir dan batin, pemahaman manasik secara substansial, dukungan material dan finansial yang memadai,” ucapnya.

Kepada seluruh jamaah, lanjutnya walaupun sangat melelahkan, dengan suhu udara tinggi tetap sabar dan tekun mengikuti proses rukun. “Dengan menjalankan rukun Islam ini, masyarakat rindu menginjakan kakinya di tanah penuh berkah, rindu melihat tanah yang menjadi kiblat bagi umat muslim sedunia,” jelasnya. (S-17/S-18)