AMBON, Siwalimanews – Ikatan Jurnalis Televisi Indoneisa (IJTI) Maluku dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ambon, saat ini masih mengkaji pernyataan Penjabat Bupati Buru Djalaludin Salampessy dalam pesan WhatsApp grup OPD di Lingkup pemkab Buru, yang kini beredar luas.

“Kami masih kaji, karena itu adalah percakapan grup OPD, yang disatu sisi itu internal OPD. Kemudian, apakah itu adalah WA dari penjabat bupati atau bukan, itu yang sementara kita sama-sama kaji,” ungkap Ketua IJTI Maluku Imanuel Alfred Souhaly dan diiyakan hal oleh Ketua AJI Kota Ambon Tadjudin Buano dalam keterangan persnya di Ambon, Senin (11/7).

Namun jika dalam kajian itu, benar bahwa WA tersebut adalah isi pesan yang dilontarkan penjabat bupati, maka IJTI dan AJI akan bersama-sama mengambil langkah tegas, mengingat yang bersangkutan adalah pejabat publik.

“Kalau itu benar, maka kita akan ambil langkah tegas karena beliau adalah pejabat publik yang harus berikan contoh yang baik,” tandasnya.

Untuk diketahui, Diduga Penjabat. Bupati Buru Djalaludin Salampessy dalam pesan WhatsAppnya, menuding jurnalis dengan sebutan “wartawan biadab”.

Baca Juga: Kolatlena: 2023 Pembangunan Talud TPU Werinama

Pernyataan yang terdapat dalam aplikasi WhasshApp grup OPD Buru yang beredar luas di media sosial dimana, komentar dalam chat yang juga diterima pengurus LBH Pers Ambon, diduga pernyataan itu dilakukan oleh Penjabat Bupati Buru, dengan pernyataan lengkapnya yakni “As wr, wb. Pak gub semoga Allah melaknati orang-orang ini. Pak Gub dating ada bawa bantuan dan pembangunan ratus miliar di Kabupaten Buru dan manfaat lain untuk masyarakat, tidak diberitakan tapi diberitakan hal lain. Biadab. Wartawannya segera kita tindak lanjuti Pak Gub. Terlihat jelas mantan punya permainan Pak, dong pancing demo, dan sudah siapkan wartawan, benar-benar keterlauan, Allah jauhkan Maluku, dari bala, Allah merahmati bapak dan keluarga, amin”. Demikian pernyataan yang diduga ditulis oleh Djalaludin. (S-25)