Kementerian Pendidikan Kebudayaan Risek dan Teknologi (kemendikbudristek) melalui Program Merdeka Belajar pada tanggal 11 Februari 2022, telah resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Kurikulum merdeka hadir sebagai bagian dari upaya sistemik untuk mengatasi krisis belajar yang dialami bangsa Indonesia selama kurun waktu beberapa tahun terakhir yang ditandai dengan rendahnya kompetensi dasar (kemampuan literasi dan numerasi) serta adanya ketimpangan yang tinggi antar daerah di Indonesia pada hasil belajar murid. Kondisi ini kemudian menjadi semakin parah dengan munculnya wabah Covid 19 yang berdam­pak pada semua aspek kehidupan termasuk bidang pendidikan, dimana pandemi telah menimbulkan kehilangan pembelajaran (learning loos) yang cukup signifikan.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemensikbud­ristek dibawah kepemimpinan mas menteri -Nadiem Anwar Makariem, meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai opsi (pilihan tambahan) bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama kurun waktu 2022 – 2024. Nantinya Kebijakan kurikulum nasional akan  dikaji kembali pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.

Selama masa pemulihan ini, satuan pendidikan boleh memilih: menggunakan kurikulum 2013 secara utuh, kurikulum 2013 yang disederhanakan (kurikulum darurat) atau menggunakan kurikulum merdeka. Jika satuan pendidikan memilih meng­gunakan kurikulum merdeka, maka terlebih dahulu satuan harus mendaftar dengan mengunjungi laman https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id. Setelah login menggunakan sim PKB Kepala sekolah dan mempelajari semua informasi tentang kurikulum merdeka, selanjutnya sesuai penilaian diri kesiapan sekolah, satuan pendidikan akan melakukan pilihan Implementasi kurikulum merdeka, apakah secara: mandiri belajar, mandiri berubah atau mandiri berbagi. Piihan mandiri belajar artinya : satuan pendidikan tetap meng­gunakan kurikulum 2013 namun dapat menerapkan beberapa bagian atau prinsip kurikulum merdeka. Pilihan mandiri berubah, artinya satuan pendidikan menggunakan kurikulum merdeka dengan me­manfaatkan perangkat ajar yang sudah tersedia, dan Pilihan mandiri berbagi, dimana satuan pendidikan boleh mengembangkan perangkat ajar yang tersedia pada kurikulum merdeka sesuai minat dan kebutuhan belajar peserta didik. Bagi sekolah yang memilih Implementasi Kurikulum merdeka secara mandiri, maka kurikulum ini akan diterapkan mulai dari jenjang PAUD (usia 5 – 6 tahun), kelas 1 dan 4 sekolah dasar, kelas 7 sekolah menengah pertama dan kelas 10 sekolah menengah atas.

Konsep kurikulum merdeka terletak pada pembelajaran intrakulikuler yang beragam, dimana pembelajaran dirancang lebih maksimal agar peserta didik memiliki waktu untuk memahami konsep dan memperkuat kompetensinya. Karakteristik utama kurikulum merdeka yang mendukung pemulihan pembelajaran antara lain: pembelajaran berbasis projek sesuai profil pelajar Pancasila, fokus pada materi esensial sehingga ada waktu untuk pembelajaran yang lebih mendalam bagi pengembangan kompetensi dasar (terutama aspek literasi dan numerasi) serta mendorong guru untuk lebih fleksibel melakukan pembelajaran berdiferensiasi  sesuai kemampuan peserta didik.

Untuk mendukung implementasi kurukulum merdeka, kemendikbudristek telah menyediakan Platform Merdeka Mengajar sebagai teman penggerak bagi guru untuk belajar, mengajar dan berbagi tentang kurikulum merdeka guna mewujudkan pelajar Pancasila. Sebagai platform edukasi, Platform Merdeka Mengajar hadir sebagai pendekatan High-tech yang dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, pemahaman serta pelatihan secara mandiri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Platform yang dapat diakses oleh guru dengan  menggunakan akun belajar id, dipersembahkan untuk memper­mudah guru mengajar sesuai kemampuan murid, menyediakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi, serta berkarya untuk menginspirasi rekan sejawat. Didalamnya platform merdeka mengajar para guru dapat menemukan beberapa produk kegiatan belajar, antara lain asesmen murid, perangkat ajar, pelatihan mandiri yang memuat topik-topik pelatihan tentang kurikulum merdeka, bukti karya sebagai menu untuk merancang portofolio hasil karya guru dan komunitas belajar sebagai sarana berbagi kepada sesama pendidik.

Baca Juga: DUNIA PENDIDIKAN DAN PUNGLI

Pada tahun ajaran 2022 – 2023  terdapat 400 satuan pendidikan di Provinsi Maluku yang akan mengimplementasi kurikulum merdeka, dengan rincian 361 sekolah pendaftar jalur mandiri (pilihan mandiri belajar 172 sekolah, mandiri berubah 172 sekolah, dan mandiri berbagi 17 sekolah) dan 39 sekolah penggerak angkatan 1. Dari jumlah tersebut,  sebanyak 392 (98%) sekolah sudah login ke Platform Merdeka Mengajar (dashbor IKM_PMM Update 6 Agustus 2022).  Diharapkan para guru di satuan pendidikan pada semua jenjang, baik yang sudah mendaftar implementasi kurikulum merdeka maupun yang belum, dapat memanfaatkan Platform Merdeka mengajar sebagai sumber referensi kurikulum merdeka, bukan hanya sebatas login namun dapat mempelajari topik-topik yang ada pada modul, melakukan asesmen untuk menge­tahui kebutuhan belajar murid, mengikuti pelatihan mandiri, membuat aksi karya sebagai refleksi pe­ma­haman materi, hingga terlibat dalam komunitas belajar. Hal perlu terus dilakukan sehingga para guru memiliki pemahaman yang baik tentang kurikulum merdeka sebagai bagian penting dari konsep dan tujuan merdeka belajar, yakni murid memiliki kemerdekaan memilih apa yang akan dipelajari dan guru memiliki kebebasan untuk ber­kreasi dan berinovasi merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Oleh: Ferdinand. T. Lekatompessy, SE Widyaprada Ahli Muda Balai Guru Penggerak Provinsi Maluku.